39.

7.4K 724 60
                                    


Karena Jeno tak jadi bekerja, akhirnya Jeno dan Jaemin mengajak Jisung untuk belanja bulanan karena memang sudah tidak berbelanja lagi beberapa minggu ini dan sering makan diluar. Seperti biasa, Jeno yang menggendong Jisung dan mendorong trolly serta Jaemin yang mengambil barang. Sesekali Jisung mengoceh tak jelas karena melihat sesuatu yang menurutnya menarik, dan Jisung masih belum bisa melepas Jeno.

" Aku mau eskrim deh yang. " ucap Jeno saat tangannya membantu Jaemin untuk memasukkan beberapa produk.

Jaemin menatap Jeno. " Ambil aja, sama yang kesukaanku juga boleh deh. "

Jeno mengangguk dan langsung melenggang pergi bersama Jisung, Jeno sampai dimana area eskrim berada dan melihat lihat mana yang enak untuk dimakan. Jeno membuka kaca penghalang tempat eskrim itu dan mengambil satu kotak besar dan beberapa eskrim yang kecil. Jeno mengasih Jisung satu agar anak itu bisa merasakan dinginnya eskrim.

Jeno terkekeh melihat ekspresi kaget Jisung, Jeno pun mengecup pipi Jisung pelan dan pergi kembali ke tempat dimana Jaemin berada. Mereka pun langsung membayar total semua belanjaan mereka dan pulang.

Saat di mobil, mereka melewati sebuah taman yang sangat ramai dengan anak anak dan beberapa mainan disana. Jisung yang sudah berusia 8 bulan itu menggedor gedor kaca dan berteriak menunjuk taman itu, Jeno yang melihat itu langsung melihat apa yang anaknya lihat kenapa bisa sampai segitunya.

" Dia mau kesana? " tanya Jeno memelankan laju mobilnya. Jaemin mengedikkan bahunya. " Kayanya. "

" Mau kesana? " tawar Jeno.

" Boleh deh. " balas Jaemin yang langsung Jeno mengambil jalan untuk putar balik kearah taman yang Jisung tunjuk tadi.

Kaki kecil Jisung menginjak tanah yang ada di taman sana, Jeno dan Jaemin memegangi kedua tangan Jisung agar pria itu juga sekalian belajar berjalan. Wajah Jisung terlihat senang sekali, pria kecil berusia 8 bulan itu senang melihat banyak anak kecil yang seusianya. Jaemin duduk di salah satu bangku di taman sana, melihat Jeno mengajak Jisung naik ke perosotan disana.

Jaemin mengeluarkan handphone miliknya dan memotret sepasang bapak dan anak itu, mungkin Jisung tak lepas pada Jeno itu karena rindu. Jisung dapat melihat Jeno jika pagi saja itupun tidak lama, paling 20 menit saja. Dan itu membuat anak itu merasa rindu kepada ayahnya, jika malam tidak bisa bertemu karena Jeno yang selalu larut pulang.

Jaemin mengamati foto yang ia abadikan tadi, Jeno terlihat sangat sayang kepada Jisung dan ia rela meninggalkan pekerjaannya demi bocah 8 bulan itu. Memang saat bocah itu bangun langsung menangis mencari Jeno.

" Mau eskrim? " tanya Jeno menghampiri Jaemin sendirian, Jisung berada di area pasir dan sedang bermain disana. " Disana aku lihat ada yang jualan. " lanjut pria itu.

Jaemin mendongak lalu menggeleng. " Gausah, Jie masih lama? " tanya Jaemin.

Jeno duduk di sebelah Jaemin dan mengamati anaknya yang bermain dengan anak anak lainnya, pria kecil itu berjongkok sembari memasukkan pasir kedalam tempat cetakan.

" Lama sih kayanya. " jawab Jeno dengan mengambil tangan Jaemin dan ia genggam. Jeno usap perlahan tangan milik Jaemin dan mengecup punggung tangan Jaemin.

Jaemin menyenderkan kepalanya di pundak Jeno, pundak Jeno sangat nyaman jika digunakan seperti ini.

" Udah lama ga kaya gini, terakhir kapan? maaf ya, gabisa luangin waktu untuk kamu sama Jie. " ujar Jeno.

Jaemin mencubit lengan Jeno. " Apasih, gapapa padahal. Kamu juga kerja, kalau kamu nyaman di kerjaan juga aku seneng rasanya. "

" Ya . . aku kalau kerja sampai malem bahkan sampai larut banget, kadang kamu udah tidur Jie juga, aku jadi ngerasa salah aja. "

Mother - Nomin | END. [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang