anchor - Regulus Black

107 10 0
                                    

playlist regulus terus muncul di rekom youtube. jadiiiii inilah hasilnya.

gw muter lagu 'Sepasang Kekasih Yang Pertama Bercinta Di Luar Angkasa' berulang-ulang pas nulis. saran; dengerin. vibe oneshot ini kira-kira gt


--- 


6th year

Sejak kejadian di kelas 1, gue jadi semacam penjaga. Penjaga biar Regulus ga sesat. Ini juga kenapa gue selalu khawatir kalo liat dia bengong aja, biasanya lagi mikirin sesuatu, dan sesuatu itu pasti selalu nyakitin dia.

Malam ini perhatian gue nambah, soalnya doi ga masuk kelas bareng gue. Dia ga pernah ngelakuin itu. Kecuali ada temen sesatnya yang 'menyarankan' dia buat bolos. Udah dibilangin juga masih ngeyel.

"Gue gasuka temen lo yang dari slytherin,"

"Ya terus?" Regulus malah nanya balik. Nanyanya santai aja lagi. Ga nyadar orang khawatir apa?

"They just have this bad vibe," Gue geleng sambil meringis terus ngelempar batu ke danau, "Gasuka."

"Well," Regulus ngangkat kepala dari bukunya, "Ibu bilang mereka orang yang gue harus deketin,"

"'Ibu' lo itu kan rada-,"

Regulus memberikan gue tatapan yang seakan bilang 'heh berani kamu ya?' tapi keliatan ga serius.

Gue sempet kesusahan nyari kata yang lebih halus, akhirnya "Ibu lo itu kan... ya Ibu lo,"

Cowok itu tertawa pelan terus diem. Gue nengok ke dia, kepalanya nunduk, matanya ga fokus dan gue gabisa ngartiin tatapannya, bukunya digenggam erat sampe ujung jarinya putih.

Gue naruh tangan di atas salah satu tangannya, "Reggie?"

Regulus langsung menarik napas dan liat gue dengan ekspresi datar, "Gapapa." Dia ngangguk pelan kayak lagi ngeyakinin diri sendiri, "...semuanya baik."

"Lo bisa pindah ke rumah gue." Usul gue, "Mama sama Papa gabakal keberatan, kok. Kan udah kenal sejak dulu,"

"Ga." Ucapnya tegas. Guenya yang geregetan. "Gue ga akan mengikuti cowok itu." tatapannya langsung berubah marah.

Gitu aja terus. Udah kakak adek, sifatnya hampir sama, tapi masing-masing ga mau ngakuin kalo mereka itu saling peduli. Korbannya jadi gue, yang temenan sama dua-duanya.

Memori itu udah berbulan-bulan yang lalu. Semenjak itu, Regulus jadi tambah jauh. Jalan sore kita jadi makin jarang. Pas gue sapa di lorong, yang biasanya ngasih senyum sekarang cuma anggukan.

Walau gitu, gue tetep merhatiin. Jaga-jaga kalo dia nyemplungin diri ke danau dan gabisa berenang ke atas.

Gue yang tadinya mau makan ayam bakar, gajadi karna sekarang mata gue fokus ke meja Slytherin. Rada susah ngeliatnya kalo diri kita ada di meja Gryffindor yang artinya gue di ujung ruangan.

Di kanan gue duduk empat bocah laki-laki yang lagi ngeributin apa dulu yang dimasukkin, sereal atau susu. Di kiri gue, ada empat cewe yang minta gue duduk di samping mereka walau beda tahun, lagi makan dan ngobrol dengan kalem.

Gue udah hampir tenang pas Regulus ga bengong lagi. Tapi terus 'temen-temen'-nya berdiri dan keluar aula utama. Regulus pun ikut.

Gue langsung berdiri.

Sirius, di depan kanan, nanya, "Lah ga jadi makan? Mau kemana?"

"Adek lo,"

Terus gue jalan cepat keluar aula. Semoga belum jauh, batin gue.

harry potter oneshot kindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang