"Kau tak tahu bahwa Kim Seokjin sudah memiliki kekasih?."
Jae Wook menatap Irene yang kini berada di depannya, mereka tengah berada di sebuah cafe, Irene mengajak bertemu di sebuah hotel, tapi Jae wook menolak, gadis di depannya ini sudah tak membuatnya tertarik lagi setelah menikmatinya satu kali. Satu hal yang membuat Jae wook masih mau menemui Irene, wanita di depannya ini akan membantunya menghancurkan keluarga Kim.
"Apa maksudmu, anak buahmu saja tak berhasil membawa Seokjin pulang dan kini kau bicara omong kosong."
Jae wook tersenyum miring, "namanya Lalisa Maharani Manoban, nama yang sedikit sulit diucapkan, wanita asal Indonesia, karena wanita itu Seokjin membabi buta menghajar orang-orang suruhanku. Dia berteriak lantang bahwa Lisa adalah kekasihnya. David tak akan berbohong, kau tahu betapa setianya orang-orangku."
"Berhenti bicara omong kosong, aku akan pergi ke Bali untuk membuktikan apa yang kau katakan. Urus saja laporan polisi yang di ajukan sekertaris Choi, si tua bangka itu membuatku muak."
"Aku tak lagi yakin kau berhasil mendapatkan Kim Seokjin. Bahkan setelah kau menjual diri pada ayah dan kakaknya, dia tak bergeming juga."
"Tutup mulutmu, " Irene menggeram marah, kalau saja Jae wook tak punya kuasa yang besar, ia tak ingin berurusan dengan pria bermulut kurang ajar ini, "kau cukup hancurkan perusahaan mereka hingga Seokjin bersujud dan kau mendapatkan keinginanmu melihat Kim Seokjung menderita."
Jae wook tertawa keras, "pria itu bahkan tak berdaya di ranjang rumah sakit, " Jae Wook merasa semuanya sebanding dengan apa yang dilakukan anak sulung Kim itu pada adiknya, mengingat Subin, hanya membuat hatinya terlalu sakit, "tapi tak masalah, pria berengsek itu pasti akan sadar, dan kejutan besar akan menyambutnya saat ia membuka mata, " Jae wook kembali tertawa menghentikan kalimatnya, "kehancuran adiknya, ia akan semakin hancur."
*****
"Kau sudah menemukan pelakunya?."
Seokjin sedang berbicara dengan Dohwan melalui telepon, Lisa tengah keluar untuk membelikannya makanan. Ia masih di ruang rawat, ia akan memastikan para pria yang menyerangnya kemarin membusuk di penjara.
"Aku ingin mereka ditangkap Dohwan-a, apapun yang terjadi."
Pintu ruang rawat Seokjin terbuka. Membuat Seokjin buru-buru mengakhiri panggilannya, ia tak ingin Lisa mendengar pembicaraannya dan membuat gadis itu khawatir.
"Aku matikan teleponnya segera kirim laporannya padaku."
"Sayang,,,, "
Seokjin mengerutkan keningnya saat melihat Lisa memasuki ruang rawatnya bersama orang lain. Seorang gadis yang menatapnya tanpa berkedip. Gadis itu semakin terkejut saat mendengar Seokjin memanggil Lisa dengan panggilan "Sayang"
"Ini Ratna, Seokjin-ssi, temanku. Dia yang menyelamatkan kita kemarin."
"Oppa!!."
Seokjin teekejut saat Ratna memanggilnya, lalu mendekati ranjangnya, ia tengah duduk bersender di ranjang tersenyum kikuk saat Ratna memegang tangannya dengan wajah bahagia.
"Dia fans Bangtan, dan Seokjin-ssi adalah biasnya."
"Kau adalah seorang Army?, "tanya Seokjin yang dijawab dengan anggukan penuh semangat dari Ratna.
Lisa tersenyum simpul, sepertinya memang menjadi sebuah kebiasaan saat Seokjin bertemu wanita asing, dia selalu menanyakan mereka adalah fansnya atau bukan.
"Salam kenal, Ratna-ya, aku merasa dekat karena kau adalah fansku, terimakasih telah menolong kami."
Lisa menerjemahkan apa yang dikatakan Seokjin karena Ratna tak bisa bahasa Korea. Membuat gadis itu tersenyum bahagia menatap Seokjin penuh kekaguman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Difficult "KSJ"
Fanfiction-Karena acara ngambeknya saat Namjoon malah meninggalkannya untuk bulan madu ke empat di konser mereka di Bali, Seokjin tak pernah membayangkan bahwa ia akan bertemu dengan gadis baik hati dan cantik seperti Lisa. Gadis yang memiliki semua kriteria...