4. Berkat mochi dan anton

27 0 0
                                    


Sujud syukur! Hari ini full di sekolah Elvano gak ganggu Alena, gak tau deh dia dimana, yang penting gak dateng ke depan mukanya, tapi penasaran juga, apa dia patah tulang karna di tendang ayahnya.

kling!

"MASUK!", Alena udah tau, yang dateng pasti pacar dari kakak kakaknya itu, ya. Karna ayahnya lagi dinas dua hari di luar kota.

"Eh, adek. Mana kak manda?", Alena yang duduk di depan tv layaknya penunggu rumah, menatap dari atas sampe bawah ikhsan, cowok letoy dan lemah gemulai, entah apa yang buat si manda tergila-gila sama ikhsan.

"Bawa apa ni hari ini", tagihan Alena, langsung ikhsan balas dengan senyum giginya. "Ni dek buat jajan", amplop yang berisi uang tergeletak di meja ruang tv.

"Kak manda di belakang, inget jangan macem-macem, lain kali kalo dateng kesini waktu ada ayah,. ya kak ikhsan", denger nama ayahnya aja udah buat ikhsan takut, apalagi ketemu.

Kling!

"MASUK!"

"dek, lagi ngapain kamu?" Alena memutar bola matanya, basa-basi yang paling basi. "Lagi berenang sambil masak"

Aldo terkekeh. "Dania mana, dek?"

"Di kamar, tapi lo jangan masuk kamarnya, biar gue panggil", Aldi mengangguk, Alena sudah seperti satpam rumah.

"Bawa apa dulu hari ini?"

"Tenang, dek. Ni, kakak bawain martabak", Alena membisu, cuman martabak? Ini aldo miskin amat, tapi bisa buat Dania kepincut.

"Udah?", Aldi tahu maksud Alena. "Besok gue bilangin papah, lah. Kalo lo kesini ngapelin kakak gue-"

"Belum turun dek gajiannya" aldo kelewat jujur, Alena gak malak, cuman iseng sumpah deh.

Alena menghela napas kasar. "KAK DANIAAAA!!! ALDO NIH!" teriakan maut berhasil buat aldo tutup kuping.

"Sana ke belakang, besok kalo kesini waktu gajian turun."

Kling!

"Ma-" ucapan nah berhenti, tersadar kalo dua cowok itu udah masuk, lah ini kok ada lagi, siapa?. Gadis yang pake piyama pink itu segera buka pintu rumahnya.

Ternyata. Perasaan gak enak Alena tadi benar. Malem-malem gini Elvano udah sampe di depan rumahnya.

"Lo ngapain disini?."

"Emang gak boleh?, Kata ayah lo kemaren, kalo mau kerumah, kerumah aja."

"Ayah gue gak ada dirumah."

"Yaudah", Alena langsung mendorong tubuh Elvano, waktu mau nyelonong masuk rumahnya. "Mau ngapain?"

"Masuk. Kenapa? Kan gak ada ayah lo"

"Enggak. Lo tu ya-"

meong!meong!meong!

Teriakan mochi! Membuat Alena yang udah mengepalkan tangannya untuk menonjok el terhenti. "Mochi!", Gadis itu meninggalkan Elvano, eh enggak, Elvano malah ngikutin Alena.

Sampai di kamar Alena. Ternyata dia lihat kaki mochi kejepit pintu lemarinya.

"Mochi!.", Melihat Alena seperti pahlawan kemaleman nyelametin kucing bolot itu, Elvano terkekeh kecil.

"Dasar kucing bolot. Tinggal diem di kandang pake naik-naik lemari.", Alena dengan menggendong mochi menghampiri Elvano yang masuk ke kamarnya juga.

"Bolot bolot, lo tu yang bolot, gak liat ni kakinya berdarah."

"Udah gue liat, mangkanya jadi kucing jangan BO-LOT."

"Elvano keluar sekarang!." Sentak Alena.

**

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang