Kicauan burung pagi terdengar nyaring membuat seorang gadis cantik terbangun dari tidurnya. Cahaya matahari yang menyilaukan mata sangat mengusik sekali. Dengan perlahan gadis itu membuka mata dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.
"Gue di mana nih anjir." Kata gadis itu sambil melihat sekeliling yang tampak asing.
Kamar mewah model kuno klasik kasur empuk serta baju tidur yang terbuat dari kain sutra. Kulit putih bersih tanpa ada luka serta halus membuat gadis itu bertanya-tanya apakah benar ini tubuh nya? Seingatnya dia memiliki luka kecil di siku akibat perkelahian dengan seseorang.
"Apa ini akhirat? Tapi kok kayak sama aja gaada bedanya sama dunia asli." Tanya gadis itu pada dirinya sendiri.
Melangkahkan kaki menuruni tempat tidur berjalan kearah kaca besar yang ada di sudut kamar. Gadis itu merasa sangat penasaran saat ini, mendadak otaknya berfikir hal yang mustahil. Saat sudah berada didepan kaca gadis itu terkejut melihat pantulan dirinya sendiri. Seketika apa yang ada di pikirannya terasa benar setelah melihat apa yang terjadi pada dirinya.
"Ini siapa? Bukan wajah gue astaga." Kagetnya sambil mengusap lembut wajah cantik itu.
Pipi mulus dan kenyal serta alis tebal, bibir pink seperti cherry, mata indah dengan warna lensa merah semerah darah. Surai panjang lurus berwarna silver, saat dipegang terasa sangat lembut dan harum. Tubuhnya bisa dibilang sangat ideal, tubuh berisi dengan tinggi yang pas membuatnya semakin terlihat sempurna.
"Apa gue mengalami perpindahan jiwa ya? Tapi ini tubuh siapa yang gue tempati cantik bener." Gumamnya masih tidak percaya dengan hal yang dia alami barusan. Tanpa memikirkannya lebih dalam gadis itu berjalan untuk membuka gorden tebal itu.
Pemandangan pertama yang dia lihat adalah hamparan bunga lavender yang sangat indah, terdapat danau kecil serta ada ayunan disana. Pemandangan yang sungguh indah ditambah gunung yang menjulang tinggi dan hutan dibawahnya sungguh Maha karya alam yang sempurna.
Saat sedang menikmati pemandangan itu kamar dibuka secara tiba-tiba memperlihatkan seorang pelayan datang membawa baskom berisikan air dan sapu tangan.
"Astaga Nona sudah sadar!" Pekik kaget pelayan itu melihat gadis yang dipanggil Nona berdiri di dekat jendela.
"Astaga Nona apa yang anda rasakan sekarang apa anda merasa ada yang sakit?." Tanya pelayan itu tanpa henti sambil mengecek kondisi gadis yang masih berdiri dengan kebingungannya.
Mendengar suara gaduh dari kamar gadis itu beberapa orang berpakaian kuno masuk tanpa izin. Mereka datang sekitar 4 orang yang memandang khawatir kearah gadis yang masih diam mencerna keadaan. Ada sepasang paruh baya yang memancarkan aurah kerinduan serta kekhawatiran secara bersamaan. Kedua orang itu datang lalu memeluk tubuh gadis itu tanpa permisi.
"Selena sayang kamu sudah sadar nak?" Tanya wanita paruh baya itu mengurai pelukannya.
"Kalian siapa?" Tanya nya yang heran dengan keempat orang itu, terlebih kepada dua orang yang memeluknya tanpa izin.
"Astaga apa yang terjadi dengan mu hah?" Tanya pria paruh baya itu kaget mendengar pengakuan gadis yang baru saja dipeluknya.
"Maaf sebelumnya tapi aku tidak mengenalnkalian semua, dan merasa asing dengan wajah kalian." Pengakuan yang dikatakan memang terkesan menyakitkan tapi memang itulah kenyataannya bahwa gadis itu tidak mengenali siapa keempat orang itu.
Mereka memandang dengan sangat sedih putri kesayangan mereka melupakan mereka begitu saja. Dia adalah Arrelie Dinara Mahardhika, orang ah maksudnya jiwa yang mengisi tubuh dari Selena Rouxe De Veenhuist. Selena merupakan putri bungsu dari Grand Duke Ellion Houwen Veenhuist.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain's Princess - END
Romantizm#transmigrasi01 END - Cerita pertama jadi maaf kalo masih jelek Aretta si jenius yang merupakan siswa penyumbang prestasi terbanyak setiap tahun nya. Memiliki muka datar dan tak banyak bicara, Aretta cenderung gadis yang cuek. Arrelie si tengil yan...