Dan Lukas kini benar-benar menepati ucapannya. Untuk tetap menemani Rea di saat jam makan tiba. Khusus nya untuk pagi dan siang hari.
Ini bahkan sudah hampir seminggu lamanya, pria itu terus pulang ke rumah di kala siang tiba hanya untuk memastikan Rea makan dan meminum obat nya secara teratur.
Tidak ada kata NANTI. Karena Jika Rea menundanya sejenak saja, pria itu tidak akan segan-segan untuk membuat Rea menyesali keputusannya tersebut.
Dengan cara apa? Tentu Lukas punya 1001 cara untuk membuat wanita itu bertekuk lutut di bawah kekuasaan nya. Karena keinginan nya adalah MUTLAK, tak akan bisa di ganggu gugat!
Sebagai contoh nya saja, kejadian bebera waktu yang lalu. Rea bahkan masih ingat jelas saat pria itu membuat nya meminum obat nya tersebut melalui perantara mulut Lukas sendiri. Ya, seperti yang terjadi sebelum nya tapi kali ini lebih GILA lagi.
Lukas melakukan hal tersebut di ruang makan rumah nya. Di siang hari bolong. Mengingat nya saja telak membuat Rea merasa malu dan kesal minta ampun.
Bagaimana tidak?! Pria itu bahkan melakukan aksinya itu di hadapan para pelayan yang di sana.
Karena saat kejadian berlangsung masih terdapat beberapa pelayan yang masih sibuk membereskan peralatan makan mereka sesuai makan siang. Sebelum akhirnya terjadi cek cok yang mengakibatkan hal sinting itu terjadi.
Tanpa dapat Rea hindari sama sekali Lukas melakukan hal frontal itu dengan cepat, hingga jangankan untuk melawan, merespon nya saja Rea sudah tak mampu lagi. Hingga ia hanya bisa pasrah, hingga Lukas akhirnya menyudahi aksinya itu sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Jangan melamun. Aku kembali ke kantor dulu ya. Sampai jumpa lagi nanti malam dan jika aku lembur,-
"Aku tak perlu menunggu mu. Makan malam sendiri dan minum obatnya." Potong Rea yang seakan hapal betul dialog macam apa yang akan Lukas berikan padanya.
Pria itu pun tersenyum, lalu berjalan menghampiri Rea seraya mengecup puncak kepala wanita itu singkat, sebelum akhirnya berjalan ke luar dari ruang makan besar itu.
Rea lantas mengikuti nya, hendak mengingatkan pria itu akan sesuatu.
"Lukas, minggu nanti aku ingin menghubungi kak Adrian, bisa kan?"
Langkah pria itu sejenak terhenti, tanpa menoleh Lukas membalas jawaban wanita itu dengan nada yang terdengar datar dan juga terkesan dingin.
"Ia,Re kau bisa menghubungi nya besok, sesuai kesepakatan kita di awal."
Rea menatap punggung pria itu yang kini melanjutkan langkahnya dan meninggalkan dirinya dengan rasa tak nyaman yang seketika mengelubungi hati nya.
Entah lah, tapi Rea merasa jawaban pria itu seperti tak suka dan terkesan 'TERPAKSA'.
Tapi masa bodo mengenai hal tersebut karena Rea merasa menghubungi Adrian adalah hal terpenting untuk nya.
Agar komunikasi mereka tak pernah terputus walau Rea harus tinggal terpisah dari suaminya tersebut.
Selain itu dengan tetap saling menghubungi satu sama lain Rea dan Adrian pun bisa saling bekerja sama menyembunyikan semua ini dari kerabat serta keluarga dari masing-masing pihak. Agar tak ada yang tau, jika Adrian dan Rea terlibat dalam perjanjian sinting ini.
✖️✖️✖️
Di tempat berbeda, nampak seorang pria yang tengah sibuk merapihkan beberapa berkas yang tertumpuk di atas meja kerjanya.
Pria itu terlihat asik, menggeluti pekerjaan hingga seorang pemuda tiba-tiba saja datang menyambangi ruangannya. Sejenak mengingatkannya tuk segera pergi beristirahat dan juga makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pawned Wife
Romance"Kau membutuhkan uang ini bukan? Maka tanda tangani kontrak ini, dan jadilah milik ku selama 3 bulan ke depan." Rea menggigit bibirnya pelan, sambil meremas ujung gaun yang tengah dikenakannya itu dengan keras, menahan segala amarah dan rasa malu ya...