Lepas Kontrol

10.5K 670 36
                                    

Bible baru saja menjadi seorang mahasiswa baru di Universitas Bangkok. Dia mengambil jurusan teknik mesin sesuai minatnya yang suka sekali memodifikasi motor kesayangannya.
Perawakan yang tinggi, atletis dan juga paras yang tampan membuat Bible langsung menjadi sorotan senior maupun teman seangkatannya.

"Bisakah aku duduk di sini, nong?" seorang pria imut tiba-tiba mengintrupsi Bible yang tengah makan dengan tenang.

Bible sedikit terpana dengan senyuman lebar pria di hadapannya itu tapi kemudian dengan cepat mengalihkan pandangannya.

"Duduk saja, aku sudah selesai." Bible langsung berdiri dan pergi sambil membawa piring makannya yang belum habis.

"Auw!!" pria itu menggaruk kepalanya bingung. Dia jadi merasa tidak enak karena seperti mengusir juniornya itu. Ya, dia tau Bible adalah juniornya. Memang siapa yang tidak kenal Bible?

"Build, kenapa kau berdiri saja?" Jeff, sahabat pria itu datang dan langsung duduk di kursi bekas Bible.

Build pun langsung duduk mengikuti sahabatnya. Dia tak ingin ambil pusing lagi masalah barusan, mungkin Bible tadi memang sudah selesai. Mereka pun makan dengan tenang, diselingi dengan obrolan ringan antar sahabat.

***

Kelas Bible hampir dimulai, dia sengaja mengambil tempat di paling depan karena penglihatannya yang sedikit buruk.

Seorang gadis satu-satunya di kelas ini duduk di samping Bible.

"Apa kursi ini kosong?"

Bible melirik gadis itu, sedikit mengangkat alisnya karena gadis itu bertanya kala dirinya sudah duduk.

"Kau sudah duduk, kenapa masih bertanya." Bible kembali ke bukunya. Gadis itu hanya menunjukan deretan gigi rapinya. Sebenarnya dia hanya berusaha mencari topik.

"Aku Prim!" gadis bernama Prim itu mengulurkan tangannya ke arah Bible.

Bible melirik tangan Prim tanpa merespon. Namun Prim tak menyerah dia mengambil tangan Bible di meja lalu menjabatnya.

"Senang berkenalan denganmu, Bible!" Prim tersenyum lucu sambil mengayunkan tangannya yang masih menggenggam tangan Bible.

"Tck!" Bible melepas paksa tangannya dari Prim membuat Prim terkekeh. Tak lama, dosen pun datang memulai pembelajaran.
Prim tak lagi menggoda Bible, dia fokus pada materi yang dosen terangkan. Hanya sesekali melirik wajah serius berkacamata Bible.

***

"Hei, tunggu! " Prim mengejar Bible yang berjalan terburu-buru meninggalkan kelas. Kaki pendeknya sedikit kesulitan mengejar langkah kaki panjang Bible.

"Kubilang tunggu!" akhirnta Prim dapat meraih lengan Bible sambil terengah.

"Ada apa?"

"Dosen bilang tadi kita satu kelompok, jadi aku ingin mendiskusikan tentang tugas tadi."

"Tidak perlu, aku akan mengerjakannya sendiri."

"Tapi inikan tugas kelompok, mana bisa mengerjakannya sendiri-sendiri!" protes Prim tak terima.

"Aku akan bicara pada dosen."

"Tidak! aku ingin kita mengerjakannya secara kelompok."

"Terserah kau saja!" setelah mengatakan itu Bible langsung berlari meninggalkan Prim, membuat gadis itu berteriak memanggilnya, tapi sama sekali tak direspon.

Bible celingukan melihat sekeliling tempat parkir belakang gedung itu. Tadi, saat sedang bicara dengan Prim dia melihat senior yang bicara dengannya di kantin ditarik oleh dua orang pria.

Another Level of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang