Bab 7. Ginseng Yang Berguna

259 32 3
                                    

Happy Reading

🌸🌸🌸


Tumpukan buku di atas meja hari demi hari berkurang setelah dibaca. Oleh karena Ling Shanshan sudah menyetujui persyaratan kakak keduanya, membaca dan minum obat tepat waktu menjadi kebutuhannya sehari-hari. Selain menghalau rasa bosan, dia juga mendapatkan pengetahuan baru.

"Buku milik Kakak kedua memang sangat bagus," gumam Ling Shanshan memuji buku di tangannya.

Sekarang dia sudah bisa menegakkan punggung, bersandar di kepala ranjang dengan sebuah bantal di letakkan di belakang punggungnya.

Ling Shanshan sedikit mengangkat kepala, matanya memandang jauh. Besok adalah hari kelima sejak perjanjian dimulai. Meski lukanya sudah kering, tapi nyeri pada lukanya masih terasa dan ada kemungkinan luka itu akan kembali terbuka.

"Nona."

Panggilan lembut itu menyentak Ling Shanshan dari lamunannya. Dia menoleh ke arah pintu masuk kamarnya.

Selain Ji Ying, ada satu orang lagi yang datang berkunjung pagi ini. Ling Shanshan menyipitkan mata lalu membuang muka ke arah lain ketika mengenali siapa tamu tak diundangnya.

Melihat sikap putrinya, Qiu Hong sedikit ragu untuk melangkah masuk. Namun dengan menguatkan hati, dia menghela napas dan menunjukkan sikap bijak dan lembut lalu duduk di sisi ranjang.

Tangannya meletakkan sebuah kotak kayu kecil di atas meja hingga terdengar suara ketukan kayu yang beradu.

Ling Shanshan menoleh pada meja di sebelah tempat tidurnya itu. Matanya menyipit.

Tidak perlu membukanya untuk tahu apa yang ada dalam kotak tersebut. Ling Shanshan ingat betul ukuran dan warna cokelat gelap pada benda itu sama dengan kotak pemberian pangeran keempat. Isinya tak lain pasti adalah ginseng yang katanya berusia lebih dari seratus tahun.

"Ambillah. Saat ini kau adalah orang yang paling membutuhkannya."

Ling Shanshan tidak langsung menjawab. Gadis itu terdiam sesaat lalu memasang sikap seakan berpikir.

"Sepertinya ada yang salah," kata Ling Shanshan sembari menatap kotak kayu itu.

Qiu Hong ikut berpikir dan dalam hati bertanya di mana letak sesuatu yang salah itu.

"Kau menjengukku dan membawakan ginseng pemberian Pangeran keempat ...  ini pasti bukan kebetulan, kan?"

Dahi Qiu Hong mengernyit dalam. "Apa yang kau maksud?" tanyanya heran, ada campuran kekesalan yang sekuat tenaga dia tahan. Niatnya datang hanya untuk memberikan ginseng, tidak untuk memukuli gadis itu lagi walau dia sangat ingin melakukannya.

Ling Shanshan mendengus melihat tatapan tak bersalah dari Qiu Hong. Dia kira Ling Shanshan tidak tahu niatnya?

Pertama, Qiu Hong memukulinya untuk memberinya pelajaran, kemudian memberikan ginseng itu padanya. Bukankah tindakan Qiu Hong itu sengaja untuk membuat Ling Shanshan tercekik oleh ucapan sendiri?

Ling Shanshan pernah mengatakan pada pangeran keempat bahwa dia tidak membutuhkan ginseng itu karena dirinya tidak sakit. Sekarang keadaan dengan cepat berubah dan sepertinya hukuman yang Qiu Hong berikan jelas ingin memperingati dirinya tentang kalimatnya itu.

"Ayah, ginseng ini diambil olehmu. Jadi, itu bukan milikku lagi. Kenapa tidak kau sendiri saja yang memakannya?" kata Ling Shanshan, dia dengan tidak sopan memalingkan wajah dari hadapan Qiu Hong.

Dada Qiu Hong seperti terbakar api. Kekesalan yang sedari tadi dia simpan mulai mendesak untuk segera keluar. Gadis ini selalu berhasil membuatnya mati terbakar.

TIME TRAVEL: One Last ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang