rasa itu

13 5 0
                                    

Haiiiiiii.....buat kalian para pembaca, boleh minta vomentnya ngga ???

Pengen tau pendapat kalian juga soal cerita pertamaku ini 😁😁

_____________________

Jadwal awal yang seharusnya satu minggu ia beristirahat dirumah pribadinya berubah saat manager kembali menelponnya dan meminta untuk segera kembali ke asrama (dorm) karena untuk persiapan tour mereka.

Langkahnya terhenti saat akan memasuki mobil jemputannya. Menoleh kearah rumah yang pintunya masih terlihat tertutup.

"Huh..." Entah sudah berapa kali ia menghela nafas.

"Omma, bisakah omma sampaikan surat ini pada Nayaa...aku rasa dia dan bibi Jang tidak akan terbangun sepagi ini" ujar Namjoon sambil menyodorkan kertas yang dilipat pada ibunya setelah melirik ke arah jam tangannya yang menunjukkan masih jam 3 pagi.

"Nayaa pasti mengerti."jawab sang ibu sambil tersenyum guna menghilangkan sedikit kekhawatiran putranya.

Namjoon masuk ke dalam mobil setelah ia memeluk erat tubuh sang ibu, sedang sang ayah hanya melambaikan tangan seraya tersenyum.

"Entah sudah berapa kali aku membuatmu kecewa?" Ucap Namjoon menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobilnya. Lalu kembali terdengar helaan nafas yang begitu panjang.

_____________________

Iris hitam itu perlahan terbuka membiaskan sinar yang masuk melalui celah-celah jendela kamarnya.
Perlahan ia bangkit dan menuju kamar mandi, namun baru beberapa langkah ia berjalan pandangannya mengabur hingga ia terhunyung kebelakang dan terduduk disamping ujung ranjang tidurnya.

"Aaaaa kenapa sakit sekali"Nayaa terus memijat pelipisnya karena rasa pusing yang menyerangnya begitu tiba-tiba.

"Kau sudah bangun?" Tanya bibi Jang dari arah luar kamar.

"Eoh, iyy bi...aku akan mandi sebentar"jawab Nayaa berusaha menetralkan nada suaranya agar bibi Jang tidak tahu ia sedang menahan sakitnya.

Setelah pusingnya lumayan berkurang Nayaapun bangkit dan melanjutkan tujuan awalnya untuk ke kamar mandi membersihkan diri.

"Bibi...aku akan kerumah Namjoon, kita akan berjalan-jalan sebentar" pamit Nayaa yang kemudian diangguki oleh sang bibi.

Setelah dipersilahkan masuk, Nayaapun duduk diruang tamu rumah sahabatnya. Namun ia sedikit merasa aneh karena biasanya ibu dari sahabatnya itu akan menyuruhnya langsung masuk ke kamar Namjoon untuk membangunkannya.

"Kau sudah sarapan?" Tanya nyonya Kim seraya tersenyum.

"Sudah omma...apa... Namjoon belum bangun?" Tanya Nayaa yang sedikit kebingungan karena hari sudah agak siang rasanya mustahil jika sahabatnya itu belum terbangun.

Tak langsung menjawab, nyonya Kim mendekat lalu duduk disamping Nayya."karena ada beberapa yang harus disiapkan untuk tournya, Namjoon diminta untuk kembali ke asrama" terang nyonya Kim sambil tersenyum.

Nayya sedikit terperanjat karena terkejut namun segera ia tepis dan menetralkan ekspresinya didepan nyonya Kim.

"Aaaaaa....tentu saja itu bisa terjadi omma, Namjoon adalah seorang leader dan tour ini adalah salah satu tour terbesar sebelum tour-tour yang lainnya kata Namjoon kemarin"

Nyonya Kim masih dengan senyumnya sambil menyodorkan kertas yang putranya titipkan tadi.
"Tapi dia tidak akan serta merta melupakanmu" ucap nyonya Kim seolah menggoda.

Mendapatkan kata-kata itu membuat hati Nayya sedikit menghangat hingga ia tidak bisa menyembunyikan rona merah diwajahnya. Entah karna malu atau karna bahagia atau mungkin memang karena keduanya.

"Aku pamit omma, trimakasih"pamit Nayaa setelah obrolan mereka selesai. Nayaa melangkahkan kaki dengan jantung yang berdetak lebih kencang dari biasanya. Entahlah ia mulai berdebar-debar bahkan hanya dengan menerka-nerka isi surat dari sahabatnya itu, yaaaa sahabat.

Sampai drumahpun ia mendapatkan rentetan pertanyaan dari sang bibi karena ia keluar hanya sebentar padahal pamitnya akan berjalan-jalan. Dan setelah menjelaskan semuanya ia kembali melangkah keluar menuju taman tempat biasa ia menunggu sahabatnya untuk menemuinya dengan kertas yang masih berada di genggamannya.

Perlahan ia buka kertas itu setelah mendudukkan diri pada kursi panjang diantara pepohonan rindang itu.perlahan ia mulai membaca kata demi kata yang Namjoon tulis untuknya.

___Nayaa....

Maaf karena tidak menunggumu hingga bangun, maaf karena membatalkan janji untuk berjalan-jalan secara sepihak seperti ini.

Aku harus menyiapkan segala sesuatu yang harus aku lakukan untuk acara tour grubku ini dan aku tidak bisa menolak karena aku adalah leadernya.

Aku akan menghubungimu nanti, karena mungkin aku akan sedikit sibuk setelah kembali ke asrama.

Aku akan langsung menemuimu ditempat biasa setelah pulang tour nanti. Tunggu aku, aku janji.

___Namjoon

"Cih....kenapa kata-katanya sedikit terdengar romantis seperti ini? Bukankah dia bisa menyampaikan langsung pada omma. Awas saja kalau ingkar janji!" Gerutu Nayya dengan pipi yang masih merona karena dengan keadaan yang tiba-tiba dan tergesa-gesa Namjoon masih menyempatkan diri untuk menulis surat untuknya.

_____________________

"Hyung...bukankah Seijin hyung menyuruhmu untuk memeriksa file lagu yang baru dibuat?" Tanya Jungkook saat mendapati Namjoon sedang duduk melamun didapur.

"Aaaaa nee, aku akan segera ke studio." Jawab Namjoon seraya bangkit dan menuju studio.

"Namjoon hyung belakangan ini sering melamun, apa hanya pendapatku hyung?" Tanya Jungkook lagi pada Seokjin yang hanya tersenyum kecut mendapat pertanyaan seperti itu dari adik paling bungsu d grubnya.

Sebenarnya Seokjinpun menyadari akan hal itu, dan ia memutuskan untuk menanyakan langsung pada Namjoon nanti saat pekerjaannya sudah selesai.

"Namjoona, hyung ingin berbicara denganmu, apa kau tidak lelah?" Tanya Seokjin saat diruang tamu.

"Eoh, aku tidak lelah hyung...katakan saja" jawab Namjoon.

"Belakangan ini kau sering terlihat melamun, apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Seokjin serius.

"Huh....apa begitu terlihat dengan jelas, hyung?" Namjoon menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.

"Heeemmm...bahkan semua penghuni dorm ini menyadarinya.." Seokjin sambil terkekeh agar suasana keduanya tidak canggung.

Namjoon terdiam sejenak, " hyung, bagaimana jika aku mulai menyukai Nayaa???tidak, lebih tepatnya aku mencintainya, hyung? Ottokhe??" Namjoon menatap sayu kearah hyungnya itu.

Seokjin mengernyitkan dahinya, " lalu kenapa, katakan saja yang sebenarnya" jawab Seokjin singkat.

Namjoon membelalakkan matanya tak percaya atas jawaban dari hyungnya itu. "Yaaak hyung, hyung lupa aturan dari agency, kita tidak boleh berpacaran atau berkencan!"

"Yaaaa...siapa yang menyuruhmu berkencan???aku hanya memintamu untuk terus terang bukan berarti setelah itu kalian akan berpacaran karena bisa jadi Nayaa menolakmu" Seokjin terkekeh melihat raut wajah Namjoon yang terlihat tidak suka akan jawabannya.

Ya, Seokjin bahkan ke 5 anggota lainnya sudah tahu mengenai Nayaa walaupun mereka belum pernah bertemu hanya tahu melalui cerita Namjoon tentang sahabatnya itu.

"Tapi.....apa Nayaa tidak akan menjauhiku hyung jika perasaannya tidak sama dengan perasaanku?" Tanya Namjoon lagi.

Seokjin membetulkan duduknya " kalau kau tidak memulainya, maka kau tidak akan tahu apa yang sebenarnya Nayaa rasakan" ucapan itu mampu membuat Namjoon mengangguk-nganggukkan kepalanya pelan. "Bergeraklah!..."imbuh Seokjin lantas bangkit menuju kamarnya.

__________________

Tbc....

Sebenernya aku juga masi bingung tentang jalan menuju endnya🤭 walaupun sudah tertulis endnya bakal seperti apa....

Lalu bagaimana dengan rasa sakit yang selalu menyerang tubuh Nayaa???....

Until The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang