071

7.8K 283 4
                                    

╔═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╗
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓐𝓵𝓵
╚═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╝

Perlahan Farhan mengangkat tubuh Archeline lalu menyusul Zara ke kamar.

Ia mendengar suara gemercik air di kamar mandi, berarti perempuan itu sudah di kamar mandi.

Farhan memilih untuk tidur sejenak, ia memejamkan mata dan mempersiapkan alasan untuk menjawab semua pertanyaan Zara.

Sementara itu Zara yang berada di kamar mandi menatap dirinya di pantulan cermin.

Ia membasuh tubuhnya seolah jijik dengan setiap sentuhan yang Farhan berikan, "Kenapa kamu jahat banget, Han?" Lirih Zara tak kuat menahan tangis.

Tangisnya pecah namun teredam dengan suara air yang menerpa tubuhnya.

20 menit Zara keluar, memang cukup lama karena dia harus menenangkan dirinya dulu.

Ia keluar hanya mengenakan handuk saja, tanpa ragu ia memakai pakaian tidur si hadapan Farhan. Toh Farhan sudah benar-benar melihat tubuhnya, kenapa harus malu?

Bukannya tidur Zara malah keluar kamar, karena tak mau menambah parah situasi, Farhan memilih untuk tak menghampiri Zara.

◈ ━━━━━━━ ⸙ - ⸙ ━━━━━━━ ◈

Kini sudah pukul 01.00 malam.

Farhan terusik, ia membuka matanya namun tak menemukan Zara di sebelahnya.

Ia memutuskan untuk membersihkan diri sebentar lalu memakai baju tidur dan beranjak keluar.

Ia mencari Zara di dapur, taman belakang, tempat bermain, dan ruang keluarga namun ia tak menemukan perempuan itu sampai pada akhirnya ia temukan Zara tengah tertidur di sofa panjang ruang tamu, tempat mereka melakukan itu pertama kalinya.

Farhan mendekati Zara, ia melihat mata perempuan itu sudah sembab, ia merasa sangat bersalah sekarang.

Perlahan ia mengangkat tubuh Zara lalu membopongnya kembali ke kamar dan  merebahkan tubuh Zara di kasur.

Farhan mengecup singkat puncak kepala Zara lalu menatap wajah perempuan itu, "Maafin gue Zar." Lirihnya lalu kembali tidur dengan memeluk Zara.

◈ ━━━━━━━ ⸙ - ⸙ ━━━━━━━ ◈

Pagi-pagi sekali Zara terbangun saat merasa tubuhnya sangat berat karena Farhan memeluknya.

Ia sudah menduga pasti Farhan lah yang membopongnya ke kamar.

Zara memilih untuk turun ke bawah dan menyiapkan makanan, ia mencepol rambutnya asal.

Ia mulai memasak di dapur, rasanya selangkangannya masih sakit, namun ia mencoba tetap jalan kesana dan kesini.

"Shhh baru gitu doang dah sakit lo! Lemah banget!" Gumam Zara kesal sendiri.

Ia melanjutkan aktivitas memasaknya namun tiba-tiba ia merasakan tangan melingkar di pinggangnya.

"Morning, babe!" Bisik Farhan dengan suara berat khas bangun tidurnya.

FARHAN [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang