GADIS SERIBU MIMPI DAN SEJUTA LUKA [ TAMAT ]

15.Turnamen basket

Jangan sesekali merendahkan lawanmu, karna kita belum tau apa yang akan ia lakukan, jika ia selesai  dengan menyusun strategi nya
~•~

"Mana kunci motor" ujar varel menajamkan mata saat bertatapan langsung dengan ayahnya

" Buat apa Nak ?, Ayah ga bakal kasih kamu kunci motor sebelum kamu menerima kenyataan serta memaafkan ayah" ujar ayah

"Oke, gue bakal pergi dari rumah ini" ujar varel memutuskan kontak denganayahnya, beranjak pergi dari sana

"Kamu sangat keras kepala varel"ujar ayah sembari menyeruput kopi nya

"Seperti yang anda lihat, saya sama seperti anda heh" ujar varel tanpa menoleh serta terkekeh pelan

"Jaga bicara mu varel ! Saya ayahmu"

"Ayah mana yang mementingkan  karirnya daripada anak dan istrinya ehm ?" Ujar varel berbalik menatap tajam

"Kalau ayah tetap bersih keras bersama kalian, maka kita tidak sampai dititik ini mungkin kita sudah dibawah jembatan layaknya pengemis gimana sekolahmu dan juga kebutuhan ekonomi kita varel ! " Ujar ayah meletakan secangkir kopi nya diatas meja

"HAHAHA dengar!, kebahagian tidak bisa dibeli oleh uang dan dengan kekayaan yang melimpah, see, now what happens when dad is concerned with career, Mungkin ibu ga akan meninggalin varel ! " Ujar varel dengan mata yang berkaca-kaca

" Segitu pedulinya sama pekerjaan? ayah gatau rasanya ngeliat anak orang lain berkumpul bersama ayah dan ibunya, tertawa bersama, menghabiskan waktu mereka membuat kenangan bahagia "

" lalu apa dengan kita? ga ada sama sekali dari kecil sampai sekarang ucapan itu lah yang ayah lontarkan ketika kita bertengkar seperti ini, ayah ga bisa membagi waktu "

" ayah egois! ayah selalu mementingkan pekerjaan daripada keluarga, banyak orang di luaran sana yang bisa membagi waktu untuk anaknya beserta istirinya ayah !! "

" sampai saat ini, ayah hanya bisa berkata, merelakan, merelakan dan berdamai. persetan dengan itu semua, varel muak ! "

dada varel naik turun, nafas tak beraturan menahan lolosan air bening dimatanya

menatap ayahnya dengan kebencian, luka, dan kesedihan yang dialaminya sekarang.

hanya ada satu kata saat ini, muak.

"Sudahlah Nak, memang ibumu yang tidak bisa bertahan, jangan menyalahkan ayah, suatu hari nanti kamu akan ngerti saat kmu menjadi seorang ayah " ujar ayah

"Cukup yah, tidak ada waktu untuk berdebat dengan ayah sekarang serahin kunci motor serta kartu debit varel, atau varel akan benar-benar pergi dari fucking house ini ! "

Ayah varel hanya menghela nafasnya, dan langsung memberi apa yang anaknya minta tersebut. Sudah cukup ia ditinggalkan oleh istrinya tidak dengan varel. ia tidak sanggup menerima itu semua

*******

Selesai dengan pertengkaran kecil itu, varel bergegas menuju garasi motornya dan melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata

Mood nya hancur saat bertengkar dengan ayahnya, sesampai nya ia disekolah, varel bergegas memasuki ruangan latihan basketnya untuk bersiap-siap melawan SMA tetangga

" Yo bro, are u okay ? " Tanya fajar sang ketua basket.

"Hm" varel menjawab nya dengan berdehem

" Lo kenapa rel ? " Tanya Rifki, ia juga salah satu anggota basket