1. Kiss✔

77.1K 1.1K 11
                                    

Hai semuanya!!
Selamat datang di cerita baru Tan...
Hehe... Semoga kalian suka ya...





Dengan langkah pelan Zio berjalan keluar dari club. Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam.

Langkah Zio terhenti saat seseorang menahan tangannya.

Cup.

Belum sempat memberontak Zio dikagetkan dengan bibirnya yang tiba tiba dicium.

Ciuman yang begitu lembut.

Seorang gadis dengan beraninya mencium bibir Zio. Zio ingin mendorong tubuh gadis itu tapi gadis itu malah semakin mendekatkan tubuhnya.

Gadis itu memeluk erat leher Zio sambil terus melumat bibir Zio dengan lembut. Kepala Zio terasa berputar ciuman ini terlalu lembut membuat jantung Zio berdebar kencang.

Hah...

Hah...

Zio membalas ciuman gadis itu membuat gadis itu tersentak. Dengan pelan Zio membalas melumat bibir manis gadis itu.

Zio memeluk pinggang gadis itu dengan erat agar tubuh mereka semakin menempel.

Zio tak perduli hal lain lagi yang dia pikir akan sekarang hanya bibir gadis ini. Bibir ini harus diberi pelajaran karena sudah berani menciumnya.

Hah...

Hah...

Ciuman mereka semakin panas saat lidah mereka mulai berbelit. Gesekan hangat di dalam mulut mereka membuat mereka semakin mabuk kepayang.

Nafas mereka berdua memburu saat ciumannya terlepas.

"K-kak Zio..."lirih gadis itu.

Zio menatap lekat gadis di hadapannya dan seketika tersentak. Sedangkan sang gadis tak kalah kagetnya dia harus segera pergi dari sini.

"Lo?..."ucap Zio pelan.

Gadis itu meneguk ludahnya susah payah tubuhnya bergetar hebat. Telapak tangannya yang dingin tak bisa membuka pelukan Zio di pinggangnya.

Gadis itu lemas.

Mengetahui yang telah dia cium dengan lancang adalah seniornya di kampus. Dan parahnya orang itu yang selalu membullynya selama ini.

"Venia?"ucap Zio.

Deg.

Venia terkejut saat Zio mengetahui namanya. Bukankah Venia terlihat sangat berbeda?

Kenapa Zio bisa tau?

"Heh jalang!!"

Mereka berdua menoleh ke sumber suara. Seorang pria setengah paru baya menatap tajam Venia.

Venia tak sadar meremas lengan Zio membuat Zio menoleh padanya.

"Berani beraninya lo cium dia!!"

"Gue yang udah nyewa lo!!"

Pria itu mendekat menarik tangan Venia membuat Venia takut. Venia menoleh pada Zio menatap penuh permohonan Zio.

"K-kak tolong aku..."ucap Venia.

"Lepasin jalang gue!!"

"K-kak Zio..."ucap Venia menggelengkan kepalanya pelan.

Zio menghela nafas pelan kenapa dirinya harus menghadapi masalah seperti ini?

Zio menatap tajam pria yang memegang tangan Venia. Zio segera melepaskan genggaman pria itu lalu mendorong Venia agar berdiri di belakangnya.

Venia menghela nafas lega karena Zio akan menyelamatkannya.

"Sorry, tapi dia udah jadi milik gue! Mending lo cari yang lain!"ucap Zio.

"Nggak bisa gitu!! Gue udah bayar!!"

"Gue ganti, berapa?"ucap Zio mengeluarkan handphone dari saku jas yang dia pakai.

Pria itu tampak terkejut dengan perkataan Zio.

"Berapa?"ucap Zio.

"Lima puluh juta!"

"Oke, tulis nomor rekening lo!"ucap Zio mengulurkan handphone nya.

Pria itu mengetikkan rekening miliknya lalu mengembalikan handphone Zio. Zio segera mengirimkan uang itu.

"Selamat lo jalang!"

Setelahnya pria itu langsung kembali masuk ke dalam club. Zio memutar bola matanya lalu membalikkan badannya menatap Venia.

"Ikut gue!"ucap Zio segera menarik tangan Venia.

...

Venia duduk tak tenang di sofa kamar Zio. Zio membawa Venia pulang ke rumah besarnya.

Telapak tangan Venia masih dingin karena takut.

Ceklek.

Zio keluar dari kamar mandi setelah berganti baju dan membasuh mukanya. Zio melepaskan handuk kecil ke sofa di samping Venia.

Venia meremas tangannya takut dia juga menutup matanya membuat air matanya jatuh begitu saja.

"Kerja jadi jalang lo sekarang?"ucap Zio setelah duduk di hadapan Venia.

Venia menundukkan kepalanya dalam dalam lalu menggelengkan kepalanya.

"Gue nggak nyangka lo cewe kayak gitu!"ucap Zio membuat hati Venia teriris.
"Gue kira lo cewe baik baik!"ucap Zio.

Venia menggigit bibirnya menahan isakan yang ingin keluar.

"E-enggak..."ucap Venia.
"Udah berapa kali lo jual diri?"ucap Zio.
"K-kak Zio s-salah paham..."ucap Venia.

Zio berdecih tersenyum meremehkan Venia. Dirinya salah katanya? Sudah jelas jelas pria tadi mengatakan telah menyewa Venia.

"Lo pikir gue buta? Budeg? Hah?!"ucap Zio.
"E-enggak kak... B-bukan gitu..."ucap Venia.

Zio berdiri dari duduknya lalu menarik tangan Venia agar berdiri. Venia meneguk ludahnya lalu mengusap airmata di pipinya.

"Udah berapa kali gue tanya!!"ucap Zio.
"E-enggak kak..."ucap Venia.
"Enggak apanya hah?!"ucap Zio.
"A-aku belum lakuin itu..."ucap Venia.

Zio dapat merasakan dinginnya telapak tangan Venia.

"A-aku belum lakuin itu kak... A-aku kabur tadi..."ucap Venia.

Zio mengusap wajahnya kasar dia menyentuh dagu Venia lalu mengangkatnya agar dapat melihat wajah Venia.

Venia tak sanggup menatap mata tajam itu. Dia masih menutup kedua matanya.

Zio sekarang dapat melihat wajah kacau Venia. Zio menatap dalam diam wajah Venia lalu pandangannya tertuju pada bibir Venia.

Bibir mungil berwarna pink itu telah membuat jantungnya berdebar. Zio mengusap bibir Venia dengan ibu jarinya membuat Venia tersentak dan membuka matanya.

Sekarang pandangan mereka berdua bertemu.

"K-kak Zio..."ucap Venia.
"Lo harus di hukum!"ucap Zio.



Gimana??
Suka nggak??
Penasaran sama kelanjutannya?

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!!
Jangan pelit ya...

ZI - VENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang