Setelah acara selesai––semua panitia membantu membereskan Aula agar terlihat seperti biasanya, kebetulan Ethan membantu sebab dirinya gabut dan lebih kebetulan nya lagi ternyata Anya adalah anak OSIS.
"Eh Anya..." Sapa Ethan malu-malu tapi mau dengan tangannya yang menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.
Anya tersenyum tipis. "Eh kak..."
"Maaf ya, waktu itu kencan pertama kita gagal..." Ethan seharusnya meminta maaf dari hari sebelumnya namun tak sempat karena tak bertemu Anya apalagi setiap kali ia pulang sekolah selalu langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui adiknya, belum lagi menghalangi Banni dulu ia hendak menjenguk adiknya.
Anya tersenyum manis––untuk yang pertama kalinya Ethan lihat secara langsung padanya, ini sungguh? Senyuman ini untuk nya? Ethan tak menyangka.
"Hm, kak. Gak apa-apa justru karena itu gue jadi kagum sama lo... Lo mau ngejaga adik lo yang lagi sakit sampe ngelupain rencana kita... Mungkin kebanyakan orang bakalan milih buat lanjut kencan karena dia pikir adiknya udah ada yang ngejagain, terus walau Aruna udah ada yang ngejagain, lo tetap jaga dia, hebat..." Ujar Anya sejujurnya, sebenarnya saat itu gadis ini sudah bersiap-siap hendak pergi nonton dengan Ethan.
Tetapi saat itu tiba-tiba Ethan meneleponnya dan mengatakan jika dia tidak bisa pergi hari ini di karenakan khawatir dengan keadaan Aruna.
Saat itu Anya juga khawatir tentang keadaan temannya makanya dia langsung bertanya pada bu Kinan mengenai keadaan gadis itu tapi setelah mendengarkan ucapan Kinan membuatnya sedikit tersadar.
Kinan saat itu berkata kalau saat itu Ethan sedang mengopreskan kening Aruna dengan kain basah agar demam nya turun, bahkan Kinan memberikan fotonya kepada Anya.
Melihat perhatian dan kekhawatiran Ethan membuat Anya tersadar, jika Ethan tidak seperti pria yang ia pikirkan sebelumnya.
Dia cukup dewasa, bukan ke-kanak-kanakan karena dulu Ethan cukup sering menggodanya jadi Anya berpikiran hal itu.
Ethan disana masih termangu. Ini sungguh? Anya berkata ini padanya? Memuji nya?
"Hm, gimana kalau kita kencan lagi? Maksudnya jadiin yang hari itu?" Celetuk nya dengan ceria.
Anya terkekeh lalu mengangguk.
---
Aruna dan Tristan tengah berada di taman sekolah, niatnya hendak membaca buku bersama bersama namun lelaki itu ternyata malah sibuk mencubit pipi gadis itu karena gemas hingga Aruna kesal dibuatnya.
"Ah! Sakit!" Rintih Aruna kesal.
Tristan malah terkekeh lalu membuka bekal makanan nya. "Gue udah siapin makan siang buat lo, ini spesial--"
Aruna ternganga. "Sayur?"
Tristan mengangguk antusias. "Iya, biar lo sehat dan gak sakit-sakit lagi..."
Aruna memejamkan matanya, apa ini? Mengapa harus sayur. "Enggak laper..."
"Makan pokoknya! Gue gak mau tau!" Paksa Banni.
Aruna tetep menutup mulutnya.
"Ayolah sayang, ini gue spesial buatin!" Jelas Tristan.
Dengan amat terpaksa Aruna pun memakannya langsung dari tangan Tristan.
"Nah, gitu anak pinter..."
"Ekhemm!" Bagas berdehem––lelaki itu pun baru datang.
"Pacaran mulu ini anak..." Ujar Bagas terheran-heran.
Aruna hanya tersenyum pasrah. "Setelah seminggu bang Ethan larang Tristan ketemu sama aku, masa di bilang pacaran mulu?" Heran Aruna.
"Lagian kenapa bang Ethan terus melarang Banni masuk keruangan aku? Heran deh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA STORY: Feel Again [Lengkap]
Novela JuvenilAruna seorang anak 'broken home' yang memiliki sifat bar-bar dan semaunya. Dirinya hanya tinggal bersama ayah dan kakak laki-lakinya saja yang bernama Ethan. Mereka tak pernah memberikan perhatian lebih kepada Aruna hingga gadis itu selalu bertingka...