Nadhira Islami Putri Zulkarnain seorang wanita cantik, jurusan fakultas kedokteran yang sangat digemari para mahasiswa Bina Nusa Bangsa.
Menurutku dia sangat cantik apalagi dengan kain yang menutupi kepalanya, membuatnya semakin cantik
Hubungan kami bermula saat aku bertemu denganya saat OSPEK/PPKMB, dan aku semakin dekat denganya saat kami mengikuti program LDKM.
Hubungan kami layaknya friend zone, kami sangat dekat seperti orang pacaran tapi tidak terikat hubungan apapun.
Hari ini aku mengajaknya untuk makan siang bersama di sebuah kafe yang bernama Filateli coffe, cafe itu dekat dengan masjid Istiqlal dan gereja Katerdal.
"Udah waktunya salat zuhur, ayo cepet abisin makananya, aku anter kamu ke masjid Istiqlal"
Nadhira tersenyum"Aku salut sama kamu, walaupun kamu non mus, kamu masih ingetin aku untuk salat makasih ya"
"Ayo kita ibadah sama sama, kamu di katerdal dan aku Istiqlal"
Akhirnya kami pun bersama sama pergi ke tempat ibadah masing masing, Nadhira ke Istiqlal dan aku Arya ke katerdal.
Aku masuk kedalam gereja dan mendekat pada patung salib besar"Tuhan bolehkah saya mencintai orang yang berbeda keyakinan dengan saya"
Disisi lain Nadhira sedang berdoa sambil memegang tasbih pemberian sang ayah"Ya allah, hamba minta maaf karena menyukai orang yang bukan umatmu"
Aku melihat Arya menunggu ku di depan gerbang masjid istiqlal, dia tersenyum aku pun membalas senyumnya.
"Maaf, nunggu lama"
"Gpp"
"Nadhira, saya boleh ngomong serius sama kamu"
"Boleh, mau ngomong disini aja atau ke taman"
"Di taman sepertinya lebih baik"
Kami pun menuju taman terdekat di sekitaran sini, setelahnya kami pun duduk di bangku taman dekat pohon rindang.
"Kamu mau jadi pacar saya?"
Wanita itu menggeleng"Ayah, saya bakal marah kalo kita pacaran"
"Kenapa?, kamu kan sudah dewasa bukanya orang tua jaman sekarang ingin anak anaknya cepat memiliki pasangan"
"Bukan itu permasalahan nya, keluarga saya adalah orang yang sangat religius. Ayah saya seorang ustad dan ibu saya seorang guru agama islam, mungkinkah kamu yang berbeda keyakinan akan disetujui untuk jadi menantunya"
"Seorang wanita islam dilarang melaksanakan pernikahan dengan seorang pria yang tidak beragama islam, Jika seorang wanita bersikeras untuk mencintai seorang laki-laki non-Muslim, ingatlah bahwa laki-laki adalah pemimpin keluarga. Dia seharusnya akan membimbing istri dan anak-anaknya menuju surga Allah dengan bersama-sama beribadah pada Allah dengan ajaran Islam. Jika suami non-Muslim, bagaimana dia bisa membimbing keluarganya?"
"Itu masalah gampang, saya bisa masuk islam sekarang juga"
"Jangan meninggalkan tuhan kamu hanya demi saya"
Setelahnya wanita itu pun beranjak pergi meninggalkan laki laki itu sendiri di bangku taman.
"Arya kamu bodoh, bisa bisanya kamu mengucapkan hal yang seharusnya tidak diucapkan"Arya terus memaki dirinya sendiri dan berteriak seperti orang gila, untungnya keadaan taman sedang sepi
Setelah perdebatan di taman, Nadhira menjauhiku dia tidak mau bertemu lagi dengaku, kami pun semakin hari semakin jauh. Hingga aku tidak kuat terus seperti ini aku menemuinya di taman belakang kampus
"Arya, knp kamu terus ganggu saya. Saya udah bilang bahwa kita itu beda"
"Nadhira, aku kesini mau minta maaf sama kamu. Dan ga ada niat mau ganggu, dan cuma mau kasi tau kamu besok aku pindah ke sydney untuk menetap disana"
"Saya ga perduli"
.
.
.
"Bunda, Nadhira mau cerita""Mau cerita apa geulis"
"Nadhira menyukai orang yang beda keyakinan dengan kita, apakah ada jalan keluar agar kita bisa sama sama"
"Nadhira ga ada jalan keluar untuk itu"
"Tapi dia bisa pindah agama bunda"
"Jangan Nadhira, pikirin keluarga nya. Jangan karena hubungan kalian dia di musuhin keluarganya karena berani pindah ke agama islam. Bunda dan ayah juga ga akan setuju dengan hubungan kalian, walupun dia pindah ke agama islam itu harus karena dia mencintai islam bukan karena kamu"
"Nadhira, kadang Tuhan menguji manusia degan cinta beda agama, hanya untuk memastikan apakah manusia lebih mencintai penciptanya atau ciptaannya"
.
.
.
"Nadhira"Panggil khanza teman se fakultas nya"Knp?"
"Ada surat buat kamu dari Arya, tadi dia nitip ke aku sebelum berangkat"
"Makasih Khanza"
Nadhira membuka surat itu di taman belakang kampus tempat favoritnya untuk melepas lelah.
Nadhira membaca semua isi surat dengan detail, dia hanya bisa menangis terisak, dia tidak tahu apa yang harus dia perbuat. Kenapa setiap isi dari surat ini membuatnya menangis.
Untuk Nadhira
Kamu benar, kita berbeda, satu amin dua iman, gereja dan masjid, salib dan tasbih tidak akan pernah menyatu. Aku sadar kalo pun kita bersatu akan banyak perasaan yang kita lukai. Mengikhlaskan artinya merelakan dia bersama siapa pun. Sebab, akhirnya aku paham. Kita dipertemukan hanya untuk menjadi teman, Tuhan memang satu, hanya saja kita yang tak sama. Terima kasih kenangannya yang indah, Nadhira saya harap kamu akan bahagia.