Hy update lagi nih, kangen gak? kangen gak?
Maaf ya lama up nya, otak lagi gak mau di ajak kerja sama.
♤♤♤♤
Njina termenung di samping Jay,
Sejak heeseung menyatakan perasaannya seminggu lalu, njina sedikit merasa tidak nyaman ketika bertemu dengan Putra mahkota itu. Njina selalu menghindar agar tidak bertatapan langsung dengan heeseung.
Sekarang njina dan Jay sedang menatap senja di atas bukit. Beberapa hari belakangan ini, njina selalu mengajak Jay kembali ke bukit, dengan alasan dia sudah nyaman di sana. Padahal dia hanya ingin menghindari heeseung dan juga Riki yang terus-menerus mendekatinya.
"Putri, hari sudah mulai gelap, kau tidak mau kembali?" Jay berucap
Njina tidak menyaut, dia masih bergelut dengan pikirannya sendiri. 2 orang menyukainya, sedangkan njina menyukai orang lain, orang yang kini disampingnya.
"Putri njina" panggil Jay
"Ehh i iya"
"Putri tidak apa²”
"Iya, ayo kita kembali"
Jay berjalan sedikit kebelakang,
"Pangeran jay, bagaimana menurutmu, jika ada yang menyukai kita secara persamaan " njina sedikit memberanikan diri untuk bertanya
"Ada yang menyukai mu putri?" Jay sedikit memiringkan kepalanya
"Pangeran Riki?" Lanjutnya lagi"Eh bukan, anu orang jauh, iya jauh banget" gugupnya
"Emang suka salah satu nya?" Tanya Jay memastikan
"Enggak, aku suka orang lain" jawab nya malu-malu keledai
"Euhh yaudah sih gak usah terima aja, perjuangin cinta kamu sendiri dulu" saran Jay
Bibir njina tertarik, saat mendengar Jay berbicara. Apa katanya? Berjuang?. Baiklah mulai sekarang njina akan Perjuangin cintanya terhadap pangeran ke-2 tersebut.
"Tapi aku menyukai mu pangeran" ungkap putri njina
"Apa aku bisa menerima balasan darimu?" Lanjutnya
Tentu Jay terkejut dengan ucapan gadis itu. Jay menatap lekat mata njina, wajah gadis itu berseri-seri.
Njina sangat cantik dimatanya. Jay sedikit tertarik pada gadis itu, tapi dia tidak berani mengungkapkan perasaannya secepat itu, seperti yang putri njina lakukan barusan."Sepertinya aku terlalu lancang" ucapnya dan memalingkan wajahnya ke sembarang arah
Tiba-tiba saja Jay jadi gugup, jantungnya berdetak kencang.
"Eumm a-ayo pangeran, kita harus segera kem--" ucapan njina terpotong, disaat Jay memberanikan dirinya untuk mengecup bibir njina sekilas.
"Boleh aku memelukmu?" Izin Jay
Belum sempat njina menjawab, tubuh njina sudah di tarik ke pelukan hangat Jay.
Wajahnya menempel di dada bidang nya pangeran Jay. Disitu njina bisa mendengarkan suara detak jantung Jay yang tidak beraturan, begitupun sebaliknya.
"Aku malu.." ucap Jay
Njina melepaskan pelukan Jay, dan menatapnya dengan tatapan bingung.
"Aku malu, seharusnya aku yang mengatakan itu, bukan kamu. Aku tidak seberani dirimu putri njina" ujar nya
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY
Teen Fiction"jika memang jodohmu adalah kematian, bolehkah aku memberikan setangkai bunga dan berharap kita dipertemukan di kehidupan selanjutnya?" "untuk apa kamu minta di pertemukan kehidupan selanjutnya kalo aku benar² bukan jodoh mu"