1.

3.9K 179 22
                                    

Dinding-dinding bangunan di pulau berjulukan "Samsado" terlihat begitu khas. Laut di pulau Jeju itu tampak berwarna biru. Angin laut meniup rambut dari lelaki cantik yang memakai jas pengantin berwarna putih.

Dirinya yang mungil sangat kontras bertolak belakang dengan seseorang yang berada disebelah nya.

Lelaki jangkung berrambut hitam dengan ukiran panjang di pinggir rambutnya menambah kesan jantan pada lelaki jangkung tersebut.

Mereka saling bertatapan. Lelaki jangkung membelai pipi si lelaki cantik. Mendorong lelaki cantik itu meja kayu panjang dan menindih tubuh kecil lelaki cantik.

Lelaki cantik itu memeluk leher lelaki jangkung dan berbisik di depan wajahnya.

"Aku tidak memakai celana dalam, Jeno."

Jeno mengangguk. Ia segera memagut bibir mungil berwarna pink milik Renjun. Lidah mereka saling beradu. Air liur menetes ke pipi merah milik Renjun.

Renjun yang melebarkan kakinya kemudian ditarik lebih intim oleh Jeno. Jeno segera membuka celana nya hingga lutut. Ia juga membuka celana milik Renjun.

Segera. Tanpa foreplay seperti biasa karena mereka sedang saling bercumbu di gazebo kayu, di atas meja kayu panjang.

Desahan-desahan Renjun dan Jeno saling bersahutan. Jeno dengan jantannya terus menggenjot Renjun dan sesekali menunduk untuk memberikan sebuah tanda di leher putih lelaki kesayangannya.

Suara sepatu mendekat ke arah mereka. Haechan, sahabat dari Renjun itu melotot. Ia bahkan menutup matanya.

"ASTAGA! Renjun! Kau? Kau tahu kan kalau bercinta sebelum menikah itu sangat pamali di tradisi kita?"

Renjun dan Jeno saling berciuman. Mereka menyudahi kegiatan bercumbu nya dan kembali merapihkan pakaian masing-masing.

Renjun mendekati Haechan dan merangkul sahabatnya itu.

"Seperti kau tidak tahu saja huh."

Haechan mengacak rambut Renjun.

"Ya tahu. Kalian berdua sama sama berlibido tinggi."

Haechan menatap Jeno yang sedang memakai jasnya.

"Lelaki itu kan yang memaksamu untuk bercumbu?"

Jeno tersenyum kecil.

"Aku tunggu di altar, sayang."

Renjun terus merangkul Haechan. Menenangkan sahabatnya itu untuk tetap tenang dan tidak cerewet.

"Aku baik-baik saja, Haechan."

***

Gereja itu penuh sekali dengan para undangan. Disana hadir orang tua dari Renjun, bodyguard Jeno seperti Yangyang, Guanheng dan Xiaojun bahkan kolega-kolega mafia dari Jeno dan tak lupa Haechan sang sahabat dari Renjun.

Pintu gereja terbuka dengan lebar. Disana, Renjun dibawa dengan dipapah dua anak kecil di samping kiri kanannya yang membawa bucket bunga. Senyum sumringah tercetak jelas pada raut wajah Renjun.

Jeno yang berdiri di dekat pastur tersenyum melihat sang pengantin yang begitu cantik.

Jantung Renjun berdegup kencang ketika tangannya dilepas oleh dua anak kecil tadi. Ia berdiri di samping Jeno.

Alunan musik mengiringi pemberkatan pernikahan mereka. Janji suci sehidup semati pun telah mereka ucapkan di hadapan pastur, Tuhan dan para hadirin.

Jeno dan Renjun dipersilahkan untuk berciuman oleh pastur. Mereka dengan malu-malu berciuman di hadapan hadirin. Pastur yang melihatnya tersenyum.

Acara pemberkatan pun selesai, kedua mempelai berbahagia itu keluar dari gereja diiringi oleh anak-anak kecil yang melempar bunga. Renjun dan Jeno tertawa. Mereka bahkan melempar bucket bunga ke belakang. Dan Haechan lah yang menerima bunga itu. Renjun menghampiri Haechan dan memeluk sahabatnya. Berharap Haechan segera menikah setelah dirinya.

Mereka berjalan menuju mobil yang dihiasi oleh bunga di kap mobilnya. Renjun melambai tangan kepada ibu dan ayahnya sembari tersenyum. Jeno segera masuk ke mobil dan duduk di kursi kemudi.

Mereka akan berbulan madu.

***

Mereka memasuki sebuah villa mewah di pulau Hawaii. Dengan tergesa, meeeka masuk sembari saling bercumbu bibir.

Renjun melepaskan pagutan mereka dan menarik Jeno.

"Aku ada sesuatu untukmu."

Jeno ditarik ke sebuah kursi dan ia di dorong untuk duduk di kursi itu. Renjun menyuruh Jeno untuk diam sebentar.

Lelaki cantik itu membuka nakas dan mengambil 2 tali. Renjun kembali mendekati Jeno dan mulai melilitkan tali di tangan Jeno ke kursi. Jeno seperti korban penculikan.

Ia hanya diam menuruti Renjun. Melihat dengan seksama apa yang akan dilakukan oleh pengantin nya.

Renjun mengambil tas hitam nya dan mengambil benda bulat kecil berwarna pink. Setelah itu ia menatap Jeno, lekat. Membuka jas pengantin nya dan membuangnya ke lantai. Merangkak ke atas kasur yang berada di depan kursi yang Jeno duduki. Renjun melebarkan kaki nya, mengangkang. Memasukan dildo itu ke dalam lubang berwarna merah miliknya yang sudah berkedut.

Renjun masturbasi di depan Jeno.

Sengaja.



Tbc.

365 DAYS : THIS DAY (NOREN) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang