12/12

911 114 51
                                    


Enam bulan kemudian.

Jeffrey baru saja pulang kerja dan langsung mandi agar merasa segar. Sebab besok pagi dia dan Joanna akan bertemu setelah sekitar satu bulan tidak berjumpa. Karena si wanita begitu sibuk membantu temannya.

Jeffrey sendiri tentu saja sungkan meminta untuk bertemu terlebih dahulu. Sebab takut membuat wanita itu merasa tidak nyaman dan justru menghindar karena dia terlalu mudah rindu. Padahal, hubungan mereka juga belum memiliki ujung.

Jeffrey mandi cukup lama, karena dia tidak hanya mandi saja. Namun mencuci pakaian yang dikenakan sebelumnya. Serta, mencukur rambut-rambut halus di wajahnya. Karena besok pagi akan bertemu si pujaan.

Sedangkan di lain tempat, Joanna baru saja turun dari mobil Jonathan. Lalu berjalan pelan menuju rumah sederahana yang di depannya ada motor matic warna hitam. Tentu saja milik Jeffrey. Siapa lagi memang?

"Kamu yakin ini rumahnya?"

Tanya Jonathan ketika mengekori Joanna. Karena keadaan sekitar rumah ini memang cukup sepi sekarang. Ya, meskipun sudah jam 10 malam. Namun tetap saja, ini Jakarta. Mana mungkin Jakarta sepi ketika malam.

"Iya, alamatnya sama."

"Ya sudah, aku tunggu sampai orangnya keluar."

Joanna mengangguk singkat. Lalu mengetuk pelan pintu rumah. Namun tidak ada jawban. Teleponnya juga tidak diangkat oleh si pemilik rumah. Membuat Joanna mengira jika Jeffrey sedang di kamar mandi sekarang.

"Kamu pergi saja! Sebentar lagi pasti selesai. Nanti keburu macet, ini malam minggu lagi!"

Seru Joanna pada Jonathan, dia juga sedikit mendorong punggung si pria sembari tertawa. Karena mereka memang cukup dekat dan sudah terbiasa saling dorong seperti sekarang.

Iya, Jonathan juga mendorong Joanna. Namun tidak kencang. Bahkan tangan yang satunya ikut menahan tubuhnya. Hingga mereka terlihat seperti berpelukan sekarang.

Ceklek...

Tawa Joanna dan Jonathan reda setelah pintu terbuka. Jeffrey keluar dengan keadaan sudah memakai pakaian santai dan rambut basah. Membuat Joanna bergegas mendekat setelah mengusir Jonathan.

"Sudah dibuka! Pergi sana!"

Bukannya pergi, Jonathan justru ikut mendekati Jeffrey. Menjabat tangannya untuk yang kedua kali. Karena Joanna memang pernah mengenalkan mereka ketika tidak sengaja bertemu di tempat lain.

"Aku pulang dulu, Jeff! Titip Joanna, ya!"

Jeffrey mengangguk singkat. Perasaannya sudah tidak enak. Namun mimik wajahnya segera ditahan karena tidak ingin Joanna merada tidak nyaman.

"Masuk! Kenapa tidak mengabari kalau mau datang?"

"Aku sudah kirim pesan, tapi belum kamu baca."

Jeffrey langsung melihat ponselnya. Membuat Joanna langsung masuk dan meneliti keadaan rumahnya. Rumah sederhana dengan empat ruangan saja. Kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu dan dapur.

"Kamu baru kirim setengah jam yang lalu. Aku mana tahu."

Joanna terkekeh pelan, karena dia berniat memberi kejutan. Sebab dia memang tidak bisa menahan rindu terlalu lama. Padahal, dia hanya tinggal menunggu sampai besok pagi saja.

"Kamu sudah makan? Kalau belum aku buatkan. Aku masih punya bahan masakan di kulkas."

Joanna menggeleng pelan, lalu menatap Jeffrey yang baru saja keluar kamar setelah melihat ponselnya yang sedang diisi daya. Membuat Joanna penasaran dan ingin meliaht ke dalam juga. Sebab ini adalah kali pertama dirinya datang ke sana.

SOURCE OF HAPPINESS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang