Part 1

1K 62 2
                                    

Pagi ini di rumah Bima terlihat dia yang sedang duduk di sofa sambil menggunakan sepatunya. Sepertinya duda tampan yang berusia 30 tahun itu akan pergi ke kantor.

Lalu Rasya datang dari lantai atas dengan Azam yang berada di gendongannya. Bayi mungil berjenis kelamin laki-laki itu di beri nama Azam Argantara. Wajahnya tampan seperti Bima waktu kecil. Kini usianya 6 bulan. Itu artinya si Ayah muda nan tampan itu telah menduda setengah tahun setelah meninggalnya alm. istrinya.

Selama ini yang menemani dan membantu Bima mengurus babynya adalah Rasya, adik kandung alm. Amel. Bima sendiri merasa bersyukur adik iparnya itu berbeda dengan lelaki seusianya, saat ini Rasya berumur 23 tahun, terpaut 7 tahun darinya. Di saat seharusnya dia sibuk mementingkan karir dan masa depannya, Rasya justru harus menggantikan peran penting alm. kakaknya sebagai anggaplah sosok ibu pengganti untuk keponakannya itu. Tak hanya itu si manis itu juga ikut mengurus keperluan rumah tangga, bahkan keperluan kakak iparnya itu.

Rasya adalah pemuda manis yang diakui semua orang memiliki sisi lembut yang gak semua lelaki memiliki itu, dia terlihat cekatan dan tidak kaget saat tiba-tiba harus mengganti peran kakaknya. Padahal Rasya belum berpengalaman dalam masalah keluarga. Dia juga tidak lagi mementingkan keperluan pribadi seperti hangout keluar, liburan bersama teman atau bahkan mencari kekasih. Waktunya hanya untuk bekerja dan kemudian di habiskan di rumah bersama si baby.

Kadang Bima merasa seperti sosok Amel yang pergi di gantikan dengan pemuda manis itu. Jujur wajah keduanya pun sekilas terlihat mirip, Rasya terlalu manis cenderung cantik untuk ukuran lelaki. Tingginya pun hanya sebatas bahu Bima, kulitnya putih mulus lebih putih dari Amel, dan sangat berbeda dengan Bima yang berkulit kecoklatan. Kedua lesung di pipinya juga semakin membuat Rasya terlihat manis saat tersenyum. Akhir-akhir ini Bima sendiri merasa saat bersama Rasya dia seperti memiliki perasaan yang berbeda dengan sebelumnya. Entahlah Bima juga tidak mengerti apa maksud dari perasaan anehnya itu.

"Loh Mas Bima ini kan hari sabtu, bukannya harusnya kantor libur. Mas mau pergi ?." Tanya Rasya saat melihat kakak iparnya itu telah berpakaian rapi seperti akan ke kantor. Bukannya sabtu dan minggu kantor Bima tutup.

"Iya Sya, tadi pagi Papa nelfon Mas katanya suruh ketemu sama client yang dari Jogja. Berhubung beliau datangnya hari ini jadi Papa gak mau buang-buang waktu, jadi Mas harus ketemu sekarang."

Rasya mengangguk sambil membenarkan posisi Azam dalam gendongannya. Si baby tampan itu terlihat asik memandangi langit-langit ruang tamu.

"Mas kenapa ga bilang dari awal biar aku nyempatin bikin sarapan buat Mas Bima, aku kira Mas ga akan kemana-mana jadi aku ga langsung masak tadi."

Bima tersenyum simpul mendengar ucapan Rasya. Padahal sudah dia jelaskan untuk tidak usah terlalu merepotkan dirinya dengan mengurus urusan rumah tangga, Bima siap mencari ART tapi si manis menolak dan mengatakan dia masih bisa menangani ini sendiri. Jujur saja sikap Rasya yang ini agak berbeda dengan alm. Amel. Kalau istrinya itu tidak suka terlalu repot masak atau ini itu, Amel terbiasa memesan makanan untuk mereka. Entah kenapa perlakuan Rasya ini sedikit berkesan untuk Bima.

"Gapapa Sya nanti kan bisa makan sekalian di luar. Mas ga tega ngerepotin kamu. Apa lagi kalo Azam udah nempel kaya gini. Kamu bisa makin capek." Perkataannya di balas gelengan dari Rasya.

"Apaan sih mas, ga repot sama sekali. Kalo mas ngomong dari tadi pasti aku sempatin. Azam juga ga ngerepotin ya sayang ya.. Ponakan om yang ganteng ini kan pinter.. nurut ya sama om Rasya."

Bima terkikik mendengar Rasya berceloteh dengan anaknya sambil memanggil dirinya om. Apa-apaan itu, wajah semanis itu ga cocok di sebut om.

"Muka kamu terlalu manis untuk di panggil om sama Azam. Lebih cocok di panggil mama ya sayang." Bima bergurau sambil menoel pipi gembul anaknya, dan entah si bayi sepemikiran atau gimana tapi Azam terlihat tersenyum dengan wajah cerianya.

Because Of Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang