Seokjin baru menyelesaikan sarapannya saat ponselnya berbunyi panggilan dari Dohwan.
"Ya Dohwan-a."
"Apa? Bukankah kubilang kau baru bisa kembali saat aku datang ke sana!."
Kemarahan Seokjin meledak saat mendengar Dohwan telah kembali ke Korea, mengatakan bahwa Lisa telah kembali ke rumah orangtuanya dan tak ingin Dohwan mengikutinya.
"Temui aku di rumahku, segera!!!."
Seokjin mematikan panggilan, memijat kepalanya yang mendadak pening. Lisa menjadi prioritasnya tapi ia tak bisa mengabaikan pekerjaannya di Korea.
******
Setelah berfikir cukup lama, Lisa akhirnya memutuskan untuk mengikuti tes untuk dapat dikirim ke Lotte mart pusat di Korea. Saat di rumah orang tuanya, ia sudah memikirkan masak-masak. Semua akan semakin buruk bila ia tak bekerja. Riri sedang sakit, membutuhkan operasi transplantasi segera. Sementara sang kakak juga bekerja dengan keras untuk mendapatkan biaya.
Mantan suami kakaknya adalah seorang anggota dewan, mereka bisa saja meminta bantuan kepada mantan suami kakaknya, tapi yang terjadi adalah Riri akan dibawa oleh ayahnya, dan kakak serta kedua orang tuanya tak akan bisa menemuinya lagi. Kakak Lisa merupakan istri kedua, dulu ia tergoda dengan janji lelaki yang memberikannya banyak barang dan mengaku pria lajang. Lisa akan melakukan apapun yang ia bisa untuk mempertahankan keponakannya. Ayahnya adalah seorang pengajar di sebuah sekolah SMA, pegawai negeri biasa, dan pasti uang untuk pengobatan cucunya selama ini sudah sangat membebaninya
Setelah sarapan pagi ini sebelum ayahnya pergi bekerja, Lisa memberikan buku tabungannya pada sang ibu.
"Apa ini Sa?."
"Gunain ini untuk biaya berobat Riri, Ma."
Ayah dan mamanya saling berpandangan, ayahnya mengambil buku tersebut dan memberikannya pada Lisa kembali.
"Simpan aja Sa, ini tabungan kamu kan. Kamu juga butuh sekarang, sebelum dapat kerja lagi. Jangan mikirin banyak hal, Ayah akan dapetin biayanya. Lagian mbak mu juga sedang berusaha."
"Pakai aja Yah, Lisa juga mau bilang kalau setelah ini Lisa mungkin akan ke Korea."
"Korea?, " Ibunya terkejut mendengar ucapan Lisa.
"Iya, Ma, disana lebih menjanjikan Ma, perusahaan yang sama."
"Tapi Korea itu jauh banget lo Sa."
Lisa hanya tersenyum, ia sebenarnya berat untuk berpisah dnegan keluarganya, tapi mengingat penjelasan Tuan Oh, ia jadi tertarik.
"Boleh ya Ma? Ayah gimana?."
"Kalau Ayah sih terserah kamu, ayah malah seneng kalau kamu makin bisa banyak berkarir dan ngebahagiain diri sendiri."
Lisa selalu merasa beruntung saat ia dilahirkan di keluarganya. Kedua orang tuanya yang selalu emndukung apapun yang ia lakukan. Padahal saat kumpul keluarga atau bertemu dengan teman-temannya yang sudah berkeluarga bahkan memiliki anak, ia selalu ditanya kapan menikah? Usianya termasuk tua, di daerahnya bila belum menikah. Ia bersyukur, keluarganya tak pernah membahas itu.
******
"Hyung!!!."
Yoongi segera memanggil Seokjin saat berhasil menemukan Hyungnya itu di salah satu tempat minum private tak jauh dari rumahnya. Ia segera berkendara kemari setelah Seokjin menghubunginya.
"Ohh, Yoongi-ya."
Yoongi menghela nafasnya pelan, melihat betapa berantakan Hyungnya. Seokjin tak pernah seperti ini. Bahkan saat berkumpul beberapa hari yang lalu di sebuah restoran Iga sapi, yang lainnya mengatakan Hyungnya baru dari kantor polisi tapi pria itu tetap dengan baik menyembunyikan semuanya.
Pemandangan di depannya ini jadi mengingatkan peristiwa yang terjadi beberapa tahun yang lalu saat Seokjin mendatanginya ke Guri setelah ia bertemu kembali dengan Yoora. Yoongi menyadari Seokjin selalu ada untuknya, bukan hanya untuknya tapi untuk kelima adiknya yang lain, tapi Seokjin tak pernah berbagi apapun pada mereka, selain kalimat "aku baik-baik saja"
"Kau kenapa Hyung?."
Pertanyaan dari mulutnya sendiri yang membuat Yoongi merasa bersalah. Benar, ia tak mengetahui apapun tentang Seokjin, Hyung yang selalu ada untuknya itu. Bukan hanya dirinya yang lain juga begitu, Seokjin selalu membuat lelucon dan banyak tertawa, membuat semua berfikir Seokjin tengah baik-baik saja. Mereka tak pernah memikirkan apa yang tengah Seokjin alami.
"Hyung!, " Yoongi merebut gelas Seokjin saat pria itu tak menanggapi pertayaannya tapi malah terus minum, "berhentilah minum, dan bicara padaku ada apa?."
"Aku harus bagaimana Yoongi-ya?,"suara Seokjin terdengar putus asa, " Aku telah masuk ke lubang hitam dan tak bisa mengakhirinya."
"Hyung."
"Duduk di sini mengingatkanku pada masalalu, bukankah kau dulu juga selalu menggila bila berkaitan dengan Yoora dan si kembar. Kau selalu datang padaku dan mengoceh betapa menyebalkannya Yoora yang terus menerus tak mau menerimamu, dan saat itu aku menyadari betapa kau mencintai wanita yang bahkan tak pernah kau lupakan seumur hidupmu."
"Hyung benar, " Yoongi ikut memesan minuman, cara yang terbaik adalah ikut Seokjin minum, mungkin pria itu akan sedikit terbuka dengannya, "emosiku selalu tak bisa ku kendalikan bila itu berkaitan dengan Yoora dan anak-anakku."
"Tidak seperti kau, aku bertemu dia baru sebentar, singkat sekali tapi ia memiliki semua jawaban dari setiap pertanyaan orang-orang padaku."
Kembali Seokjin menyesap minumannya. Pahit, tapi ia tak ingin berhenti. Ia mengingat masa-masa bahagia yang ia lalui bersama Lisa.
"Seokjin-ssi bagaimana tipe ideal anda?."
"Lisa memiliki semuanya, bahkan saat pertemuan kami begitu singkat, aku tak bisa melepaskannya."
"Hyung bertemu seorang gadis? di Bali?."
Seokjin menatap Yoongi sejenak lalu tersenyum, menertawakan dirinya sendiri, "tapi aku yang pengecut tak bisa melindunginya, dia mengatakan tak ingin mengingatku lagi."
Teringat bagaimana Dohwan mengabarkan semuanya padanya, Lisa tak ingin Seokjin mengingatnya lagi.
"Hyung mau aku menemukannya?."
"Aku bahkan tak punya muka untuk menemuinya, Yoongi-ya. Semua masih sangat kacau, perusahaan, kecelakaan Hyung, lalu kematian Ayah. Tapi entah kenapa kehilangan Lisa adalah hal yang paling menakutkan."
"Gadis itu bernama Lisa?," Tanya Yoongi.
"Eoh, cantik dan luar biasa."
Yoongi menghela nafas pelan, ia akhirnya mengetahui apa yang disembunyikan Seokjin selama ini.
"Apa terjadi sesuatu pada kecelakaan Hyung-nim?,"tanya Yoongi membicarakan tentang kakak Seokjin.
Seokjin mengangguk, "aku menemui jalan buntu."
"Aku akan membantu sebisaku Hyung, bila memang ada sesuatu hal yang disengaja pada kecelakaan Hyung-nim kita pasti menemukannya."
"Ya, pasti."
"Ceritakan sedikit gadis yang Hyung cintai, dia cantik?."
"Cantik sekali, Lisa begitu baik dan berhati malaikat. Tidak ada keburukkan dalam pikirannya. Tapi sepertinya aku akan kehilangan dia."
"Hyung percaya takdir? Seperti aku yang dipertemukan dengan Yoora setelah sepuluh tahun. Lalu Taehyung yang berhasil membawa kembali Eunbi biarpun gadis itu berlari darinya setengah mati. Bahkan mesti dengan hati penuh luka, Namjoon dan Jungkook berhasil menemukan wanita-wanita yang mereka cintai, "kata Yoongi menghentikan kalimatnya sebentar, " Bila memang kau ditakdirkan bersama gadis itu, percayalah kalian akan bertemu kembali,"Yoongi menepuk pundak Hyungnya itu dengan yakin.
******
Jang Nara
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Difficult "KSJ"
Fanfiction-Karena acara ngambeknya saat Namjoon malah meninggalkannya untuk bulan madu ke empat di konser mereka di Bali, Seokjin tak pernah membayangkan bahwa ia akan bertemu dengan gadis baik hati dan cantik seperti Lisa. Gadis yang memiliki semua kriteria...