97. Pemantauan

6 5 0
                                    

         "Yaampun, udah ujian juga masih harus datang ke sekolah" kata Anggi berjalan malas di koridor, hari ini kelas 12 masuk untuk melaksanakan Ujian Psikotes latihan untuk bekerja.

"Gue ngantuk anjir" seru Gino menguap panjang.

"Zal lo kayaknya semangat banget" sahut Anggi menoleh pada Rizal yang tampak tak berkomentar apapun.

"Mata lo semangat" ucap Rizal meringis.

"Kan mau ketemu ayang mantan" seru Gino dan tertawa puas.

"Owh iya, lupa" sahut Anggi terkekeh sedangkan Rizal tidak menanggapi keduanya.

"Tuh orang nya" kata Gino membuat Rizal segera menoleh dan melihat Fani yang tampak tenang memakan cokelat sendirian di kantin sambil menonton film di ponselnya.

"Samperin sana, minta maaf" ucap Anggi mendorong bahu Rizal.

"Minta maaf?" tanya Rizal tidak semangat.

"Lo buat anak orang nangis kemaren kan?" tanya Anggi dengan alis terangkat.

"Bukan salah gue kali" jawab Rizal tak peduli.

"Ah udah samperin aja, balikan sana!" seru Gino mendorong nya.

"Apaan sih, mana mungkin gue sama Fani balikan?"-Rizal

"Terus lo mau balikan sama Fabia? Dia udah punya pacar karena lo sia-siain"-Anggi

"Hooh, yang jelas-jelas aja Fani juga masih suka sama lo"-Gino

"Atau jangan-jangan lo suka sama Tesa ya?"-Anggi

"Apaan dah"-Rizal

"Yaudah sana samperin, lama" Anggi  dan Gino segera mendorong Rizal memasuki kantin, Rizal tampak berontak tidak mau masuk tapi keduanya mendorong Rizal dengan keras karena kesal hingga Rizal terjatuh, Fani terusik dan menoleh ke arah ketiganya.

Gino dan Anggi saling melirik dan segera melarikan diri dari hadapannya, Rizal menatap mereka dengan kesal. Fani menyentuh bahunya dan mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri.

Rizal mendengus dan berdiri sendiri tanpa menjabatnya, Fani menarik kembali tangannya dan menatap Rizal heran.

"Ngapain duduk di lantai? Disini kan banyak kursi" kata Fani dan segera berjalan menuju meja nya dan kembali melanjutkan aktivitas nya ia tampak bersikap cuek kali ini.

Rizal duduk di sebrang nya dan mengikat tali sepatu nya yang terlepas, "Gue pikir kayaknya gue nerima saran lo buat jadi dewasa" kata Fani membuat Rizal menoleh.

"Hah? Gak salah?" tanya Rizal dengan tak percaya dan tak peduli.

"Hhm, lo liat aja nanti kalau gue dapet luka gue gak akan nangis" jawab Fani dan segera mengambil ponselnya lalu berjalan meninggalkan Rizal yang menatapnya menjauh.

"Mustahil" gumam Rizal menggelengkan kepalanya dan segera berdiri lalu berjalan ke kelas nya untuk melaksanakan psikotes.

****

       Rizal turun dari motornya dan menatap Rudi yang menghalangi jalan nya, Rudi tampak terdiam menatapnya juga.

"Ngapain lo?" tanya Rizal menatapnya heran melihat Rudi yang tampak telah berkelahi karena wajah nya terluka di di beberapa titik.

"Bantuin gue" ucap Rudi dengan terbatuk dan mengatur nafas nya.

"Kenapa lo?" tanya Rizal menghampiri melihat keadanya.

"Anggota gue...Panji, di bacok Dani"

"Hah?!" Rizal tampak memejamkan matanya sesaat "Terus sekarang dimana?"

Kulkas Aktif《Completed》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang