1

874 78 0
                                    





"Hey, Lee Jeno! Mau ikut denganku ke Bar milik Yoohyeon?"

Suara seorang wanita yang menginterupsi indera pendengaran miliknya membuat fokus pada kertas-kertas dari penyihir tersita. Kepalanya tertoleh pada seorang wanita yang kini sedang bersandar pada pintu kamarnya sembari melipat tangannya.

"Apa kau tidak melihat gulungan kertas yang tertumpuk ini? Penyihir sialan itu memintaku untuk menyelesaikan nanti malam," ucapnya sinis.

Gerutuan itu hanya dibalas anggukan oleh yang lebih tua. Mata wanita itu melirik malas ke arah jelmaan serigala di depannya kini. Ia yakin, otak dari si serigala di depannya kini sebentar lagi akan meledak.

"Ah sialan!!" teriak Jeno kesal.

Baru beberapa detik ia menebak, sudah kejadian sungguhan. Suara tawa dari yang lebih tua tak terelakkan. Tapi Jeno tak peduli, tugas-tugas ini lebih penting daripada meladeni sang kakak yang kini tertawa terpingkal-pingkal. Biarlah, nanti Jeno akan menjualnya di pasar nanti, barangkali ada yang mau.

"Dasar, diam kau jelmaan beruang!" bentak Jeno dengan kesal.

Tawa itu terhenti, digantikan dengan deheman singkat yang membuat mata tajam itu kembali fokus dengan sang adik. Begini-begini, ia ini sayang pada adiknya, Lee Jeno. Tak seperti kakak-kakak kebanyakan yang ada di cerita-cerita. "Mau ku bantu?" tawar kakak Jeno.

Tawaran itu dibalas dengan gelengan lesu, yang pasti Yoobin tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Adiknya ini sedikit keras kepala, kadang hal itulah yang membuatnya kesulitan untuk memilih pertanyaan atau penolakan halus yang tidak akan membuat adiknya ini kecewa.

"Tidak usah, aku akan mengerjakannya sendiri. Kau pergi saja ke bar Yoohyeon, aku tau itu hanya alasan agar kau dapat bersenang-senang disela waktumu itu."

Mata serigala Jeno beradu dengan mata beruang Yoobin. Meskipun berbeda ras, tapi Yoobin dan Jeno memiliki darah yang sama. Jangan heran, mereka adalah bangsa manimal. Bangsa dimana para makhluk bisa berubah menjadi jelmaan hewan di umur yang sudah matang.

Mereka tinggal di Daedalus, daerah mereka diapit oleh wilayah elf dan wilayah wizard. Kota Deadalus terkenal dengan kedamaian, hasil tambang, kehebatan membuat senjata meski tak sebagus para Vikings tapi mereka diakui oleh para bangsa Vikings sendiri. Kota ini benar-benar makmur dan damai, ya karena dipimpin oleh kakak Jeno sendiri.

Dalam sejarah, tak ada yang dapat memimpin kota ini sebaik Yoobin sebelumnya. Baru tahun ketiga memimpin, Yoobin dapat membuat kotanya diakui oleh para bangsa lain secara lebih luas.

Jika kakaknya sehebat itu, bagaimana dengan Jeno sendiri? Em..tak banyak yang bisa dilakukan oleh jelmaan serigala berusia 220 tahun itu. Jeno hanya terkenal akan kemahiran dalam bersenjata saja, selebihnya ia hanya serigala biasa. Ya, serigala biasa yang jika berjalan di jalan akan dilirik oleh manimal betina lain yang mengidam-idamkan dirinya.

"Baiklah kalau begitu, aku akan keliling kota, sekalian cek keadaan apakah laporan dari para prajurit benar apa tidak. Te videre." Karena tak ada lagi yang penting, Yoobin pamit pergi.

"Te videre."

Akhirnya keadaan kembali dengan tenang, Jeno bisa berkutat dengan tugasnya ini. Beberapa jam lagi ia harus menyerahkannya kepada penyihir menyebalkan itu.

°

"Ah~ Jeno. Aureola." Suara tua itu menyapa telinga Jeno. Penyihir di depannya ini sangat menyebalkan. Untung ia sudah tua, jadi bisa ia negosiasi dengan otaknya jika bisa-bisa ia ingin memutilasi orang di depannya kini.

The Shadow King's Precious Gem || JaemJen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang