86. Mencari Rumor

1.3K 229 79
                                    

Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Aria by Yerin
Happy reading readers termwah!

👑👑👑

Seorang pria bersurai biru tua berada di atas dahan pohon. Ia memainkan serulingnya dengan indah. Sepoi-sepoi udara pagi mengibarkan pakaian sutera merahnya. Cahaya mentari menyinari wajah tampannya. Bulu matanya yang lentik sesekali berkedip dengan anggun. Netranya yang semula tampak lembut seketika menajam berbahaya. Ia menghentikan aksinya bermain seruling.

Harley melompat dari pohon rindang. Kedua kakinya yang bersentuhan dengan tanah mampu membuat dedauan kering dibawah terbang ke atas.

Seorang pria berpakaian hitam datang mendekati Harley.
"Saya memberi hormat kepada tuan muda semoga diberikan umur panjang," hormatnya.

Harley menaikkan satu alisnya menatap pengawal pribadinya.
"Katakan apa yang membuatmu menemuiku,"

"Tetua ingin tuan muda segera menemukan Tuan Cevin dan bunga kemurnian," ungkap pria itu.

"Kau menemuiku hanya ingin mengatakan hal itu?" dengkus Harley.

"Ti-tidak tuan," pengawal tampak sedikit ketakutan. "Saya tidak menemukan Tuan Cevin dimanapun. Ba-bagaimana bila tuan membawa Nona Evelin kepada tetua dengan segera? Sa-saya yakin Nona Evelin akan diperlakukan dengan baik,"

"Omong kosong!" kilah Harley. "Aku tidak akan membiarkan Evelin pergi,"

"Ap-apakah tuan muda menyukai Nona Evelin?"

"Tutup mulutmu! Aku hanya tak ingin tetua bahagia bila aku membawa Evelin kepadanya," Harley mengalihkan pandangannya dari pengawal pribadinya.

"Tuan, apakah tuan tak tertarik dengan bunga kemurnian? Bagaimanapun bunga kemurnian dapat membebaskan tuan dan bahkan semua bangsa penyihir, dari ilmu sihir yang sudah mengikat," tanya pengawal hati-hati takut tuannya murka kembali.

Harley tersenyum miris.
"Bila aku bisa terbebas dari bangsa penyihir maka aku akan masih mempunyai kekuatan sihir yang dapat melindungiku. Namun bagaimana dengan bangsa penyihir lain? Mereka tidak akan memiliki kekuatan sihir apapun. Lalu kau pikir setelah apa yang terjadi, bangsa penyihir akan diterima dengan mudah oleh Kerajaan Stevonia atau kerajaan lain?"

Si pengawal mengerti akan penuturan dari tuannya. Bangsa penyihir tampak hina di mata orang biasa. Mereka tidak akan dengan mudah menerima bangsa penyihir setelah apa yang dilakukan oleh tetua.
"Saya mengerti tuan, tolong maafkan saya. Lalu apakah tuan akan membiarkan tetua mendapatkan bunga kemurnian?"

"Bila tetua berhasil mendapatkan bunga kemurnian maka dia akan hidup abadi. Aku tidak akan membiarkan pria tua itu mendapatkan apa yang ia inginkan,"

***

Evelin mengambil sebuah botol kecil dari lacinya. Ia mengamati cairan putih bening yang berada didalamnya.
"Apa sebenarnya benda ini? Kenapa Flora bisa memilikinya?" batinnya. Ia membuka tutup botol kecil itu. Lalu diciumnya aroma cairan putih yang sedikit kental. Setelah itu ia segera menutupnya karena aromanya sungguh sangat tajam. Evelin langsung mengerti bahwa cairan itu sejenis obat atau racun.

"Velin, apa yang kau lakukan?" tanya seseorang dari balik punggung Evelin.

Evelin dengan buru-buru menyembunyikan botol kecil dibalik jubahnya. Gadis bersurai emas itu berbalik. Ia tersenyum tipis.
"Aku hanya sedang memikirkan untuk misi terakhir," alibinya.

Ada raut khawatir dari wajah Green yang tampan.
"Dengan berakhirnya ajang pemilihan permaisuri maka kau akan benar-benar pergi?" tanyanya. "Atau menikah dengan salah satu pangeran?"

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang