Kira-kira Mas Andra mau gak, ya, kencan part dua?
Ide itu asal tercetus begitu saja di kepalanya. Yang belakangan bikin Soraya sering cekikikan geli di kamar membayangkan ekspresi Andra kalau dengar idenya untuk pergi kencan kedua.
Awalnya Soraya mengira kencan pertamanya akan berantakan—atau memang sudah berantakan di mata Andra—tapi menurutnya, kencan pertama mereka enggak seburuk itu kok, biarpun Soraya minim pengalaman kencan sama cowok. Terus meskipun Andra terpaksa mengiyakan ajakannya, tapi pas kencan dia enggak banyak tingkah ataupun melihatkan keengganannya untuk berkencan bersama Soraya. Malahan dia terlihat agak ekspresif. Terutama setelah dia selalu mengiyakan apa yang Soraya katakan.
Bikin Soraya semakin percaya diri kalau Andra jadi pacarnya pasti boyfriend material banget. Haha, Soraya tertawa memikirkan itu. Agak aneh kalau dia sering menerka masa depannya, sementara masa kini belum ada kemajuan sama sekali.
Setelah kencan itu, mereka belum lagi bertemu karena Soraya sibuk sama skripsi dan revisi novel keduanya. Dia kurang tahu kesibukkan apa yang sedang dikerjakan Andra sekarang disamping pekerjaannya sebagai seorang barista kafe, selain itu dia belum tahu apa-apa tentang Andra. Mungkin bisa saja dia bertanya lewat chat—mumpung udah punya nomernya—tapi entah mengapa, Soraya merasa kurang seru kalau ngobrol sama Andra lewat chat soalnya nanti dia enggak bisa lihat ekspresi Andra yang sering berubah-ubah saat meladeni kekonyolannya.
Mas Andra itu lucu. Kadang dia berpendapat demikian jika terpikirkan Andra. Matanya suka melotot kalau kaget.
Andra sebenarnya orang yang cukup ekspresif dan di mata Soraya dia sangat lucu.
Tapi sekali lagi, seseringnya dia memikirkan Andra belakangan ini yang membuatnya konyol karena sering cekikikan sendiri. Masih ada keraguan dalam diri Soraya yang kembali menanyakan kesungguhan perasaannya terhadap Andra. Bunga sering menanyakan pada dirinya atau tepatnya, mengingatkan Soraya supaya lebih berhati-hati.
“Maksudnya, kalau emang Mas Andra bukan backingan buat move on dari Mas Tian sih, gapapa. Tapi kalau dia sebatas pengganti mending udahin aja ganggu Mas Andra.”
Faktanya sekarang ini Soraya telah berupaya untuk mengurangi pertemuannya sama Andra—disamping alasan sibuk skripsi dan revisi novel—dia juga mulai berhati-hati, agar tidak terlalu sering menemui Andra. Sementara urusannya sama Tian menurutnya sudah selesai lama. Memang sih, tiga hari kemarin mereka baru bertemu lagi di gedung penerbitan sewaktu dia ingin bertatap muka sama Mbak Wendi, dan pertemuan pertama itu terasa begitu canggung sampai Soraya gagu di tempat.
Tingkah Mas Tian buat Soraya gagu. Soraya yang kurang tahu alasannya, hanya tersenyum canggung lalu pergi dan mengabaikan Tian dari pikirannya pada saat itu. Dan buktinya sekarang, dia lebih sering kepikiran Mas Andra daripada Mas Tian.
Pokoknya besok ketemu Mas Andra! pikirnya setelah memantapkan diri. Lalu esoknya, setelah bimbingan skripsi dia langsung melesat pergi ke kafe langganannya. Tempat Andra bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lionhearted [✔]
Romance[Hotsy-Totsy 2.0] Soraya ngebet pengen rasain dunia orang pacaran, lantas mendekati sang barista kafe langganannya. Menurutnya, Andra lumayan cocok jadi pasangannya setelah dia gagal mendapatkan cinta pertamanya. Sementara Andra yang sedang di fase...