23 Mei 2013
Keputusan keluarga kecil Choi sudah bulat. Berdiri di depan sebuah panti asuhan dengan senyum yang mengembang, Choi Jongho membawa Istrinya, Choi Hwara. Menjemput calon keluarga baru mereka.
Ah belum. Baru direncanakan dan hari ini berniat untuk mencari seorang anak untuk di adopsi.
Ya benar, adopsi.
Kim Hwara yang sekarang memegang marga Choi, memiliki sedikit kekurangan sebagai seorang Istri. Wanita cantik berusia 20 tahun ini sulit untuk mengandung karena sebuah kecelakaan yang membuat rahimnya sedikit bermasalah.
Kedua keluarga tidak masalah dengan itu, asalkan rumah tangga keduanya baik-baik saja. Dan Jongho juga tak apa, asalkan ada sang Istri. Mereka bisa mengadopsi.
Awalnya memang kedua belah keluarga tidak mempermasalahkan. Lama kelamaan tuntutan Nyonya Choi, Ibu Jongho. Makin menyudutkan keduanya.
Saran untuk menikah lagi dan beberapa saran yang sebenarnya tidak ikut dalam daftar saran pun selalu dilontarkan. Hal ini semakin menyudutkan Hwara, sebagai seorang wanita yang sulit mengandung.
Pernah sekali Ibu Jongho berkata hal yang tidak masuk akal "Kalau tau begini, lebih baik Jongho dulu ku jodohkan dengan lelaki saja" begitu kira-kira.
Semua orang terkejut mendengarnya, terlebih lagi Jongho.
Ia berpikir Ibunya terbentur sesuatu saat di perjalanan menuju ke rumahnya. Pemikiran macam apa yang Ibunya katakan ini? Menikah dengan lelaki? Oh sangat tolol.
Nyonya Choi juga terlihat salah tingkah saat sadar akan ucapannya. Ada yang aneh, pikir Jongho dulu.
"Sudah siap?" Tanyanya pada sang istri.
Hwara tersenyum manis, ahh Jongho jatuh cinta lagi. Bagaimana bisa ada wanita cantik dan selembut ini? Ia merasa sangat beruntung.
"Ayo"
Mereka berdua memasuki panti asuhan yang tidak terlalu besar tersebut dengan saling menautkan kedua tangan.
Pasangan yang romantis, bukan?
"Selamat pagi, Tuan dan Nyonya. Ada yang bisa kami bantu?" Wanita berusia kisaran 50 tahun menyambut mereka dengan baik.
"Sebaiknya kita duduk di dalam, mari" kata seorang wanita lagi, yang terlihat muda.
Keduanya digiring menuju salah satu ruangan yang bisa dibilang ruang tamu.
Jongho pun menyatakan maksudnya untuk mengadopsi salah satu dari banyaknya anak yang kurang beruntung di panti asuhan tersebut.
"Jadi begitu? Kami sangat senang ada yang mau berniat baik dengan anak-anak kurang beruntung seperti mereka. Terimakasih sebelumnya" kata Soyou, pemilik panti asuhan yang berusia 50 tahun. Diangguki sang anak yang masih berusia 27 tahun.
Hwara tersenyum teduh dan berkata bahwa dialah yang beruntung karna adanya panti ini dia akhirnya bisa memiliki anak.
"Mari, kalian bisa memilih"
Ada sekitar 57 anak yang tinggal di panti asuhan ini. 5 bayi berusia kurang dari 1 tahun, 22 anak berusia kurang lebih 5 - 7 tahun, dan 29 anak berusia rata-rata 9 tahun. Serta seorang anak berusia 12 tahun.
Hwara berpikir, dirinya belum bisa merawat bayi. Merawat balita berumur 5 - 7 tahun pun rasanya tidak mungkin karna keduanya harus pergi bekerja dan pulang terlalu malam. Pada akhirnya anak dengan usia kisaran 9 tahun pun dipilih.
Mereka mulai mencari dengan cara berinteraksi dengan mereka. Tapi tidak ada yang menurutnya cocok, tidak ada anak yang menyentuh hatinya.
Sampai seorang anak laki-laki yang telihat lebih dewasa dari yang lain datang.
"Yeosang pulang"
Riuh sekali, semua anak berebut untuk menyambut sang anak lelaki.
"Kak Yeosang, selamat datang!" Kata mereka serentak.
Yeosang memang anak satu-satunya yang disekolahkan karna keterbatasan biaya. Mereka berpikir Yeosang adalah anak laki-laki yang pintar dalam hal apapun, akan sangat disayangkan jika tidak bersekolah.
"Siapa nama anak itu?" Hwara bertanya dengan mata berbinar.
"Kang Yeosang"
Mendekati suaminya, Hwara berkata antusias "Sayang lihat, dia tampan. Sama sepertimu. Sepertinya dia anak baik" Jongho mengangguk.
Melihat sang istri yang tampak antusias memandangi anak laki-laki tersebut membuat Jongho mendekati pemilik panti.
"Bisa kami mengadopsi, Yeosang?"
Pemilik panti tampak terkejut "Sebenarnya bisa tapi..." Soyou tampak ragu untuk melanjutkan.
"Dia adalah anak kesayangan kami, sangat sulit untuk melepasnya. Terlebih dia adalah harapan kami satu-satunya, hanya Yeosang yang sekolah karna keterbatasan biaya"
Pria berusia awal 20 tahun itu tersenyum maklum menanggapi kalimat penuh pemilik panti.
"Kami hanya mengadopsi, keluarga Yeosang yang sesungguhnya adalah kalian semua. Dia bebas berkunjung, begitupun sebaliknya"
Pada akhirnya Yeosang berhasil diadopsi Jongho dan Hwara.
Dua hari kemudian, mereka menjeput Yeosang setelah dibiarkan pamit dengan adik-adiknya dan sang 'Ibu'. Jongho memberikan banyak kenang-kenangan untuk semuanya. Dan juga bantuan besar untuk menyekolahkan banyak anak cukup umur disana.
Wajah Yeosang terlihat senang sekaligus sedih. Hwara terus mengajak bicara anaknya dan berusaha menghibur tanpa merasakan sesuatu yang aneh. Dalam matanya, anak itu menyimpan banyak hal. Jongho menyadari semuanya tapi tak ambil pusing. Mungkin karena belum siap berpisah dengan keluarga lama.
Tapi perkataan Dami, anak pemilik panti. Membuatnya kepikiran.
"Saya harap kalian bisa menyayangi Yeosang kami. Untuk anda, tolong jangan terlalu dekat dengannya untuk saat ini. Jangan memperhatikannya dengan berlebih. Kuharap anda mengerti"
𓂺𓂸𓂺
Jᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇ ᴀɴᴅ ᴋᴏᴍᴇɴ
Tᴇʀᴛᴀɴᴅᴀ : Sᴀʙᴛᴜ, 4 Jᴜɴɪ 2022

KAMU SEDANG MEMBACA
꧁Pᴀᴘᴀ, O'ʀᴇ sᴇxʏ¡꧂ 𝐘𝐞𝐨𝐉𝐨𝐧𝐠 ➪ 𝐀𝐓𝐄𝐄𝐙 ☞︎︎︎ℝ𝔼𝕄𝔸𝕂𝔼☜︎︎︎
Fanfiction"Tᴀ-ᴛᴀᴘɪ ᴀᴋᴜ Pᴀᴘᴀᴍᴜ, Sᴀɴɢ!" "Sᴇʟᴀᴍᴀ ᴅᴀʀᴀʜᴍᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴍᴇɴɢᴀʟɪʀ ᴅᴀʟᴀᴍ ᴅɪʀɪᴋᴜ...ᴀᴋᴜ ʙɪsᴀ ᴍᴇʟᴀᴋᴜᴋᴀɴ ᴀᴘᴀᴘᴜɴ ᴘᴀᴅᴀᴍᴜ" Cᴇʀɪᴛᴀ ᴀsʟɪ : adrstamorey (JoongHwa) ⚠︎ 𝖸𝖾𝗈𝖩𝗈𝗇𝗀 𝖺𝗋𝖾𝖺! ⚠︎ 𝖫𝖦𝖡𝖳 ⚠︎ 𝖦𝖠𝖸 ⚠︎ 𝖡𝖫 ⚠︎ 𝖡𝖷𝖡 𝗗𝗼𝗺! 𝗬𝗲𝗼𝘀𝗮𝗻𝗴 𝗦𝘂𝗯! 𝗝𝗼�...