Part 23

567 99 19
                                    

4 orang disana kembali menatap wanita yang terbaring dengan wajah pucatnya dengan tatapan penuh kekhawatiran.

Chanyeol, Yeri, Jennie dan Jungkook kembali menghela nafas kasar. Terlalu banyak hal besar yang terjadi dalam tiga bulan terakhir. Dan Sooyoung melewatkan itu semua.

"Kim..", Chanyeol mendengus kesal pada keadaan ketika mendapati ucapan pertama yang selalu keluar dari mulut adiknya selalu Kim Taehyung. Dan ia bingung untuk menjelaskan darimana. Chanyeol didesak oleh keadaan. Jungkook menahan lengan milik Chanyeol dan menggeleng.

"Aku saja yang menjelaskan", semua mata memandang lirih kearah Sooyoung yang langsung mendudukan dirinya ketika tersadar.

"Taehyung.. Taehyung.. TAEHYUNG! ANTAR AKU KE SANA SEKARANG! APA IA BAIK-BAIK SAJA? AYO CEPAT",

Sooyoung terlihat kacau, mata dan tubuhnya bergerak mencari cara untuk melepas selang yang terpasang pada tangannya dan...

"Tenangkan dirimu. Taehyung baik-baik saja sekarang", Sooyoung bersikeras dan terus menjerit histeris bersamaan dengan semua air matanya yang meluncur turun.

"Apa yang terjadi sebenarnya... Apa yang...",

"Aku tidak bisa bercerita jika kau masih seperti ini", nafas Sooyoung benar-benar tercekat dengan isakan yang semakin menjadi. Ia berusaha menarik selang infusnya sekarang dengan merontah-rontah pada tangan Chanyeol yang menahan tubuhnya untuk tidak berbuat sembarangan.

"Dia hampir mati dan aku tidak tahu sama sekali... Aku malah tertidur seperti orang bodoh tanpa merawatnya sama sekali... Aku.."

"22.50... aku bahkan belum mengucapkan ulang tahun untuknya. Aku ingin ke ruangannya sekarang! Jebal! Lepaskan aku! Taehyung harus meniup lilin",

"CKLEK!"

Pintu ruangan dimana wanita yang tengah histeris itu dirawat terbuka.

"Lepaskan aku!!!", Sooyoung kembali menjerit dengan tangisan histerisnya. Membuat keempat orang disana mendekatinya dan menenangkannya.

Kelima orang yang ada disana tak menyadari sama sekali seseorang membuka pintu ruang rawat tersebut. 

"Aku disini Soo... Tenangkan dirimu", beberapa pasang tangan yang sebelumnya mencoba menahan tubuh lemah milik Sooyoung yang sibuk merontah-rontah dan menangis terlepas tanpa sadar.

Semua pasang mata menatap tak percaya siapa yang tengah berjalan kearah ranjang dimana Sooyoung terduduk dengan keadaan kacaunya.

Air mata milik Sooyoung kembali menetes dengan deras dengan isakan dan tubuh bergetar yang semakin tak terkontrol.

"Tae.. ", tak sanggup melanjutkan ucapannya. Ia membiarkan Taehyung mendudukan tubuh pria itu pada salah satu sisi ranjang dan memeluk tubuhnya erat.

"Gwenchana Soo... Gwenchana semua akan baik-baik saja", ujar suara bariton itu sembari tersenyum kecil dan bernafas dengan lega sambil mengeratkan pelukan pada tubuh ramping milik wanitanya yang masih sibuk terisak dalam tangisan.

......................................................................

"Sayang, apakah menurutmu meninggalkan mereka berdua disana adalah keputusan yang tepat? Mereka baru saja bangun dari tidur panjang mereka", ucap Jennie dengan ekspresi khawatirnya. Chanyeol tersenyum dan menggenggam tangan milik Jennie erat sembari mulai menghidupkan starter mobilnya.

"Mereka akan baik-baik saja. Jika kita berada disana bukannya akan semakin kasihan?", tanya Chanyeol pada kekasihnya dan sesekali mengecup punggung tangan milik Jennie.

"Kasihan? Kenapa? Bukankah akan lebih terjamin?",

"Oh ayolah. Mereka berpuasa selama tiga bulan. Dan mereka itu sepasang kekasih",

"Berpuasa? Maksudnya?",

"No kisses, no cuddling. Terpisah selama itu... Itu menyiksa", jelas Chanyeol. Jennie tersenyum kecil lalu mengecup pipi milik Chanyeol hangat.

"Pantas saja kau selalu menempeliku setiap hari. Kau tidak bisa berpuasa ternyata", Chanyeol tertawa mendengar celotehan kekasihnya untuknya.

"Tidak",

"Tidak?", Jennie mengerutkan keningnya.

"Tidak salah lagi", ujar Chanyeol sambil tertawa lepas begitu juga dengan Jennie.

......................................................................

"Saengil chukkae", keduanya terduduk pada ranjang ruang rawat inap milik Sooyoung dengan posisi berhadapan. Kaki keduanya dilipat.

Sooyoung memegang alas kue ulang tahun itu dengan senyum lebarnya. Sekalipun wajahnya terlihat sedikit pucat dan matanya mengecil karna sembab, kecantikannya tak berkurang sama sekali.

"Bisakah sekarang kue itu kau singkirkan?", tanya Taehyung tepat setelah selesai meniup lilin kue ulang tahunnya.

"Makan dulu! Ayo!",

"Aku tak mau memakan kue! Singkirkan dulu", Sooyoung menatap Taehyung sebal namun mengalah.

"Aku mau makan yang ini dulu!",

Mata milik keduanya terpejam begitu saja ketika bibir mereka menempel begitu saja. Pergerakan bibir keduanya melumat satu sama lain tergesa-gesa. Keduanya hampir kehilangan satu sama lain. Tak ada lagi alasan untuk keduanya untuk berciuman dengan penuh kelembutan dan kesabaran. Keduanya takut akan tertelan waktu dan menyesali tak menghargai waktu dengan baik. Sooyoung membuka mulutnya begitu menyadari lidah milik Taehyung beberapa kali menabrak bibir penuhnya mencari celah untuk masuk.

"Nghhh", Sooyoung melenguh begitu merasakan lidah miliknya dililit dan dihisap begitu keras oleh Taehyung. Sooyoung memundurkan tubuhnya berpikir untuk mengusaikan ciuman mereka karna asupan oksigen miliknya yang mulai berkurang.

Tak berhasil karna Taehyung sama sekali tak berminat untuk melepaskan cumbuannya pada Sooyoung. Sehingga tubuh kekar milik pria itu terus maju dan membuat posisi keduanya tak lagi sama. Sooyoung kehilangan ruang untuk mundur karna kini ia telah terbaring dengan Taehyung yang menahan bobot tubuhnya agar tak terlalu menindih tubuh milik Sooyoung. Tangan lentik miliknya menepuk beberapa kali dada bidang milik Taehyung.

"Nghh. Taeh... Sebentarhh.. engh", Taehyung memundurkan wajahnya memberikan sedikit jarak untuk Sooyoung yang terlihat kehabisan nafasnya. Tak ada lagi wajah pucat diwajah cantik wanita itu. Bibirnya memerah dan membengkak dan wajahnya merona. Taehyung menatapnya dalam tak ada niat sedikit pun untuk mengalihkan pandangan dari wajah milik Sooyoung.

Taehyung memilih untuk menggulingkan tubuhnya dan berbaring di samping Sooyoung. Sooyoung menatapnya sambil menyampingkan posisinya menghadap kearah Taehyung.

"Maaf membuatmu khawatir", keduanya berucap bersamaan sehingga mengundang kekehan dari keduanya. Sooyoung dapat merasakan pipi miliknya di usap dengan lembut oleh telapak tangan besar itu.

"Soo...", Sooyoung menaikan kedua alisnya sebagai respon menunggu Taehyung untuk melanjutkan kalimatnya. Pria itu perlahan sedikit membangkitkan tubuhnya dan kembali mencondongkan wajahnya kearah wajah milik Sooyoung.

"Aku ingin hadiah", sial! Jantung milik Sooyoung berdebar dengan keras dan pikirannya kemana-mana. Kegugupan mulai menyelimutinya.

"Ha... Hadiah seperti a. Apa?", bahkan ia tak lagi sanggup untuk berucap dengan benar. Taehyung memandangi wajah miliknya lekat dan mulai memajukan wajahnya kearah telinga milik Sooyoung. Membuat tubuh Sooyoung bergerak refleks karna setruman yang wanita itu rasakan.

Taehyung menggigit daun telinga milik Sooyoung pelan lalu berbisik.

"Jadi milikku seutuhnya, Park Sooyoung",

TBC
.............................................................

Author baca banyak yang komen bilang part sebelumnya pendek dan minta double up

Ya udah deh. Karna author seyeng sama kalian author double up hahaha

Jangan lupa vote n komen. Tinggalkan jejak. Kalau udah 50++ bintang author up lagi. Tinggal 1 part lagi dan epilog

Brittle (VJOY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang