05

284 1 0
                                    

Tuhan kuatkan aku, menerima semua ini
Jika dia memang untukku,
Kuharap kembalikan dia padaku
Biar Aku Yang Pergi - Aldy Maldini

~~~

Pagi harinya, Intan segera masuk ke kantor setelah selesai pumping ASI dan memberikannya kepada ART rumah Hesti.
Intan terkejut saat mendapati Raffa duduk di tempat duduknya.

"Baru datang?" Tanya Raffa.

"Iya mas, tadi habis nitipin ASI ke bibi langsung ke kantor" Jawab Intan jujur.

"Jadi selama ini kamu sebelum berangkat ngantor ke rumah Hesti dulu?" Tanya Raffa lagi.

"Iya, gimana?"

"Kenapa ngga bilang sama aku. Kan aku bisa nungguin kamu dan kita bisa berangkat bareng."

"Dan aku bakalan diamuk sama istri kamu gitu?" Tanya Intan sarkas.

"Bukan begitu..." Ucapan Raffa terputus.

"OHHH JADI BEGINI KELAKUAN KALIAN, PAGI PAGI UDAH MAIN SELINGKUH?" tiba-tiba suara Hesti terdengar menggelegar.

Raffa bangkit dari tempat duduk Intan dan segera berlalu meninggalkan Intan menuju ruangannya sambil menarik tangan Hesti. Sementara Hesti tersenyum kemenangan karena ia merasa dipilih oleh Raffa.

"Hadeh baru aja selesai bicara malah kejadian, lain kali gamau asal jeplak dah" Keluh Intan sembari mendaratkan pantatnya pada kursi tempat ia bekerja.

Intan menoleh melihat sebuah foto sebuah panti asuhan yang terletak di daerah Bekasi yang jaraknya lumayan jauh dari Jakarta, tempat ia menyumbangkan sisa uang miliknya. Kemudian ia memiliki ide untuk beralih profesi menjadi pengajar disana.

"Wey ngalamun teros" Seru Starla. "Elu udah kelar laporannya?" Lanjutnya.

"Udah nih, udah mau gw serahin ke pak Umar juga" Jawab Intan beranjak dari kursinya.

Intan segera melangkahkan kaki ke ruangan Pak Umar sembari berfikir
'apa sebaiknya gw resign dari sini dan mengabdi di panti aja ya? Toh disono kayaknya gw lebih aman dari rasa sakit hati akibat ngeliat kemesraan Mas Raffa dan istrinya'

Hingga tak terasa ia sampai di depan ruangan Pak Umar dan mengetuk pintu ruangan tersebut

"Permisi pak Umar selamat siang, saya mau ngumpulin ini" Kata Intan sambil menyerahkan dokumen itu.

"Baik mbak Intan saya terima, terimakasih laporannya mbak Intan selalu sesuai deadline ga pernah ngaret barang 1 jam aja" Kata Pak Umar.

"Sama-sama pak Umar, maaf pak izin bertanya"

"Gimana mbak?"

"Begini pak, kalo mau mengundurkan diri atau resign dari kantor ini bagaimana prosedurnya pak?"

"Loh loh mbak Intan mau resign???? Kenapa? Selama ini saya lihat mbak Intan nyaman-nyaman aja disini kenapa tiba-tiba minta resign mbak?"

"Eum begini pak saya diminta untuk merawat ibu saya yang sedang sakit di kampung pak" Intan mencari alasan yang logis.

"Yasudah, kalo memang keadaannya mengharuskan begitu ya bagaimana lagi, saya tidak bisa memaksa hanya menyayangkan saja. Saran saya mending kamu tanyakan langsung ke bagian HRD mbak" Jelas Pak Umar.

Setelah itu Intan berpamitan kepada Pak Umar dan menuju keruangan HRD untuk menanyakan perihal prosedur pengunduran diri.

Intan ingin mengundurkan diri selain karena urusan panti, ia juga merasa tidak dibutuhkan lagi oleh Raffa dan ia ingin pergi jauh darinya.

"Kamu mau resign?" Tanya seseorang setelah Intan keluar dari ruangan HRD.

"Eh Mas Raffa, iya mas aku rasa aku udah ga cocok lagi sama pekerjaanku ini." Jawab Intan berbohong.

"Ga pilih mengajukan naik jabatan?" Tanya Raffa lagi.

"Engga, keputusanku final aku mau resign mas."

"Terus kita gimana? Hubungan aku dan kamu, juga Rain" Suara Raffa memelan saat mengucap kalimat itu.

"Bukankah kamu udah bahagia mas dengan keluargamu? Udah lah mas, anggap saja kita selesai. Cukup mas, aku sudah lelah terus menerus dicecar oleh Hesti istri kamu. Aku capek mas..." Intan mencurahkan isi hatinya.

"Bertahanlah sayang bukan buat aku tapi buat anak kita" Rayu Raffa.

"Aku sayang Rain tapi ini caraku menyayanginya. Walaupun aku tau resikonya di masa depan nanti dia akan membenciku tapi setidaknya ini yang paling aman buat dia..." Dengan terisak Intan menjelaskan.

"Sudah ya mas aku mau berkemas dulu" Pamit Intan.

"Jika aku rindu kamu, kemana aku harus mencarimu sayang?" Tanya Raffa mencekal tangan Intan.

"Anggap aja aku sudah tidak ada didunia ini mas"

"Orang meninggal aja ada makam sebagai tempat untuk ditemui jika ia dirindukan oleh keluarganya" Bantah Raffa.

"Anggap saja aku meninggal karena kecelakaan pesawat atau tenggelam didasar lautan yang menyebabkan jasadku susah dikenali ataupun tidak dapat ditemukan" Celetuk Intan ngawur dan berlalu meninggalkan Raffa.

Semakin ngawur ceritanya wkwkwk

Teman RanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang