Pagi kembali menyambut dunia, rasanya baru kemarin ia pindah sekolah, eh, tiba-tiba udah punya pacar lagi. Aza berjalan keluar rumah dengan persaan yang membahana, ia menengok keluar pagar berharap Rayen menjemputnya namun sayang sepertinya laki-laki itu tidak datang untuk menjemputnya.
"Kukira serius ternyata bercanda." Aza menutup kembali pagar dan berjalan menuju jalan raya untuk menunggu angkot.
"Ternyata bener, terjebak cinta yang belum pasti. Aulia bener cinta tak selamanya indah, huft." Sungutnya menatap jalan yang sedikit senggang.
"Selamat pagi, ada pesanan ojol dengan nama Azalea Calista." Sebuah motor berhenti tepat didepan Aza lalu membuka kaca helmnya.
Damn! Jantung Aza sepertinya sedang berdisko ria didalam sana. Rayen datang secara tiba-tiba dengan senyum manis.
"Nih, nanti telat." Laki-laki itu menyodorkan helm.
Aza mengangguk dan menaiki motor itu.
"Kok siang? Biasanya jam enam." Aza terkekeh mengingat saat dimana Rayen menjemput dirinya jam enam pagi dan hasilnya merugikan bagi Rayen.
"Siapa bilang, gue udah nunggu kok dari jam enam pagi di warung asongan. Loe aja yang lamban." Jawab Rayen fokus pada jalanan.
"Kenapa nggak didepan pagar?"
"Dimarahin sama satpam komplek, dikira maling diem didepan mulu sambil celingukan."
Aza terkekeh. "Beneran?"
"Ya enggak lah." Mendengus.
"Terus?" Gadis itu masih penasaran.
"Katanya mau backstreet."
Dari spion Rayen dapat melihat jelas wajah gadis itu yang tiba-tiba lesu, senyumnya saja yang tadi tiba-tiba luntur seketika.
"Jangan sedih, tugas ku sekarang dan nanti akan selalu membuat kamu tersenyum."
Aza kembali mengembangkan senyumnya. "Rayen bisa alay juga ya? Hehe."
"InshaAllah bisa." Jawab laki-laki itu sekenanya.
***
Motor mereka sudah sampai sedikit agak jauh dari sekolah, Aza meminta untuk Rayen menghentikan motor.
"Mau di sini? Masih agak jauh Za."
Gadis itu turun dan memberikan helm pada Rayen. "Rayen pikir Aza cewek apaan, cuma jalan segitu doang itu hal biasa."
Rayen hanya mengangguk dan segera melajukan motornya tanpa pamit kepada Aza terlebih dahulu. Gadis itu hanya bisa menganga melihat kepergian Rayen secara tiba-tiba.
"Kok kayak ular, pergi gitu aja!" Ia berdecak kesal melihat motor laki-laki itu yang sudah menghilang di balik gerbang sekolah.
***
"OMG! Kesambet apa loe pake kalung Za? Biasanya ogah, kata loe nggak nyaman, eh tiba-tiba cinta datang." Ucap Aulia heboh melirik dua orang yang baru saja memasuki kelas.
Aza memukul pelan lengan Aulia. "Is Lia!" Ikut melirik pada laki-laki itu, ternyata Rayen dengan Desta yang baru saja tiba.
Entahlah, bukannya Rayen lebih dulu sampai di sekolah setelah menurunkan Aza. Tapi bisa-bisanya ia datang lebih belakang daripada Aza.
Aulia mendekatkan wajahnya tepat di hadapan Aza. "Apa, itu kalung dari seseorang?" Tersenyum jahil.
"Bu-bukan!"
"Terus?"
"Te-terus apa lagi?"
Wajah gadis di sebelahnya itu seolah ingin sekali mencabik-cabik wajah Aza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Milik 'Ku [On Going]
JugendliteraturKita dibuat untuk menjalani takdir dan mencintai takdir. Terutama menghargai setiap momen dalam perjalanan hidup. Banyak typo! WARNING ⚠️ ▪️CERITA INI TIDAK DI TULIS ATAU BERADA PADA APLIKASI NOVEL ATAU BACAAN LAIN. INGAT! ▪️CERITA INI HANYA DI...