#6 Laut & Kita

15 4 1
                                    

          Semua isi piring dan gelas telah kosong, empat laki-laki itu pergi ke pantai atas ide Mingi yang ingin melakukan permainan. Entah kenapa setelah melakukan permainan penentu, mereka berakhir menjadi 2 tim, dengan Dongho dan Mingi melawan Minhyun dan Aron.

          Mingi memimpin, "Aku dan Dongho akan membawa batu kecil ini, tugas kalian berdua adalah merebut batu kecilnya", tiga lainnya hanya mengangguk tanda paham.

         "Satu.. Dua.. Tiga..!! Dongho ayo lari!!"

         Sesuai dugaan, target Aron adalah Mingi membuat target Minhyun otomatis adalah Dongho. Mingi lari ke arah kiri pantai dengan lebih banyak pasir sementara Dongho lari ke arah kanan pantai dengan pasir yang lebih basah. 

         Dongho terus berlari ke arah yang tidak beraturan dan mulai menapaki pasir pantai yang lebih kering. "Woah sial kaki Minhyun terlalu panjang!!".

         Dongho menoleh sebentar untuk memeriksa posisi Minhyun tapi Minhyun sudah tepat di belakangnya. Dongho terkejut, kedua kakinya menyandung satu sama lain dan membuatnya terjatuh. "Ackk!!". Tangan Dongho mengepal sampai akhir, lupa bahwa di dalamnya ada batu kecil.

          Minhyun yang juga terkejut menghentikan langkahnya, "DONGHO!!". Dia buru-buru mendekat melihat kondisi Dongho, "Kamu tidak apa-apa?". Minhyun meraba semua bagian tubuh Dongho untuk memastikan apakah ada luka atau tidak, hingga saat Minhyun menepuk pelan lutut Dongho untuk membersihkan pasir, Minhyun melihat ada cairan berwarna merah yang menetes.

          Minhyun melihatnya lagi, menarik paksa tangan Dongho yang masih mengepal. "Donghooo buka kepalan tanganmu cepattt!!!", "Oh? Uh.. Baiklah". Benar saja, batu kecil itu memiliki bentuk yang tidak rata, ada sisi yang ujungnya lancip. "Bodoh! Bagaimana bisa kamu tetap mengepalkan tanganmu! Lihat darah ini astaga".

          Dongho sedikit tersenyum, "Maaf". Minhyun memang akan berubah menjadi sosok ibu saat Dongho melakukan kesalahan kecil. Dia tipikal yang suka mengomel hahaha.

            Minhyun mengajak Dongho berpindah tempat ke area dengan banyak kursi, bersyukur di situ terdapat bekas air minuman dan tisu basah, mungkin sisa pengunjung yang lain. Mereka berdua duduk di kursi yang sama lalu Minhyun tanpa ragu menarik tangan Dongho lagi dan mulai membersihkan lukanya.

            Dongho mendesis perih, sepertinya lukanya agak dalam. "Pelan-pelan Minhyun, sakit..". "Jangan manja, lihat sebesar apa badanmu dan pikirkan apa kamu masih pantas mendesis karena luka kecil seperti ini?!", Minhyun memarahinya tanpa melihat.

           Perlahan, Dongho mulai merasakan hawa dingin yang sangat dekat dengan lukanya. Saat memeriksanya, Dongho tidak menyangka hawa dingin itu berasal dari bibir Minhyun, ternyata Minhyun sedang meniup lukanya. Hati Dongho terasa sangat hangat. Tanpa sadar, dia memulai obrolan ringan dengan alami.

         "Bukankah ini membuatmu bernostalgia?", Dongho berbicara menghadap laut.

        'Hmm? Tentang apa itu', Minhyun mendongak dan menghadap laut juga.

       "Kita selalu pergi ke laut saat ada kabar baik, apa kamu ingat?", Dongho melihat Minhyun sekilas.

        'Dan siapa yang menolak ajakanku untuk pergi ke laut?'

Mendengarnya, Dongho langsung salah tingkah. "Bodohhh, Kang Dongho bodohh"

       "Uh.. Sudah kubilang bahwa.. Mingi.. Mingi mengajakku terlebih dahulu"

       'Kamu yakin Mingi mengajakmu terlebih dahulu atau Mingi mengajakmu setelah aku tapi kamu lebih memilih Mingi secara sengaja?'

      "Mingi adalah nomor satu, kamu tau persis itu Hwang"

       Minhyun hanya mengangguk tanda paham, Mingi akan benar-benar membunuh Dongho jika Dongho lebih mengutamakan orang lain daripada dia. Karena Dongho juga prioritas utama Mingi saat ada masalah apapun.

       "Jadi.. Umm.. Apa alasanmu mengajakku ke laut? Apa karena kencan Mingi dan Aron?"

      'Kamu tau, Aron menculikku! Seharusnya hari ini jadwalku untuk istirahat...'

        'Sejujurnya aku tidak tau bahwa Mingi adalah orang yang dimaksudkan dalam kencan ini, Aron tidak mengatakannya'

       'Tapi karena semuanya sudah terjadi dan kamu ada di sini, aku tidak bisa marah kepada Aron'

         Dongho berbalik dari Minhyun untuk menyembunyikan semburat merah di pipinya. Oh iya aku belum memberi tahu kalian kan? Terkadang mereka berdua bersikap seolah masih berstatus sebagai gebetan, dan Dongho senang akan hal itu. Tapi jika sedang di titik lemah, hal ini menjadi buruk, bukan?

         "Ehem.. Jadi apa intinya?"

         'Aku memang memiliki kabar baik'

        "Apa itu?"

        'Semua artikel murahan itu sudah bersih, seperti biasa, aku hanya dimanfaatkan dan dijadikan kambing hitam untuk pengalihan isu'

        'Aku ingin memberitahumu dan—'

        "APA?! APA ITU BENAR?! ARTIKEL NYA SUDAH BERSIHH?!?!?!?", Dongho sangat antusias dan bersemangat.

         Dongho meraih kedua tangan Minhyun, melupakan lukanya tadi. Rasa senangnya membuat Dongho melompat memeluk Minhyun dengan cepat, "Aku sangat senang mendengarnya", "Minhyunnn aku sangat senang, aku tau bahwa kamu tidak melakukannya". Dongho menepuk-nepuk punggung Minhyun.

         Tepat saat Minhyun akan memeluknya kembali, Dongho melepaskan pelukannya. "Kita harus merayakanya! Kita harus makan ayam bersama, atau mungkin pizza? Uh Ayo ajak Mingi dan Aron juga, lalu—", Dongho terhenti seketika saat melihat Minhyun yang hanya tersenyum sementara dia sedari tadi mengoceh sendiri.

         "Maaf, aku hanya terlalu senang.."

         'Tidak apa-apa, aku juga senang karena kamu senang'

         'Aku akan membelikan ayam dan pizza ketika jadwalku kosong nanti'

        "Eyy ini harus dirayakan sekarang, semua orang sudah berkumpul jadi apa masalahnya?", Dongho terus menggoda agar Minhyun mau mengadakan perayaan.

         "Ah baiklah baiklah, aku akan membelikan bir dan camilan lainnya", Dongho sedikit menyenggol siku Minhyun.

           Dongho mendengus frustasi, sedari tadi Minhyun tidak membalas ajakannya.

          "Baiklah, aku akan menunggu sampai jadwalmu kosong"

         "Tapi ingat, kamu tidak boleh melakukannya tanpaku!!"

          "Janji?"

           'Janji'

          "YAYY!!"

your ocean ; minbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang