Helloooww, cuz todayy is 520 dayy, ada sedikit bonus chapter buat aku dan kalian yang kangen Akandra dan Meena.
Happy reading!!Akandra Abinawa. Pertama kali mendengar namanya, jantungku seakan berhenti berdetak, indah dan mudah diingat. Mahasiswi baru di sekelilingku selalu membicarakan betapa tampan tampang dan sikap Akandra Abinawa. Hal itulah yang membuatku menyadari bahwa pesonanya mampu mengambil kesadaran para mahasiswi baru, termasuk aku. Sejak saat itu, dimana ada dia, aku berusaha untuk melihatnya walau sekilas, tanpa mengharapkan apa-apa. Karena aku dan dia berbeda, dia tidak akan pernah mengetahui eksistensiku, dia tidak akan pernah masuk ke radarku.
Itu yang kupikirkan dahulu ....
Tapi sekarang, aku bisa melihat wajahnya dari dekat, bahkan aku bisa menyentuhnya sesukaku dan dia tidak akan menolaknya. Wajah seriusnya yang sedang mengedit foto terlihat lucu di mataku. Tangannya menggerakkan kursor dengan cepat.
Tanpa sadar, aku menghembuskan nafas dengan keras dan membuatnya menatapku sedikit lebih lama dari biasanya. Tatapannya membuatku terdiam, aku tidak berani menatapnya, aku takut hembusan nafasku tadi menganggunya.
Nafasku tercekat. Tangan kananku yang sebelumnya ada di pinggangnya, dikeluarkan olehnya. Aku takut dia akan menghempaskan tanganku dengan keras. Namun, yang terjadi adalah jari jemarinya mencoba masuk ke tanganku yang menggenggam dan memegangnya erat-erat.
"Maaf ya, aku malah ngurusin kerjaan padahal kamu udah luangin waktu kesini," ujarnya sambil mengusap genggaman tangan kami perlahan.
"Nggak apa kak, aku ke dapur yaa biar kamu nggak keganggu," kataku sambil tersenyum menatapnya.
"Jangan. Disini aja! Ini udah kok," katanya sambil menutup laptop dengan tanganku yang tetap ada di genggamannya. Aku memperhatikan dia yang buru-buru membereskan semuanya dengan satu tangan, tidak jadi beranjak ke dapur.
Tak lama, dia melepaskan genggaman dan memindahkan tangannya untuk memelukku, sekarang tangan kanannya yang mengenggam tanganku. Sedangkan aku, membalas pelukannya dengan usapan-usapan di lengan kanannya.
"Kamu nggak capek begini terus?" Tanyaku saat akhirnya menyadari bahwa kami sudah berpelukan hampir 10 menit lamanya. Dan dia hanya menggeleng pelan.
"Kangen. Kita udah lama nggak begini," ujarnya beberapa waktu kemudian. Hal itu membuatku mengeratkan pelukanku, karena aku juga merasakan hal yang sama.
"Meena, tau ga?"
"Apa?"
"Sekarang bulan ke berapa?"
"Bulan kelima. Mei."
"Tanggal?"
"20."
"Angkanya digabungin jadi berapa?"
"520."
"I love you too!!" Katanya sambil tersenyum manis, sedangkan aku hanya bisa terpaku menatapnya dan berakhir dengan memeluknya erat-erat.
"I love you more."
"I know."
Dan aku merasakan dia mencium keningku dengan lembut.
Happy 520 day
from Na Jaemin aka Akandra Abinawa
KAMU SEDANG MEMBACA
520
ChickLitBisa berbincang dengannya adalah hal yang sangat aku syukuri. Jika bukan karena dia, mungkin aku akan tetap bersembunyi, karena aku terlalu takut untuk menghadapi kenyataan di depan sana. Selama ini, aku selalu bertanya-tanya pada diriku sendiri. Wh...