fifth

19 1 0
                                    


Yeah akhirnya aku up lagi setelah beberapa Minggu yang berat ini. sebenarnya scrift ini sudah aku tulis dari lama. Scrift ini aku tulis saat aku menuntut ilmu di penjara suci kata kebanyakan orang hhhe saat itu kegiatan diponpes lagi padat padatnya jadi aku punya inisiatif buat cerita romance ala ala pak dosen killer untuk sedikit meringankan hari hari ku disaat itu. Eeh sebenarnya karakter pak Zein disini aku terinspirasi dari seseorang yang killer nya minta ampun di ponpes hhhe. Tapi sorry banget aku tidak punya niat memberi tahu siapa orangnya.maafkan Mimin yaaa.
Oh iyaa please tekan bintang nya dong
Rate and comment itu yang terpenting.



"Anas bin Malik menceritakan bahwa suatu ketika nabi di rumah salah seorang istri beliau, tiba-tiba ada salah satu istri beliau mengirimkan mangkuk berisi makanan. melihat hal itu, sang istri memukul tangan pelayan pembawa makanan tersebut hingga terjatuh mangkuk tersebut dan pecah.menyaksikan peristiwa itu, beliau tidak marah. bahkan beliau langsung mengumpulkan kepingan-kepingan pecahan mangkuk tersebut serta membersihkan makanannya untuk disuguhkan kepada para sahabat. Beliau berkata " ibu kalian sedang cemburu" lalu nabi menahan pelayan tersebut dan beliau memberikan kepadanya mangkuk milik istri yang sedang bersama beliau untuk diberikan kepada pemilik mangkuk yang pecah. mangkuk yang pecah beliau simpan di rumah istri yang sedang bersama beliau.(H.R Bukhori)"
Sasya, Fatimah, Aisya serta anggota yang lain menyimak cerita yang diceritakan oleh ustadzah Maimunah di majelis pengajian mereka siang ini

"coba kalian lihat nak.... bagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wassalam menyikapi keadaan orang yang mungkin bisa dibilang Di luar batas. Beliau menyikapi dengan tenang tanpa menghardik ataupun memarahi istrinya. beliau berbuat demikian karena beliau memahami bahwa perasaan cemburu seorang perempuan dapat diibaratkan gelombang air laut yang naik, namun secara cepat ia akan turun dengan sendirinya"ucap ustazah Maimunah dengan senyumannya.

Fatimah, Aisya dan Sasya terkagum-kagum dengan sosok Rasulullah, memang benar bahwa sesungguhnya idola yang sepatutnya dijadikan idola adalah sosok Rasulullah bukan oppa oppa Korea yang sekarang sedang heboh hebohnya diidolakan hampir oleh semua remaja wanita di dunia khususnya remaja di Indonesia sekarang ini termasuk Mimin sendiri sih hhe. Eeh??

                    _____________

"Assalamualaikum Bu...."ucap seorang laki-laki ketika melihat seorang wanita yang dicintainya duduk di teras dibantu dengan kursi roda. semenjak ayahnya meninggal dalam insiden kecelakaan 1 tahun yang lalu membuat ia sangat menyayangi ibunya yang depresi dan menderita kelumpuhan kaki akibat kecelakaan itu.

"Assalamualaikum Bu...."ucapnya mengulang salam yang sebelumnya tidak dijawab oleh Nissa, sang ibu.
Nisa menoleh kemudian tersenyum lembut

"waalaikumsalam"jawabnya tersenyum senang sadar dari lamunannya

"Ibu mikirin apa? Sampai tidak mendengar salam Zain "Zein meraih tangan Nisa dan menciumnya, kemudian duduk di kursi di depan ibunya

"Ibu itu mikirin kapan kamu nikah Zein"Nisa tersenyum jahil. Zein hanya menghembuskan nafas ia sudah tahu ibunya pasti akan menyinggung masalah itu. akhir-akhir ini ibunya sering sekali membercandainya dengan hal-hal seperti itu. namun, lama-kelamaan ia khawatir candaan ibunya itu pasti akan menjadi serius di kemudian hari.

"Hmm... Zahra siapa yang jemput Bu?"alih-alih menimpali ucapan ibunya ia malah mengalihkan pembicaraan tentang adiknya yang sedang mengikuti olimpiade sains mewakili sekolahnya di pusat kota. Adiknya itu memang mewarisi kepintaran ayahnya di bidang sains.
Nisa tertawa mendengar pertanyaan anaknya yang berusaha mengalihkan pembicaraan

"Kamu itu udah besar Zein"ucap Nisa menepuk pundak Zein

"Umurmu sudah di akhir 20 tahunan sebentar lagi 28 tahun saatnya ibu melihatmu bahagia. lihat teman-temanmu yang lain ada yang sedang mempersiapkan pernikahan bahkan sudah ada yang menikah dan memiliki anak kan??"Zen masih mendengarkan ibunya dengan sabar

"Teman dekatmu Rava ibu dengar sebulan lagi akan menikah kan??"Nisa lanjut bertanya. Zein hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan ibunya itu. memang benar teman dekatnya rava akan menikah bulan depan.

"Zein... Rava punya adik perempuan nggak sih?? gimana kalau ibu jodohin aja kamu sama adiknya"ucap Nisa dengan sangat riang karena dia merasa telah menemukan jalan keluar dari permasalahan anaknya itu. Zein hanya geleng-geleng keheranan, kenapa ibunya itu bisa berpikir seperti itu? adik temannya sendiri??? ini gilaaa

"Aah....ibu. tidak mungkin Zein menikah dengan adik teman zein sendiri"Zein langsung membantah ide Nisa. Iya takut jika dibiarkan Nisa akan nekat menjodohkannya.

"Apanya yang tidak mungkin? Ini bagus untuk kamu dan rava. Kamu tidak perlu susah untuk mencari identitas dari calon istrimu kan kamu sudah tahu kalau jika keluarga Rava itu baik-baik dan Rava tidak akan susah-susah mencari jodoh yang baik untuk adiknya"Nisa masih mempertahankan keinginannya.

"Jika dipikir-pikir rava juga tidak akan keberatan akan hal itu"  Nisa Masih lanjut dengan argumentasinya.

"Iya ibu... Zein tahu itu tidak akan menjadi masalah bagi Zein dan Rava tapi....." Zayn menghela nafas memikirkan bagaimana memberi penjelasan tanpa menyinggung sang ibu.

"Tapi... Ini menyangkut hidup adiknya Rava Bu. Dia pasti punya impian, dia pasti punya cita-cita dia juga pasti memiliki seseorang yang dia cintai. apalagi, ditambah anak-anak sekarang tidak akan langsung menerima perjodohan karena zaman ini sudah berbeda Bu. Zein harap ibu jangan gegabah, hal ini akan Zein pikirkan matang-matang nanti jika sudah menemukan solusinya, orang yang  pertama kali Zein kabari adalah ibu. percaya sama Zein!" Zein menatap lembut manik mata ibunya.

"Iya zein ibu percaya" nisa tersenyum

"tapi ibu bakalan tetap membicarakan ini dengan orang tuanya rava... Ibu tidak perduli hasil akhirnya bagaimana yang penting ibu harus lega memberitahu rencana baik ini kepada Aminah dan habib" Nisa tersenyum
"Sekalian silaturahmi zein... kan ibu sudah lama tidak silaturahmi ke rumah mereka"lanjut Nisa memotong anaknya yang terlihat akan membantah.

DOSEN(DO_eh SE_uami N?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang