Dare tiga puluh satu

183 14 0
                                    

Vote + komennya ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote + komennya ya guys... Kalo kalian suka cerita-cerita saya boleh follow sekalian:))

°°°

Seorang lelaki menghela napas berat wajah lebam masih memenuhi wajahnya dia harus kembali duduk di meja interogasi yang berada di dalam gudang markas anggota Attacker setelah tadi Zidan dan Shaka  menarik paksa dirinya agar tidak lari. Kelvin menurut walaupun awalnya memberontak tetap saja mereka dapat membawa Kelvin sampai ke hadapan Arlon. Lelaki bermata besar itu melemparkan benda kecil hasil temuan Jayden ke hadapan Kelvin. Dia nampak biasa saja malah membalas dengan senyuman kecil. Kenapa dia harus di kelilingi orang cerdas?

"Lo dibayar berapa? Lo pikir dendam bisa menyelesaika masalah, Berapa lama lo kerja sama bareng si Vektor?"

"Kenapa lo mau mukulin gue lagi. Nih, silahkan kalo menurut lo gue emang pantes mati!"

"Hmm... GUE BENCI SAMA LO SAMA GAVIN SAMA Si Vektor AN***G! PUKUL GUE! LO GAK TAU RASANYA KEHILANGAN ABANG PALING LO SAYANGI DI DUNIA INI SEKALIGUS SATU-SATUNYA ORANG YANG PEDULI SAMA GUE!"

"Gavin ngelindungin gue waktu itu. Dia udah nebus kesalahannya jadi abang buat gue dia mati gara-gara gue." Kata Kelvin nadanya memelan. Pria di hadapan Kelvin menggebrak meja, napasnya naik turun, serta tatapan penuh amarah mengarah pada lelaki di hadapannya. Arlon menarik kerah seragam Kelvin kehadapaannya, menandakan amarah mulai menguasai. Berani sekali dia mengaku setelah menyebar fitnah bahwa dirinyalah yang melenyapkan pemimpin mereka!

"Bagus banget Lo ngaku, hah!" Arlon mengeraskan cengkraman pada kerah seragam Kelvin nadanya terdengar membentak yang dibatasi oleh meja kayu.

"Gavin ngelindungin gue. Dia kena tusuk gara-gara ngelindungin gue dari si Raja," ucap Kelvin memalingkan wajahnya. Arlon membuang muka, menenangkan diri menahan amarah mendengar perkataan Kelvin. Dia melepaskan cengkeramannya.

"Cuma satu tujuan gue ngancurin anak-anak Vektor!" Lanjutnya bersekukuh menatap Arlon padangan Kelvin berkaca-kaca jika mengingat sang kakak yang sudah berada di atas sana.

Arlon mendengus menyisir rambutnya kebelakang lalu berbalik menatap tajam Kelvin, "LO PIKIR DENDAM BISA MENYELESAIKAN MASALAH! GAVIN MENINGGAL GARA-GARA APA BRO, BALAS DENDAM DAN SEKARANG LO MAU APA YANG TERJADI SAMA GAVIN TERULANG KEMBALI, HAH!"

"LO GAK USAH SOK PEDULI LAH, LO GAK TAU TENTANG GUE HIDUP GUE! LO GAK USAH IKUT CAMPUR MASALAH GUE, LON!" Balasnya tak kalah tajam seketika ruangan setengah gelap karena cahaya hanya berasal dari jendela luar  seketika berubah menegangkan dipenuhi kedua pria yang tengah berselisih. Arlon segera duduk di bangku depan meja kayu yang membatasi mereka. Kelvin melangkah pergi.

"Gue gak mau Lo apa yang Gavin rasain terulang kembali. Lo temen gue, vin!" Nada bicara Arlon memelan menenangkan diri. Kelvin tersenyum getir menghentikan langkahnya, "Gak usah ikut campur!" Setelah itu dia kembali melangkah membuka pintu usang keras-keras.

ZERLON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang