Sakit

80 4 0
                                    

"Seberapa banyak rasa sakit yang kau rasakan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seberapa banyak rasa sakit yang kau rasakan?"

"Terlalu banyak rasa sakit yang kurasakan, hingga aku tak bisa menghitung seberapa banyak rasa sakit yang telah ku terima."


"Sebentar, biar mama ambil lagi air hangatnya."

Sayup, namun Harsa seperti dapat mendengar suara lembut familiar. Angin dingin yang terakhir kali terasa mendekap tubuhnya saat ia hampir mati di depan gerbang, entah bagaimana bisa berubah terasa menjadi jauh lebih hangat.

Nyeri pada kening membuat kedua netranya tak bisa bergerak leluasa.

Akan tetapi dalam keterbatasan kesadaran, Harsa mampu merasakan sentuhan halus yang terus membelai punggung tangannya. Hingga beberapa menit kemudian, pada akhirnya ia sanggup mengumpulkan tenaga untuk benar-benar membuka mata.

Langit-langit dengan sentuhan karya lukis awan dan langit pertama kali menyapa penglihatannya. Jika sudah seperti itu, Harsa tak harus susah-susah menebak sedang ada dimana sekarang.

"Sa? Harsa, bisa denger suara gua nggak? Hadirlah suara mahen kemudian. Menggema dari sisi kiri dimana Harsa berbaring sekarang.

Harsa tak berniat menjawab, kembali mengatupkan kedua kedua mata kelamnya yang mulai basah air mata.

"Sa ada yang sakit? Mana yang sakit sa?" Mahen mendekap tubuh kurus haikal. Memeluk Harsa  layaknya adiknya sendiri, ia jelas kalang kabut melihat Harsa tiba-tiba menangis "ayo kerumah sakit saja." Kebetulan mahen ingin ke rumah anaya karena ingin mengembalikan barang yang terjatuh selepas Anaya pergi. Namun ia malah di beri sebuah pemandangan tubuh Harsa yang tergeletak tak berdaya
Di depan rumah Anaya dengan posisi terduduk memeluk lutut.

Wajah Harsa sampai tidak memiliki rona sama sekali, dengan tubuh lemas bersuhu tinggi.

"Mahen...."

"Sa, bilang sama gw mana yang sakit?" Mahen semakin mengeratkan pelukannya. "Ngomong sa jangan kayak gini."

"M-mahen sakit," lirih harsa. "Sakit sekali, mereka menyakitiku lagi."

Dan setelahnya Harsa semakin mengeraskan tangisannya, mahen ingin bertanya tapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk menayakan segalanya pada haikal. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada Harsa dan mengelus-elus punggung kokoh yang selalu kuat kini menunjukkan kerapuhannya.








TBC






Haiii gimana kabarnya? baik, maaf ya baru update sekarang. Karna saya baru selesai ujian jadi ya gitulah jadi gak sempet update semoga suka sama part ini ya maap kalo kependekan di part ini

Jangan lupa untuk pencet tombol bintang ya!

Dadah para pembaca tersayang ❤️.

BUNGA TERAKHIR [SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang