prolog

6 1 0
                                    

“Kai, boleh pinjam ponselmu?” tanya seorang gadis kecil pada sahabatnya yang duduk selonjoran sambil mengipasi wajahnya dengan daun jatuh. Mereka sedang menunggu jemputan.

“Untuk apa?”

“Telepon mama.” Gadis kecil itu, Cleo Lavanya—ikut berjongkok karena panas semakin terik. Bulir-bulir keringat mengaliri wajahnya yg mulai memerah. “Aku tidak bawa ponsel.”

“Okay.” Kaile Latusha, nama sahabat Cleo, merogoh tas sekolahnya dan mengeluarkan sebuah ponsel yang kemudian diserahkan kepada Cleo. “Kau hafal nomornya?”

Cleo mengangguk. Setelah menekan dua belas angka yang sudah ia hafal di luar kepala, ia pun menekan tombol call.

Sekitar sepuluh detik kemudian, panggilan terhubung. “Mama?”

Tidak ada tanggapan. Cleo menjauhkan ponsel dari telinga, memastikan teleponnya masih tersambung.

“Kenapa?”

Cleo mengedikkan bahunya, kembali menempelkan ponsel ke telinga. “Mama?”

Tiba-tiba, sambungan terputus. Cleo menatap ponsel Kaile dengan raut heran. “Mama kenapa tidak bicara, ya?”

Tidak ada yang tahu bahwa kejadian barusan ternyata adalah titik mula dari tragedi yang akan terjadi dalam hidup kedua gadis kecil itu. Kelak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MultiverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang