Revina menatap bangunan di depannya takjub. Matanya berbinar, perasaannya tak karuan. Senang juga exited melihat sekolah barunya. Dia tak sabar menghabiskan masa SMA bersama orang orang baru. Terlihat begitu menyenangkan, semuanya sudah terbayangkan dalam pikiran Vina.
" Woey, ngelamun aja lo! Kesambet nenek gayung baru tau rasa. " Tegur Zweitson, dia mencubit pipi Vina guna menyadarkan gadis itu.
" Biasa aja dong lo, siapa juga yang ngelamun! " Balas Vina. Tidak terima pipinya menjadi sasaran, gadis itu mencubit perut Zweitson keras. Lelaki itu kesakitan, " aw iya, anjir lo udah kayak reog aja. "
" Lambemu. " Gerutu Vina , dia melepaskan cubitannya.
" Kita ke ruang TU dulu supaya tau lo masuk kelas mana, habis itu gue anterin. " Ucap Zweitson seperti pemandu wisata.
Kalau bukan sepupu ogah, batinnya.
Revina Graccia, sepupu jauh Zweitson yang baru pindah minggu lalu. Secara kebetulan, mereka hanya beda setahun. Terlihat seperti kakak adik karena mereka begitu dekat. Karena hal itu juga, Revina masuk sekolah yang sama dengan Zweitson. Selain itu juga, agar bisa jadi mata-mata kalau Zweitson bolos. Hahaha.
Selepas dari ruang tata usaha, Vina diantarkan ke kelasnya oleh salah satu siswi. Zweitson tidak bisa ikut, lelaki itu bilang harus nyalin tugas karena hari ini dikumpulkan. Vina sudah tak heran, meskipun sepupunya sudah menginjak bangku SMA, tetapi kelakuannya masih sama, ceroboh.
Sambil berjalan, Vina berusaha membuka topik obrolan dengan siswi yang mengantarnya. Namanya Diva, anak kelas sebelas IPA 6, seangkatan dengannya.
Kesan pertama Vina tentang Diva cukup baik, dia ramah juga ceplas-ceplos. Selain dari gaya bahasa, gadis itu memiliki aksen jawa yang lumayan kental. Terdengar unik di telinga Vina." Ini kelasnya, IPS 1. " Tutur Diva saat mereka tepat di depan kelas yang dimaksud.
" Makasih ya, anyway gue udah save nomer lo. Semoga bisa berteman baik ya! Lo orang pertama yang gue kenal disini. " Ungkap Vina.
" Hahaha santai, iya chat aja kalau butuh sesuatu. Betah ya disini, kalau lo masih canggung, chat gue nanti kita ke kantin bareng. " Balas Diva tak kalah antusias, sebelum pergi, gadis itu melambaikan tangannya.
" Sampai nanti. " Vina memperhatikan punggung Diva yang semakin menjauh.
Revina menghela nafasnya panjang sebelum masuk ke kelas, setelah merasa tenang gadis itu memberanikan dirinya. Hal yang pertama kali Vina tangkap dari suasana kelas adalah sepi dan sunyi. Guru sudah datang, dia sedang mencatat materi di papantulis.
" Assalamu'alaikum, bu. " Salam Vina, gadis utu juga tak lupa mencium tangan guru tersebut.
" Revina Graccia? Saya sudah nunggu kehadiran kamu, tadi Bu Dian sudah beri tahu saya. "
Guru itu menyapa Vina dengan antusias. Vina juga menyadari perhatian seisi ruangan kini berpusat padanya.
" Iya bu, mohon bantuannya ya. "
" Perkenalkan diri kamu, lalu duduk ya "
Setelah Vina memperkenalkan dirinya, dan dia mendapat respon yang positif. Vina merasa senang, berada dalam lingkungan baru tidak terlalu buruk.
Vina termasuk gadis yang mudah bergaul, gadis itu memiliki senyuman yang manis. Cara berbicaranya pun begitu ramah, sehingga dia mudah dekat dengan orang lain. Saat jam istirahat pun, dia sudah berkenalan dengan beberapa orang.
Hari ini sudah berada dalam minggu ke dua Vina bersekolah disana. Hari-harinya seperti biasanya, gadis itu juga mengikuti beberapa ekstrakurikuler. Benar-benar aktif.
Vina dan Diva semakin dekat, mereka kerap menghabiskan waktu bersama. Meskipun baru bertemu, dari Vina dan Dhiva memiliki frekuensi yang sama.
" Ssutt, dia liatin lo daritadi " Ucap Diva menyenggol bahu Vina yang sedang asik makan mie ayam. Kata Diva, seseorang berusaha mencuri pandang kearahnya sedari tadi.
" Masa sih? Liatin belakang gue mungkin. " Tutur Vina, dia menghenddikan bahunya tak ambil pusing dan kembali melahap mie ayam itu. Diva menggetok kening Vina pelan.
" Kita paling pojok, bodoh. "
" Memang siapa sih?" Tanya Vina, ia juga sesekali menengok ke arah sana, mencoba membuktikan apakah benar dia diperhatikan sedari tadi. Namun, lelaki itu langsung pindah tempat.
" Asrein, anak IPS 5. "
" Ngawur lo! Mana mungkin ah, makanya hilangin deh geer lo itu. "
" Terserah lo. Gue mah salah mulu. "
Hai, Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca remahan saya ini. Jujur, saya sedikit gugup, tapi semoga bisa menghibur.
Saya seorang amatir, tolong tulis di komentar jika terdapat beberapa kata yang salah agar saya bisa belajar lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTERMOON
Teen FictionAsrein dan Vina. Mereka dua remaja yang saling mengagumi. Mereka memiliki cara yang sama, sunyi-sunyi. Start : 15 Mei End : -