Flightless Bird (End)

528 48 48
                                    

Bersamboeng Flashbacknya Kawan

Sayup-sayup Mina mendengar teriakan itu dari jauh dan ia sangat tahu itu adalah teriakan Momo. Jantungnya semakin berpacu cepat kala langkah kakinya hampir sampai ke depan ruangan itu. Air matanya benar-benar mengalir sangat deras. Hingga saat pintu dibuka lebar paksa...

Ia melihat Tzuyu dan Seulgi yang sedang menarik paksa Jeongyeon dengan Irene yang berteriak kepada Jeongyeon untuk bangun dan duduk. Semua kaget mendengar suara pintu dibuka dengan keras dan langsung menengok ke arah Mina. Mina kaget melihat baju Jeong terdapat bercak-bercak darah yang terlihat jelas di jaket warna abunya itu.

"Mina noona! Lihatlah Jeong Hyung tidak mau bangun dan meminum obatnya dari tadi." rengek Tzuyu yang sudah jengah dengan tingkah Jeongyeon yang sedang mabuk itu.

"Mina, kenapa kau menangis. Jeongyeon tidak apa-apa, kepalanya hanya bocor karena terbentur tiang dengan keras saat berlarian sambil mabuk diluar bar. Dia meracau seperti orang tidak waras. Ckk memalukan." Jelas Sana kepada Mina agar Mina berhenti menangis karena dia terlihat kacau.

Mina langsung menghampiri Jeongyeon dan menjewer telinga Jeongyeon hingga mata Jeongyeon terbuka lebar dan mengaduh kesakitan sambil mencoba membebaskan telinganya yang dijewer kencang oleh Mina.

"Aduh.. aduh.. lov-, Mina, ahh.. ini sakit tolong lepaskan" ringis Jeongyeon kepada Mina. Mina hanya diam dan tidak melepaskannya. Terlihat teman-temannya meringis sambil mengelus telinga mereka masing-masing.

"Tolongggg, Minaaaa, aduuhhh sakittt... LOVE!!" teriak Jeongyeon diakhir yang menyebabkan Mina akhirnya melepas jewerannya. Jeongyeon akhirnya bangun dan duduk untuk meminum obat yang sangat dia benci rasanya itu.

"Halah kau Jeong, giliran pawangmu datang, langsung duduk sigap kau!" cibir Seulgi.

Jeongyeon hanya menatap kesal Seulgi di tengah setengah sadarnya akibat alkohol sambil berkata "fvck u" tanpa suara ke Seulgi.

Mina yang melihat itu langsung menyentil mulut Jeongyeon. Melihat situasi seperti itu, Irene mengajak yang lainnya untuk keluar ruangan meninggalkan Jeongyeon dan Mina.

Jeongyeon POV

Canggung sekali rasanya melihat dia ada di depan mataku sekarang. Tapi ini nyatakan? Atau efek mabukku saja. Ah, aku sangat merindukannya. Dia terlihat berantakan tapi tetap cantik. Memang Mina selalu cantik untukku. Bahkan wajahnya saat bangun tidur pun menggemaskan. Huft... kenapa aku jadi mengenang begini? Yang ada aku malah gagal move on.

"Ha-ai, Mina, kenapa kau bisa kemari?" tanyaku berusaha menyembunyikan rasa rinduku yang menggebu. Namun, Mina hanya diam dan matanya mulai kembali berair.

Tiba-tiba dia menghamburkan dirinya memelukku sambil terisak dipundakku.

"Mianhae, Jeongie, mianhae, aku sangat mencintaimu. Aku sudah tahu semua dari otousan dan okasan. Jongmal mianhae, baby." kalimat yang keluar dari mulut Mina yang membuat jantungku ingin keluar karena merasa bahagia mendengarnya.

"Tidak apa Mina, kamu tidak salah, lo--ve. Ini semua hanya salah paham." Jawab ku dengan terbata, dadaku berdegup kencang sekali.

Mina POV

Hehehe... aku sangat merindukan wangi ini. Wangi Jeongie ku tersayang, ya walaupun tercampur bau alkohol. Jantungnya juga berdegup kencang seperti biasa. Tentu ini bukti dia masih sangat mencintaiku.

"Aku bersungguh-sungguh minta maaf, Jeong. Mianhae menyakiti hatimu." ucapku dengan lirih sambil mengelus dadanya dengan lembut.

"Iya, sudah ya, Mina. Lupakan saja, dan mari kita mulai lagi dari awal, mau ya? Saranghae, Minaaa~." ucap Jeong dengan lembut sambil mengelus punggungku. Aku pun langsung menegakan badanku dan menatapnya dengan alis mengkerut.

Our Love Songs || JEONGMI || Mina Jeongyeon || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang