Di sebuah Kerajaan Es yang besar dan megah duduk lah seorang Raja dengan sifat angkuhnya, sorot matanya memandang rendah semua yang berada di bawahnya.
Hingga fokus matanya teralih'kan dengan masuknya seorang mata-mata kepercayaan nya, yang berhenti di depanya dengan tergesa-gesa.
"Pintu telah terbuka!" Teriak nya dengan semangat.
"Pintu apa yang terbuka?" Raja bertanya sembari berdiri dari singga sananya.
"Pintu Gunung Suan telah terbuka Yang Mulia"
Raja langsung menoleh ke guru besar kerajaan Huan yang juga menjadi ketua pendeta Istana selama puluhan tahun, sang Pendeta mendekati Raja dan kemudian sedikit membungkuk Hormat.
"Waktunya telah tiba yang Mulia, kita harus segera melakukan Ritual yang telah kita laksanakan selama ini"
"Baiklah, Jendral persiapkan pasukan kita akan menuju daerah Halla, persiapkan juga dengan peralatan musim dingin"
Jendral mengangguk sigap, ia membungkuk hormat lalu kemudian pergi untuk menemui prajurit dan mempersiapkan pasukan khusus untuk mengawal Raja ke dareah Halla yang terkenal sangat amat kramat.
Raja kembali ke kediamannya yang memang berada ditempat khusus yang juga dijaga ketat, Raja mulai khawatir apakah ia bisa melakukan Ritualnya terlebih usianya yang masih terlampau amat sangat muda, bulan lalu ia baru saja menginjak usia enam belas tahun, dan sudah menjadi Raja selama dua tahun setelah kepergian mendiang Ayahnya.
Sang Raja muda memperhatikan ikan-ikan yang sedang berputar-putar dikolam, dengan sesekali melemparinya dengan batuan kecil yang berada ditepian kolam.
Mendengar suara tapak kaki yang begitu semakin dekat Raja menghirau'kan nya, Raja sudah tau siapa itu.
Sepupunya, pangeran paling tampan se istana. Berbanding terbalik dengan sang Raja yang manis. Dengan lesung pipi dan gigi gingsul nya yang semakin menambah kesan manis padanya.
"Bukankah ini masih waktu jam kerja?" ucap sang Raja yang masih sibuk melampari batu ke kolam.
"Udara diruang kerja ku agak panas, jadi aku pergi mencari angin"
"Kau yang meminta menutup lobang angin nya bodoh, jadi salah sendiri"
"Bisakah kau merubah tata ruangnya?"
"Buang-buang uang saja, rubah saja sendiri"
"Ayolah, kau Raja pasti-"
"Aku sedang banyak pikiran, jadi kau lebih baik pergi atau aku tenggelam kan di kolam"
"Kolam itu hanya setinggi betis ku"
"Akan ku ikat"
"Aishh... Raja kita kejam sekali"
"Ya Shibal!, pergi kembali berkerja atau gaji mu akan ku tahan!"
"Baiklah, oh ya. Jangan terlalu banyak ngombrol sama ikan nanti gila"
"Yaa... Jeong-jae Han!"
"Aku pergi!" teriak Jae sambil membenarkan celananya yang agak sedikit melorot.
.
.
.
.Malam di Istana sungguh sepi terlebih di kediaman Raja, sehabis membahas tentang Ritual sore tadi, Sang Raja muda kita telah tertidur lelap dikamar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Vampir
Teen FictionKetika Sang Dewa para Vampir turun ke Bumi untuk mencari Cinta sejati. Untuk nama tokoh tempat dan semua segala sesuatu hanya fiktif belaka ©cbryn_