11

97 38 10
                                    

"Karena kami kekurangan pegawai, jadi kau akan melakukan dua pekerjan nanti. Jadi bartender sekaligus pelayan."

Hyegi menggigit pipi dalamnya. Dentuman musik samar kembali menyeruak rungu. Mengingat banyak orang yang berdesakan sambil berlenggak-lenggok di lantai dansa, hampir membuatnya terlambat, Hyegi jadi sedikit pening.

"Jadi, bagaimana? Bisa dimulai?" Rupawan berparas bak manekin tersenyum meyakinkan Hyegi, enggan melepaskan satu-satunya gadis yang mau bekerja di tempat malam miliknya.

"Sesuai perjanjian. Karyawan dilindungi dari segala hal yang tidak diinginkan. Jika ada apa-apa, hubungi aku," tekannya lagi, berusaha agar Hyegi tidak goyah dan berakhir mengundurkan diri.

"Baik, aku siap."

Tepukan keras berasal dari telapak tangan besar yang bersatu dari pria bermarga Choi. "Karena ini hari pertamamu, mari kita berkeliling dulu sambil berkenalan dengan karyawan lainnya. Bagaimana?" katanya hendak merangkul namun urung karena lupa jika makhluk di sebelahnya adalah wanita. Ya mau bagaimana lagi? Ini 'kan pertama kali dapat karyawan wanita. Bos mana yang tidak senang?

Hyegi mengekori pria tegap kemana pun. Lagi-lagi gadis itu terkesiap ketika memasuki dapur. Benar-benar tidak ada makhluk hawa selain dirinya. Namun, setidaknya Hyegi bersyukur jika pria Choi juga mengenalkan pada beberapa pelanggan wanita yang sering kali datang, sengaja agar Hyegi tidak tegang. "Pelanggan tetap," katanya. Sangat peka, ya.

"Hey, Jeon. Lihat, siapa yang kubawa."

Pria kekar dengan surai legam bergelombang menghentikan aktifitasnya, memandang pria Choi sejenak lalu membungkuk hormat. "Ah, halo Pak-"

"Sudah kubilang panggil Siwon hyung. Aku masih muda!" potongnya.

Hyegi meneguk ludah dengan kasar. Menakutkan. Kata pertama yang terlintas ketika netra gadis itu menangkap banyak tato yang menyelimuti kedua tangan kekar bartender. Belum surai sedikit gondrong selegam batu arang itu dikucir dengan gaya man bun  menambah kegarangan tersendiri. Jujur, dipikiran Hyegi sekarang pasti pria yang dipanggil Jeon tadi punya kumis atau jenggot tebal. Karena lampu di sini remang sekali, Hyegi tidak dapat menangkap jelas bagaimana wajah si bartender.

Si bartender sedikit melirik ke Hyegi. Seolah mengerti tatapan pria muda tadi dan merasa baru saja melupakan sosok Hyegi, Siwon menepuk kedua telapak tangan lagi. "Perkenalkan, ini Kwon Hyegi. Dia akan menjadi bartender sekaligus waitress. Dan, Hye. Ini Jeon Jungkook. Dia yang akan mengawasimu."

"Saya? Mengawasi?" beo si bartender. Terdengar imut.

"Halo, saya Kwon Hyegi." Mengulurkan tangan, mencoba bersikap profesional. Meskipun Hyegi sedikit takut, ia harus mencoba. Kita tidak bisa menilai seseorang dari penampilan. Siapa tahu pria yang masih tidak bisa dilihat jelas wajahnya ini orang baik.

"Jeon Jungkook." Menyambut dengan ramah.

Saat detik itu juga Hyegi dapat melihat wajah si bartender dengan jelas, tersenyum menampilkan dua gigi besar. Hyegi tari kata-katanya tadi. Pria ini jelas berbanding balik dengan ekspetasi Hyegi.

Imut sekali. Aduh, baru pertama bertemu kenapa Hyegi jadi salah tingkah, sih?

"Baiklah, aku titip Hyegi, ya? Ada urusan mendadak. Kalau ada yang mengganggu anak gadisku, hajar saja." Disusul kekehan lucu si bartender. Ah, belum apa-apa Hyegi sudah merasa hatinya menghangat. Semoga ia betah kerja di sini.

"Siap, Pak Bos!"



:~🌻~:

Banyak pengunjung yang datang untuk meluapkan masalah atau sekadar bersenang-senang. Belum satu hari Hyegi sudah kewalahan. Mengantar pesanan sana-sini dengan ekstra sabar juga berusaha mengabaikan cat calling yang tertuju pada gadis itu. Jelas ini sebuah pemandangan baru bagi pria-pria di sana. Sosok Hyegi benar-benar mengundang atensi walau tidak ada sesuatu yang menarik dari dalam gadis itu-menurut rasa insecure Hyegi.

𝐌𝐈𝐒𝐂𝐇𝐈𝐄𝐕𝐎𝐔𝐒 𝐌𝐑. 𝐌𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang