20. ending kita..?

249 14 0
                                    

Happy Reading...!

Javas memperhatikan Rajni yang sedang olahraga dilapangan melalui rooftop sekolah. Tawanya timbul ketika melihat Rajni yang tak bisa roll depan.

"Lucu..." batinnya.

Minggu ini merupakan minggu terakhir mereka KBM. Karena tepat minggu depan mereka sudah mulai masuki waktu waktu ujian untuk kelulusan. Mulai dari tryout, ujian praktek dan lain-lain. Tidak terasa bentar lagi dirinya akan menjadi alumni dari SMA Gardapati01. Terlalu banyak kenangan yang terukir di sekolah ini.

"Woi, ngapain lu sendirian disini? mau bunuh diri lo?" celetuk Nataya.

"Met lu punya masalah idup apa sampe pengen bunuh diri gini?" ujar Kaivan.

"Sada aja kisah cintanya anyep tapi masih bertahan hidup," celetuk Nataya lagi.

"Tau met, jangan mati dulu lah..." bujuk Arkana.

"Siapa yang mau bunuh diri anjinggg," dengus Javas.

"Lah ini lu sendirian disini, mau loncatkan?" bingung Arkana.

"KAGAK GOUBLOKK!" ngegas Javas.

"Terus ngapain?"

"Liat ayang..." tunjuk Javas.

"Huft.... cinta menyatukan kita yang tak sama...." Kaivan menyanyikan sepenggal lirik lagu dari mahen.

"Met met, gak takut sama akhir dari kisah lo berdua?" tanya Nataya.

"Nggak, gue yakin kalo emang jodoh Tuhan bakal ngelakuin seribu satu cara untuk gue bisa bareng sama Jeni." yakin Javas.

"Terserah lo dah met, gue sebagai bestie sekaligus mantan perhomoan lo cuma bisa ngedoain yang terbaik dan dukung lo..." beritahu Nataya.

"Semangat met." ujar Sada, Nataya, Kaivan dan Arkana bersamaan.

"HALAH UJUNG-UJUNGNYA JUGA KOMPOR LO PADA," kesal Javas.

"Yaallah met lu suudzon banget, sedih hati gua met..." Nataya memegang dadanya sedih.

Javas hanya mencibir teman-temannya. Ia memperhatikan Sada. Ternyata laki-laki itu masih galau. Sungguh unik kisah percintaan circlenya ini. Ada yang tunangan sama mantannya setelah sekian lama memperjuangkan, ada yang kandas karena dapat fakta bahwa perempuan yang selama ini dipacarinya merupakan saudara kembarnya sendiri, ada yang akhirnya jatuh cinta diam-diam namun sayang sang cewek sudah punya pacar dan ada yang tidak pernah dapet pacar selama bersekolah di SMA Gardapati01.

"Emang muka muka kayak lu mah pantes di suudzonin." nyolot Javas.

"Astagfirullah... gue login-in lu lama-lama," celetuk Nataya.

"Elu duluan sini gua baptis,"

"Anjwing..."

***

Rajni terlonjak kaget ketika ada yang menempelkan botol aqua dingin dipipinya. Senyumnya terbit tak kala melihat Javaslah yang melakukan itu.

"Ihh dingin tauuuu..." ujar Rajni manja.

"Minum dulu, pasti capek abis olahraga." Javas membukakan tutup botolnya lalu memberikannya pada Rajni.

Rajni meneguk air itu hingga setengah botol. rasanya tenggorokan benar-benar sejuk setelah meminum air dingin.

"Makasih yaaa," kata Rajni setelah selesai minum.

"Kenapa di taman? kok gak ke kantin?" tanya Javas sambil duduk disamping Rajni.

"Males aja ke kantin, mending disini sepii." jawabnya sambil memandang lurus kedepan.

Javas mengarahkan kepala Rajni agar bersender di bahunya. Rajni yang diperlakukan seperti itu sedikit kaget walau pada akhirnya biasa saja.

"Rajni..."

"Iyaa?"

"Kalo suatu saat kita gak bisa bersama gimana?" tanya Javas tiba-tiba.

Bukankah cepat atau lambat pembahasan ini akan tiba juga? Jadi tidak seharusnya Rajni menghindarkan dari pembahasan ini?

Disisi lain Javas terpaksa harus membahas ini. Ucapan mamihnya benar-benar membuat Javas kepikiran. Jika Javas terus menunda waktu untuk tidak membicarakan ini, justru akan semakin sulit nantinya.

"Ya nggak papa, masa iya aku harus maksain takdir? gak mungkinlah. Dari awal aku bilang bahwa aku cinta kamu juga aku udah tau betul sama konsekuensinya. Jadi kalo suatu saat harinya udah tiba ya aku siap dan bakal terima..." jelas Rajni. "How about u?" tanya Rajni balik.

"Kamu tau? salahnya aku dari awal adalah gak pernah mempertimbangkan kedepannya kayak gimana dengan apa yang akan aku mulai." ujar Javas. "Saat jatuh cinta sama kamu dan perjuangin kamu bodohnya aku gak mempertimbangkan semuanyaa. Aku gak mikir gimana kedepannya kita nanti dengan keyakinan yang berbeda. Yang ada diotak aku waktu itu cuma cara supaya kita bisa bersama..."

Perasaan Rajni sudah mulai tidak enak. Jika memang sudah waktunya mereka berakhir apakah Rajni akan kuat? memang kadang hidup sebercanda itu. Baru kemaren mereka bucin layaknya pasangan lain tiba-tiba hari ini mereka sudah masuk pada pembahasan ini saja.

"Terus?" tanya Rajni dengan suara lirih.

Javas menatap Rajni. Ia yakin pasti perempuannya ini sedang overthinking. Padahal Javas cuma pengen bahas doang, gak ada niat apa apa.

"Ya gakpapa justru aku mau ngasih tau kamu, kalau aku gak pernah nyesel kayak gitu, aku malah bahagia bisa gitu, soalnya kalo dari awal aku udah mikirin kayak gituan, pasti sekarang kita gak bisa kayak gini." ujar Javas sambil tersenyum.

Rajni menatap Javas yang juga dibalas tatapan oleh Javas.

"Kamu gak usah takut aku mau ninggalin kamu Rajni. Karena sampe kapanpun aku gak bisa lakuin itu," ujar Javas lembut. "Aku udah janji sama diri aku sendiri untuk ngelewatin semua tantangan yang ada untuk terus bisa bareng-bareng sama kamu. Jadi kamu gak usah overthinking yaa?"

Rajni tidak menjawab ia masih mendongak menatap Javas. Javas yang gemas dengan wajah Rajni langsung melayangkan kecupan singkat di bibir ranum Rajni.

Rajni yang mendapat kecupan itu terlonjak kaget. Ini ciuman pertamanya, dan ciuman itu jatuh pada Javas? Ia memegang bibirnya.

"Ihhhhh ini firstkiss aku Javasssss!" Rajni menutup mukanya lantaran malu.

Javas terbahak kencang. Tapi disatu sisi dia bahagia karena dirinyalah yang menjadi ciuman pertama Rajni, walau bukan Rajni yang menjadi ciuman pertama Javas. Tapi tidakpapa. Mulai sekarang Javas akan menganggap dan mengakui Rajni sebagai ciuman pertamanya.

"Yaampun gemess banget siii," Javas menarik Rajni kedalam pelukannya.

"Jeni, denger ya, sampe kapanpun aku bakal terus bareng sama kamu terus. Kalopun dimasa depan aku harus nikah yaitu sama kamu bukan sama yang lain. Jadi ayo kita perjuangin cinta kita sama-sama..." Rajni mengangguk, ia semakin memeluk erat Javas.

Dan pada akhirnya, Javas memilih untuk melanjutkan apa yang sudah ia mulai dari awal daripada mengikuti saran mamihnya. Javas sedang tidak menentang takdir, hanya saja ia sedang memperjuangkan apa yang harus ia perjuangkan. Karena sampai kapanpun hanya Rajni yang ingin Javas ingin seumur hidupnya, hanya Rajni yang ingin Javas inginkan untuk hidup dan menua bersama.

Hanya Rajni bukan Nathalia ataupun wanita lainlain....

END.

keknya aku udh pernah bilang kalo cerita ini gak lebih dari 20 deh jadinya cepet endingnya wkwkw
btw aku masih punya satu epilog dan satu extra part. tungguin ya gess 😘😘

Nekat Bucin (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang