Aroma sop tulang sapi menyebar ke seluruh ruangan, wangi gurih dari lemak dan rempah-rempah yang menyatu membuat indra penciuman semua orang terpanggil untuk mencari dari mana aroma itu berasal. Icha yang sedang tertidur pulas tanpa sadar menghirup dalam-dalam aroma yang sangat sedap tersebut, perutnya berbunyi pertanda sudah waktunya dia bangun dan sarapan.
'duhhh ga pernah gue begini, kelaparan sampe kebawa mimpi wangi sup tulang sapi nya nyata banget, ya Allah ini resep ummi.. Apa gue kangen sama ummi ya sampe-sampe hidung gue cium bau sup bikinan ummi..haduhhh kepala gue pusing banget, gue malas bangun, tapi gue haus, gue laper tapi gue males bangettt bangunnn... Tapi kok ini sofa bed nya kok lebih empuk dari kemarin-kemarin ya.. Kemarin? Kemarin gue kemana? Kemarin gue belanja sama dila terus gue ke club terus gue liat rizky terus... Gue ngapain lagi? Kok tiba-tiba gue bangun tidur.. Gue ga inget cuci muka sama skincare malam kemarin? Kok tiba-tiba langsung nge skip ke bangun tidur?' Icha masih bermonolog di dalam hati dengan posisi mata yang tertutup.
Hingga terdengar bunyi nada dering smartphone yang membuat Icha langsung membuka mata, tetapi masih dalam posisi yang sama. Dia melihat rizky dengan handuk yang terlilit sempurna di piggulnya, dada bidang dan perut kotak kotak athletis membuat Icha mematung beberapa saat. Saat melihat rizky menoleh ke arahnya Icha kembali menutup mata.
'halah bangke, gue suka lagi sama badannya. Kalo gue bangun dan teriak sekarang pasti awkward banget. Gue ga akan teriak, trus gue pasti dikamar rizky.. Duhh gue ngapain sih kok sampe berakhir disini, masa iya gue pingsan gara-gara liat rizky dikelilingi cewe. Itu kan hal yang biasa. Toh dia kan pernah sekolah di Australia. Udah biasa dong dia kumpul-kumpul dengan cara gituan. Kok gue pingsan. Ngapain juga gue ada disini.. Apa gue lari aja ya pas nanti dia lengah atau ke kamar mandi.. Dia kan biasanya pergi sebelum gue bangun tidur.. Mungkin ini dia lagi siap-siap buat pergi trus nanti gue cabut cusss lari.. Fix beres ini mah.. Tapi kok posisi kita agak membingungkan ya.. Tapi dia ga ngapain-ngapain gue sih, badan gue aman soalnya ga ada yang sakit kecuali kepala gue..lama banget sih.. Ngintip boleh nggak? Mau liat perut nya 😭.. " Icha kembali bermonolog di dalam hati dan sedikit demi sedikit menggerakkan tubuhnya berharap jika rizky masih di kamar rizky bisa cepat-cepat pergi karena Icha telah bangun, Karna jika tidak, dapat dipastikan akan terjadi perang dunia ketiga jika Icha tau kalau dia berada di dalam kamar rizky berdua dengan rizky. Setidaknya itulah rencana yang telah dipikirkan oleh Icha.
Kemudian dia membuka matanya dengan pelan sedikit demi sedikit serta mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan hingga dapat dipastikan jika rizky telah pergi.
"fyuhhhhh... Aman.. Kayanya iya deh gue pingsan. Kalo gak ngapain gue tidur disini? Ahh bodo amat.. Oh iya baju gue.. aman gue masih pake baju yang kemarin fix dia ga ngapa-ngapain gue.. Mau bangun tapi kasurnya nyaman banget gede lagi.. Jahat emang si rizky udah hampir 10 hari disini gue dibiarin tidur di sofa bed di ruang tengah lagi.. Mana keras banget tu sofa..lagian orang gila mana yang bangun villa kamar nya cuma satu.. Ya ada sih sebagian orang gila yang bangun villa kamarnya cuma satu.. Ya kalo dia waras dan gentle kamar nya dikasih ke gue lah.. Biar dia yang tidur di sofa bed...ini mana gue ga pernah dibujuk bujuk lagi buat tidur di kamar.. Tai emang si rizky..." setelah kurang lebih 15 menit Icha bermonolog dengan dirinya sendiri hingga dia memutuskan untuk bangun dari tempat tidur rizky yang sangat nyaman, sebelum dia memutuskan untuk keluar dari kamar rizky dia berkeliling untuk melihat-lihat kamar rizky terlebih dahulu. Ini kali pertama dan terakhir dia menginjakkan kaki di kamar rizky pikirnya.
Kamar ini terbilang sangat luas jika ditepati seorang diri dan akan cukup luas jika ditepati dengan pasangan. Intinya kamar ini luas. Dengan dominan warna putih, gak dominan sih tapi pure warna putih dengan interior yang juga berwarna putih. Icha memutar kembali badannya dan melihat.
"wahh sakit ni orang.. Barang-barangnya rata-rata putih semua, tapi kok ranjang, seprei, sama pintu kamar mandi kok hitam..omagad very complicated si rizky takut gue.." kemudian dengan santai nya Icha melangkahkan kaki keluar kamar rizky dan turun ke lantai 1.
"wahhh anak ummi enak banget tidurnya" suara ummi memecahkan lamunan Icha yang kemudian pikirannya langsung tersadar saat semua orang menatap ke arah nya. Dengan badan yang mematung Icha melihat kalau, ija, emma, adik Icha, ummi dan abi, papa dan mama rizky serta rizky dan nuha menatap ke arahnya. Mereka semua ada disini, orang-orang yang membuat Icha kecewa. Terbesit kekesalan di hati Icha, tetapi dia rindu dengan umminya dengan abi, dia rindu dengan nuha sahabatnya.
Dia ingin berlari memeluk ummi tapi dia juga ingin berlari dan meluapkan amarahnya kepada semua orang yang ada di ruangan ini. Dengan perasaan yang campur aduk Icha hanya bisa berjalan pelan dan dengan berat hati Icha menahan kekesalan dan tangisannya kemudian menghampiri semua orang dan menyapa mereka.
"wahh ternyata memang benar ini aroma sup ummi" ucap Icha saat melihat hidangan yang ada di meja makan, yang tersaji sup tulang sapi masakan ummi, perkedel buatan mama kesukaan rizky dan lauk pauk sederhana pendamping sup tulang.
"kamu udah mandi sayang?" tanya abi kepada Icha saat melihat penampilan Icha yang sangat berantakan.
"belum abi, Icha habis digempur tanpa ampun sama rizky.." ucap Icha santai, yang sukses membuat rizky tersedak sup tulang dan batuk sedangkan semua mata manusia yang hadir saat itu menatap rizky dan Icha secara bergantian. Icha tersenyum puas sarkas menatap ke arah semua orang." pokoknya bulan depan gendong cucu.. Mau berapa 12? Ayokk adek ga bakalan ngebantah kok.. Adek kan patuh sama orang tua dan suami" sindir Icha kepada semua orang yang ada disana dengan wajah yang sumringah.
'anjirrr gue ngomong apa sih.. Anjirrr malu banget..anjirr bok*p banget bahasa gue digempur, di depan orang tua rizky lagi, bangke gue ngomong apaan sih' ucap Icha di dalam hati.
"yaudah adek mandi dulu ya hehe" ucap Icha dengan senyuman yang awkward dan kembali berjalan menuju ke lantai 2 kembali ke kamar rizky. Dan di tengah perjalanan Icha kembali berfikir bahwa apa yang akan dia lakukan di dalam kamar rizky, di kamar rizky tidak ada barang-barang Icha sama sekali. - mampus gue ga bisa ngeles lagi ni buat turun ambil baju-
20 menit berlalu, Icha terus berputar putar seperti setrikaan dikamar rizky. Dia bingung harus melakukan apa, dia terus melihat handphonenya ingin menghubungi rizky tapi Icha tidak menyimpan nomor rizky. Hingga terdengar bunyi pintu yang dibuka dari luar, Icha langsung bersembunyi di samping lemari. Dia waspada jika nanti yang membuka pintu adalah keluarga nya atau keluarga rizky. Icha mengintip sedikit demi sedikit dan melihat rizky dengan wajah datar berjalan menuju ke arahnya. Dengan canggung Icha keluar dari tempat persembunyiannya.
"digempur? Tanpa ampun?" sindir rizky dengan tatapan mengarah dari atas kepala hingga kaki Icha.
"apaan sih Lo?" kedua tangan Icha menyilang di depan dadanya seakan mengerti dengan tatapan rizky.
Rizky menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum sinis sembari memberi Icha koper yang sedari tadi berada di tangan kanannya.
"ni buruan mandi, kita semua mau cari villa untuk mama papa, kamu harus ikut.." ucap rizky tidak terima bantahan dari Icha. Tetapi dia tidak bisa menyembunyikan senyuman sinis di wajahnya. "bentar-bentar ka rizky ga habis pikir Lo, kalo kamu bisa-bisanya ngomong gituan di depan abi sama ummi, mama-papa..aku speechless Lo cha sama kamu""apa sih Lo kira gue anak-anak apa sampe ga bisa buat ngomong gituan?"
"brarti kamu pernah mikir dong kalo aku akan ngelakuin itu sama kamu"
'ya menurut Lo lah gila.. Masa gue gak mau' ucap Icha dalam hati
💕💕
YOU ARE READING
AYESHA.
Teen FictionSebenarnya aku tidak membencinya, tapi karena 3 tahun yang lalu saat aku merayakan ulang tahunku yang ke 16, ummi memberikan kado terburuk dalam hidupku. Ummi melarang aku dan bg ija pacaran sebelum umur 17 tahun dengan alasan jika pacaran dimasa re...