Typo bertebaran
Yakin gak mau tau kelanjutannya?
Jangan lupa selalu ngingetin untuk baca alqur'an dulu ya.~~Happy reading~~
Ada kalimat yang membuat seseorang bisa saja selalu mengingat tentang pertemuan jika itu berkesan, ketika diantara satu orang memiliki rasa lebih, rasa ingin segera bertemu.
🥀🥀🥀
Jalan tikus yang sering Nara lewati bersama Rida, memang cukup membuat perjalanan menjadi singkat dibanding hari sebelumnya. Berkat mas Hendra, sebagai penunjuk jalan agar Nara dan Rida tidak lelah berjalan, karena jarak yang cukup jauh.Kini gang kelinci menjadi salah satu tempat favorit dua sahabat itu, ketika satu sift. Tak dapat Nara bayangkan berapa ribu langkah kaki yang telah mereka lewati.
Rasanya hari cepat sekali berlalu. Sudah bertemu kembali di hari minggu, setelah minggu lalu Nara dan Rida habiskan waktu berkunjung ke Monas, kali ini Nara dan Rida menghabiskan waktu untuk bersantai dan bekerja saja.
Hari minggu toko buku tutup di jam lima sore. Berbeda dengan hari biasa yang tutup pukul sembilan malam. Menjelang tutup, sekuriti yang Nara tahu bernama Deka, memanggilnya.
"Nara, ada yang cariin loe, diluar. Pakaiannya seragam TNI." Ujar Deka
"Hah masa! beneran? Gak bohong, Mas? Eh, gak mungkin deh kayaknya, masa sih ada yang nyariin aku. Om ku gak tahu kalau aku kerja di sini! Terus siapa dong?" Deka hanya mengendikkan kedua bahu nya.
"Buset mainannya om-om" Mas Hendra nyeletuk ikut menimpali.
"Ini lagi, ikutan aja"
"Biarin wwwk" mas Hendra memeletkan ujung lidahnya.
"Tapi gak mungkin masssss, aku gak kenal." Mas Deka duduk di kursi dekat dengan etalasi sambil menopang kedua tangannya.
"Lah, terus siapa dong?" mas Hendra berucap lagi.
"Mas Deka, coba pastiin lagi dong, siapa namanya. Mas Hendra suka gak jelas, Aku gak kenal anggota om ku." Nara memastikan lagi. Kebetulan Deka sekuriti Gramada masih bertugas di pintu dalam.
"Okey gue tanya dulu." beberapa saat karena pintu masuk sudah di tutup. "Ra, namanya Pram." teriak Deka.
Seluruh SPG toko bersiul "Ciyeee-ciyeeeee, Nara di jemput ciyeee. Katanya jomblo akut,eh tiba-tiba ada yang jemput." ucap mereka bersamaan.
Nara pelototi mbak Ning kawan sift nya mas Hendra, orang jawa yang logat bicaranya jawir banget.
"Mbak Niiing, aku gak kenal sama namanya Pram."
"Kok jemput kalau ndak kenal? "
"Mas Deka, kasih tahu orangnya suruh tunggu. Nyebelin banget sih. Siapa juga yang kenal sama si Pram-Pram itu, aku tau nya Pramusaji."
Rida menghampiri Nara setelah selesai berganti seragam, dengan pakaian biasa dan menyibukkan diri untuk merapihkan casing Hp "Ra, kenapa? Kok, rame banget."
"Biasa anak-anak nge-cengin aku. Di kira aku gak jomblo lagi. Kenal juga gak sama si Pram-Pram itu. Hadeeh kesel deh."
"Eh, Mas Pram? yang waktu di monas itu ya? "
"Hah, Rida kenal? "
Pletak
Rida menjitak jidat Nara. "Itu loh yang aku mulas terus makan di mang bubur"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Didn't Choose You (on Going)
Ficción GeneralPernah saling mencintai dan saling berjuang. Namun akhirnya diantara mereka masing-masing memiliki ego merasa berjuang sendirian. Tertatih dalam menumbuhkan rasa, hingga takdir tak memberikan kesempatan untuk keduanya bersama. Akankah cinta itu ma...