Kala itu, kesibukan melanda Albus, Newt, Jacob, Tina, Queenie, dan juga sebagian orang di Hogwarts. Tidak hanya ujian akhir dan ujian masuk, melainkan juga dengan beberapa kejadian yang melanda sekolah itu. Gellert tidak tahu dan tidak begitu memahami apa yang terjadi, namun Graham, sang pemilik café menyatakan agar mereka tidak begitu mencari tahu hingga ikut campur. Graham sendiri yang mendengar desas desus di sekitar orang-orang yang dekat dengan Hogwarts, menyatakan ada perbedaan pendapat yang berujung perkelahian antar klub sekolah.
Graham menyatakan bahwa saat itu yang sedang mengalami masalah adalah dua klub yang cukup terkenal dan disukai, klub Griffindor dan Syltherin. Klub ini didasari dengan sifat dan karakteristik yang dimiliki setiap anggotanya, dimana Griffindor pemberani, punya nyali besar, tak pernah takut, hingga sangat suka berpetualang. Griffindor merupakan cerminan klub yang positif sekaligus memiliki nilai besar bagi siapapun yang tergabung di dalamnya. Mirip namun mengarah ke arah yang cukup buruk, itulah cerminan dari Syltherin. Anggotanya kebanyakan berisikan anak orang kaya yang dimanja, mudah tersulut emosi, suka pamer kekuatan dan status dibandingkan keahlian, dan kebanyakan bersembunyi di balik bayangan ketika banyak hal sudah sulit diterima oleh klub atau para anggota. Walau masih terdapat dua klub lainnya, dua klub inilah yang lebih mencolok dibandingkan dua klub sisanya.
Karena itu Graham menyimpulkan bahwa baik para guru dan staf sekolah kini sedang sibuk dengan beragam macam hal juga masalah yang disebabkan dua klub yang bertolak belakang itu. Hingga baik Albus maupun keempat murid yang cukup dekat dengannya itu pun jadi jarang mengunjungi café dimana Gellert dan Graham berada. Graham pun memutuskan untuk membuka café lebih siang dari biasanya ketika orang-orang lebih ramai di sekitar café.
Gellert yang hari itu datang cukup siang pun sudah melihat Graham memasuki pintu belakang gedung café miliknya. Gellert hanya bisa tersenyum senang melihat sosoknya yang juga terlihat sedang senang dan mungkin cukup antusias. Bisa saja ada kabar dari Albus ataupun Newt perihal Hogwarts dan juga diri mereka sendiri.
Namun Gellert berhenti melangkah, ketika mendapat sosok yang sudah lama tidak dilihatnya di café maupun sekitar café. Gellert jadi teringat status pemuda itu dari Graham saat Gellert cukup kecewa karena tidak melihatnya lagi datang ke café. Gellert mengerjap beberapa kali, ragu apakah langsung masuk ke café atau bertukar sapa dulu dengan pemuda itu. Setelah mendapatinya berhenti di tengah jalan dan mendesah panjang, Gellert melangkahkan kakinya mendekati pemuda itu.
"Anu, Mr. Scamander!"
Pemuda itu mendongak terkejut saat namanya dipanggil. Seraya menoleh kesana kemari mencari orang yang memanggilnya, sosok Gellert yang menghampiri pun membuatnya mengerjap. Setelah melihatnya cukup jelas, pemuda itu membelalakan mata.
"Mr. Grindelwald!"
Gellert tersenyum. "Tidak perlu begitu sopan, Mr. Scamander. Anda bisa memanggil saya cukup dengan Grindelwald."
Pemuda itu tertawa kecil. "Begitu? Baiklah. Sudah lama tak melihatmu, Grindelwald."
"Justru itu perkataan saya, Mr. Scamander. Saya dengar dari pemilik café, bahwa anda cukup sibuk di pemerintahan." Gellert mendapati pemuda itu tertawa lagi. "Sayang sekali, kesibukan anda membuat anda tidak lagi bisa datang ke café kami."
"Serius, anda benar sekali." Keduanya tertawa kini. "Saya ingin sekali menyegarkan diri dengan datang ke café, sayang sekali, waktu tidak mengizinkan saya."
Gellert mendapati pemuda itu mendesah panjang lagi. "Bagaimana bila hari ini?" Gellert mengayunkan tangannya ke arah café yang sudah terlihat dibuka pelindungnya.
"Kebetulan karena beberapa hari ini sepi, kami buka lebih siang. Ah, bila anda benar-benar tidak sibuk."
Pemuda itu menoleh ke arah café yang ditunjukkan oleh Gellert, sebelum tersenyum kecil. Gellert mendapatinya memandang dengan ekspresi menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never too Late to Fall in Love
FanfictionGellert Grindelwald hanyalah seorang barista dan pelayan cafe yang sedikit ahli. Albus Dumbledore adalah seorang professor yang disukai dan dikenal di sekolah tempatnya mengajar, Hogwarts. Keduanya bertemu tanpa sengaja dan menjadi teman dekat yang...