Part 50

796 8 0
                                    

selamat membaca!!
-
-
-

ia tercengo mendapati adin yang sudah berdiri di samping nya. "sejak kapan kamu di sini?" lalu ia berdiri dari duduknya.

zidan hanya diam melihat interaksi keduanya, ia tetap duduk di tempat nya dan tidak berniat mengganggu mereka.

"gue mau ngomong sama lo, sal."

"di sini."

salma melirik zidan yang sepertinya tau apa maksud dari ucapan adin.

salma kembali menatap adin. dan lelaki itu tidak keberatan, ia mengangguk pelan.

"makasih sal, karena udah cari tau informasi tentang kedua orang tua kandung gue."

"bilang makasih nya sama kak zidan, dia yang mencari tau semuanya." salma menatap zidan.

adin tersenyum kecil, "makasih, dan. gue ga tau harus balas dengan cara apa kebaikan lo itu." kata adin pada zidan.

zidan berdiri, lalu menepuk pelan pundak adin. "santai aja, bro. udah seharusnya sesama manusia saling membantu."

salma tersenyum melihat keduanya.

"gue mau pergi ke luar negri sama mama papa." adin kembali berucap.

"sekolah kamu gimana?" salma bertanya.

"gue akan pindah ke sana. gue mau mencari relasi yang baru, dan gue juga mau hidup bahagia bersama kedua orang tua gue."

"good luck, bro! semoga lo beruntung!" ucap zidan pada adin. "thanks, karena lo udah ngejagain istri gue selama gue belum bisa nerima dia."

"itu udah jadi kewajiban gue buat jagain dia. dan gue udah nganggep salma sebagai adik gue sendiri."

"lo jaga baik-baik temen kecil gue ini," adin tersenyum pada salma. "dia cewe paling baik yang pernah gue kenal, buat dia selalu bahagia. karena saat bareng gue, dia selalu merasa sedih, dan gue menyesali semua itu."

"kamu jangan bilang gitu, din. adin gak pernah bikin salma sedih. salma juga udah nganggep adin sebagai kakak salma sendiri."

"salma,," adin mendekat pada perempuan itu. "untuk terakhir kalinya gue bisa ada disini, dan untuk terakhir kalinya gue bisa ngeliat lo. gue mau peluk lo, untuk yang pertama dan terakhir kalinya. boleh?"

salma menatap zidan, lelaki itu tersenyum lalu mengangguk.

salma memejamkan matanya lalu mengangguk.

tanpa berlama-lama lagi, adin memeluk perempuan itu. "gue sadar, sal. gue emang gak ada apa-apanya dibanding zidan. gue emang gak bisa bahagiain lo, sama kayak dia yang ngebahagiain lo. thanks buat semuanya."

salma membalas pelukan itu, merasakan pelukan layaknya seorang adik pada kakak nya. "makasih juga, karena udah menjadi seorang kakak buat salma, selalu jagain salma juga."

mereka mengurai pelukannya.

"gue pamit dulu sal," pamitnya pada salma.

adin beralih menatap zidan yang berada di samping nya. "dan. inget pesan gue, ya."

zidan mengangguk mengiyakan.

SALMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang