Satu cambukan sulur berhasil mengenainya, membuat lelaki berponi itu meringis. Sulur Spriggans memang tidak membuatnya terluka, tetapi berhasil membuat kulit Ze mengering. Sulur Spriggans memiliki kekuatan menyerap unsur air. Oleh sebab itu, Ze merasa nyeri akibat terkena cambukannya.
Ze berdecak kesal. Pandangannya menajam, melihat sosok jalinan akar yang berbentuk manusia itu menyeringai.
"Ze, permatanya! Aktifkan portalmu!"
Teriakan Baskara dari samping membuat Ze menoleh. Sekali lagi, sulur Spriggans berhasil mengenainya, hanya saja kali ini di lengan. Ze berdesis, merasakan pedih luar biasa. Belum sempat Ze melepaskan diri, sulur itu menarik lengan lalu membantingnya. Ze merasa tulangnya akan patah. Tangan kirinya juga terasa pedih dan ngilu. Saat Ze hendak mengangkat pedang, dia merasa sakit yang luar biasa.
Matanya menatap nyalang makhluk menyebalkan itu. Mata amber-nya menatap permata hijau yang tertanam di kaki kiri makhluk tersebut. Ze paham sekarang. Setiap air yang diserap permata akan bersinar yang artinya permata itu adalah nyawa mereka.
Ze melihat Baskara kewalahan melawan makhluk itu, tetapi Spriggans belum berhasil dikalahkan.
Saat sulur Spriggans untuk ketiga kalinya hendak mengenai Ze, dengan sigap Ze langsung meloncat menghindari sulur itu. Sembari menghindar, lelaki Fairy itu terus berlari mendekati Spriggans. Gerakannya terlihat lentur walaupun harus menahan sakit di tangan kiri. pelatihan pedang ini Ze dapatkan dari kakaknya yang merupakan prajurit Shee. Tangannya terus terayun, mengarahkan pedang untuk menghalangi sulur. Saat posisinya sudah pas, Ze langsung menebas permata itu, membuat Spriggans menjerit kesakitan dan mulai melayu perlahan.
Napas Ze memburu, dia berhenti sejenak sebelum mengaktifkan kembali bakatnya.
Saat Baskara sedang sibuk menghindar sulur Spriggans yang berukuran lebih besar dari sebelumnya, satu sulur lainnya datang dari belakang. Lelaki itu kewalahan, setiap sulur terus membagi dirinya. Baskara juga tidak berhasil menyeimbangi gerakan gesit sulur itu. Sudah ada beberapa bekas luka yang Baskara dapatkan. Sekali lagi, ia terpental saat sulur menyerang dari belakang.
Baskara merasa tubuhnya mulai melemah. Makin banyak ia terkena pukulan sulur, makin banyak juga mineral dalam tubuhnya terserap oleh Spriggans.
Makhluk itu tersenyum puas saat melihat Baskara kelelahan. Kerisnya terlempar beberapa meter jauh dari tempatnya. Baskara berdesis, ia benci situasi ini.
"Bas!" Lemparan keris Ze ditangkap sempurna oleh Baskara. Lelaki itu kembali memposisikan dirinya sebaik mungkin. Saat hendak melangkah maju, sebuah pintu muncul. Pintu itu mengeluarkan cahaya kekuningan.
Baskara termakan oleh cahaya itu. Ribuan cahaya menghambat penglihatannya. Namun, sesaat kemudian, matanya kembali jernih, di depan sana spriggans sudah dekat dalam jangkauan. Tangannya melayang, menusuk permata hijau yang ada di kaki Spriggans tersebut.
***
Mata Helena menyipit, melihat makhluk mengerikan itu. Sebelumnya ia bersama Vina, tetapi mereka terpecah karena Vina duluan terbakar amarah. Amarah saat pipinya terkena serangan Spriggans yang satu lagi.
Sudah tiga serangan Spriggans yang berhasil Helena hindari. Namun, saat serangan keempat kalinya datang, Helena gagal menghindar. Kakinya terlilit cukup erat oleh sulur itu. Tubuhnya ditarik, membuat gadis berkulit putih itu terseret.
Bibirnya terus berdesis sakit. Matanya menatap tajam sosok itu. Helena memaksakan diri untuk fokus, di tengah siksaan perih yang menyakiti kulitnya. Tangan rampingnya menyentuh tanah, lalu secara perlahan gumpalan air keluar dan mulai menyatu di tangan Helena.
KAMU SEDANG MEMBACA
22 Seconds Time Challenge
FantasyEmpat tim dikirim ke Never Island untuk mencari letak Sigil dan mengaktifkannya dalam kurun waktu 22 detik. Tim Aztec yang beranggotakan Zephyr, Vina, Helena dan Baskara sebagai ketua mendapatkan wilayah pencarian di wilayah Shee. Teka-teki kehidup...