Still Flashback.Setelah mengantar Joanna ke stasiun, Jeffrey langsung kembali ke rumah si bos besar. Karena dia memang harus lekas bersiap sebelum fajar. Sebab bosnya memang morning person dan benci kemacetan.
"Kamu tidak tidur lagi?"
Tanya Gustava, pria berusia kepala enam yang saat ini masih tampak bugar meskipun rambutnya telah beruban.
"Iya, Mister. Tapi saya sudah minum dua gelas kopi setelah sarapan. Jadi aman!"
Gustava mengangguk singkat. Lalu membuka iPad yang diberikan oleh asisten pribadinya. Perempuan cantik berusia 30an yang saat ini duduk di sampingnya.
Jeffrey terus saja menatap depan. Fokus menyetir dan membelah jalan. Agar mobil yang sedang dikemudikan lekas tiba pada tujuan. Meskipun rasa sakit di perutnya mulai terasa.
Sebab dia berbohong soal sarapan. Apalagi tentang dua gelas kopi yang diminum pada Gustava. Karena nyatanya, Jeffrey minum lima gelas kopi karena dia tidak tidur sejak dua hari sebelumnya.
Semua ini tentu saja dilakukan demi Joanna. Agar bisa menemani pacarnya lebih lama sebelum dia kembali pulang. Karena Jeffrey memang tidak bisa sering-sering pulang ke kampung halaman. Mengingat dia memang sedang mengumpulkan uang untuk menikah, untuk masa depannya. Dengan Joanna, siapa lagi memang?
Jika kalian mengira Jeffrey berasal dari keluar berada? Maka jawabannya salah besar. Karena nyatanya, keluarga Jeffrey cukup sederhana. Sama seperti orang tua Joanna. Bahkan, mereka tidak lebih mapan dari orang tua Joanna yang memang selalu kerja dari pagi hingga malam.
Bahkan, Jeffrey sudah bekerja sejak sekolah dasar. Ikut membantu ayahnya di bengkel yang dibuka dekat pasar. Dia juga cukup rajin menabung sampai bisa membeli motor besar impiannya ketika masuk SMA. Tentu saja dengan bantuan si ayah karena merasa kagum dengan kegigihan anaknya.
Jeffrey anak tunggal. Tidak seperti Joanna yang pada saat itu sudah memiliki satu adik laki-laki dan perempuan. Karena Amara memang lahir belakangan. Bahkan setelah Jeffrey dan Joanna putus dan lost contact.
Setelah Gustava dan asistennya turun. Jeffrey langsung memarkirkan mobilnya di tempat biasa. Kemudian membuka ponselnya. Mengirim pesan pada pacarnya. Kemudian turun dari mobil dan menuju kamar mandi terdekat.
Setelah dari kamar mandi, Jeffrey terus saja menatap ponselnya. Karena dia memang telah memiliki pekerjaan lain selain menjadi supir Gustava. Menjadi dropshipper pakaian di Facebook dan Instagram.
Tidak menggunakan akun pribadi namun akun baru yang sengaja dibuat untuk menarik calon pembeli wanita. Ya, menggunakan wajah tampannya tentu saja. Tidak heran jika Jeffrey sampai bisa membawa Joanna ke hotel bintang lima sebelumnya. Karena sejak awal, Jeffrey memang telah memiliki tabungan dan akan terus bertambah setiap harinya.
Cintaku ❤️ : aku sedikit mengantuk. Tapi akan aku usahakan tidak tidur. Takut. Ini kali pertamaku naik kereta. Sendirian pula. Sekarang aku sedang makan roti isi abon sapi yang kamu belikan. Enak sekali. Kamu sudah sarapan?
Jeffrey langsung membalas pesan Joanna setelah terlihat di layar ponselnya. Mengabaikan ratusan pesan para wanita yang sedang bertanya atau bahkan hanya bermodus ria saja. Karena nyatanya, Jeffrey memang bisa setia pada satu wanita.
9. 10 PM
Joanna baru saja bangun tidur. Dia juga langsung turun ke lantai satu karena lapar dan haus. Membuat ibunya yang sedang menyetrika baju langsung menyapanya saat itu.
"Pasti lapar, kalau makan jangan berisik! Adik-adikmu tidur di sini!"
Joanna langsung mendekati ranjang besar yang ada di ruang keluarga. Mencubit pipi kedua adiknya bergantian karena gemas dan merindukan mereka. Sebab selama orang tuanya kerja, mereka memang diasuh oleh tetangga. Pulang-pulang jika malam. Tidak heran jika Joanna sering merasa kesepian di rumah.