Chap 6

3.1K 372 85
                                    

Tok! Tok! Tok!

Atensi Jisung teralih sepenuhnya kearah pintu kamar nya yang baru saja diketuk. Ia mendadak panik saat mendengar suara neneknya yang terdengar dari luar kamar. Jisung tidak ingin neneknya melihat kalau ada orang asing yang berada di kamarnya.

"Astaga, bagai--huh kemana dia tadi?" Jisung melihat sekelilingnya, mencari sosok pemuda yang masuk ke kamarnya tadi namun tidak ia lihat pemuda itu lagi.

'Hantu kah?' batin Jisung bertanya-tanya.

"Jie, kau didalam sayang?" Heechul berucap dari luar kamar, sedikit khawatir pada cucunya yang belum membuka pintu kamar sedari tadi.

Cklek!

"Astaga, Jie. Nenek khawatir kau tidak membuka pintu kamar, nenek kira kau kenapa-napa" Heechul berucap khawatir.

Jisung menggelengkan kepalanya dan mengembangkan senyum manisnya pada Heechul seolah meyakinkan neneknya itu kalau ia baik-baik saja. Jisung melihat lantai, tidak ada ia lihat satupun ular dilantai itu. Ia mengucek kedua matanya untuk memperjelas pandangan nya dan benar saja lantai itu bersih dan tidak ada sama sekali ular ataupun anak ular yang menggeliat di lantai itu.

Melihat wajah bingung Jisung, Heechul pun menepuk pundak Jisung yang membuat Jisung terperanjat.

"Ada apa? Kau terlihat bingung begitu"

"Tidak apa-apa nek, aku hanya sedikit lelah dan pusing. Efek terlalu lama tidur seperti nya" Jisung tersenyum tipis diakhir kalimatnya.

"Kalau begitu makan dulu agar kau bisa beristirahat kembali" ucap Heechul yang direspon anggukan kecil oleh Jisung.

Keduanya melangkah bersama menuju dapur untuk makan malam bersama. Jisung berhenti sebentar dan menoleh kebelakang melihat ke arah kamarnya yang terbuka. Melebarkan matanya, Jisung berbalik cepat. Jisung mematung ditempatnya berdiri saat melihat apa yang ada didalam kamarnya tadi. Dimana ia melihat ada ular besar berwarna hitam keemasan menatap ke arahnya.

Namun tidak lama kemudian Jisung menyadari ada satu keanehan dari ular itu. Jisung kembali berbalik, tetapi sayangnya ia tidak melihat ular itu lagi di dalam kamarnya. Ular itu mempunyai mata biru laut yang tampak tidak asing bagi Jisung.

"Aneh..." Jisung bergumam sembari melangkah menuju dapur, menyusul Heechul yang  melangkah duluan dan meninggalkannya.

Malam itu Jisung makan malam bersama kakek-neneknya dan ketiga sahabatnya yaitu Chenle, Ningning, dan Shotaro. Makan malam itu berlangsung dengan tenang karena Leeteuk sendiri tidak suka berbicara saat makan. Memilih menyimpan kebingungan akan keanehan-keanehan yang ia alami tadi untuknya sendiri, Jisung bertekad untuk mencari tahu siapa si 'dia' yang dimaksud Yunho dan Baekhyun.










Chanyeol terus melangkah, menjelajahi hutan gelap yang berselimutkan kesunyian. Hawa dingin yang menusuk kulit nya membuatnya menggigil kedinginan. Sampai akhirnya Chanyeol berhenti saat dilihatnya sebuah cahaya di ujung jalan. Memutuskan untuk mengikuti kata hatinya, Chanyeol pun menuju ke arah cahaya itu. Dan benar saja Chanyeol berhasil keluar dari hutan gelap itu dan tiba disebuah tempat asing yang berbeda dengan kehidupan sekarang.

"Dimana ini? Dan ada apa ini?" Chanyeol bertanya pada dirinya sendiri saat dilihatnya banyak orang berkumpul di depan sebuah bangunan mewah bak kerajaan dongeng itu.

"Permisi, ada apa ini?"

"Yang Mulia akan melangsungkan acara pernikahan. Ini adalah hari bahagia untuk nya dan setiap orang diminta untuk hadir di hari bahagianya ini" jawab salah satu warga yang ditanyai Chanyeol barusan.

'Yang Mulia?' batin Chanyeol bertanya.

Chanyeol menerobos kerumunan itu untuk melihat sosok yang dimaksud orang tadi. Namun alangkah terkejutnya ia saat melihat sosok yang sangat ia kenali. Orang yang berarti didalam hidupnya kini berada didepannya. Manik cantik orang itu berkaca-kaca menatap sendu Chanyeol yang mematung ditempatnya berdiri.

"Papa...."

"Jie....kenapa kau berada disini, sayang?" Chanyeol ingin melangkah mendekati anak semata wayangnya itu namun langkahnya tertahan saat melihat Jisung dikelilingi banyak sekali ular. Sesosok pemuda tampan tiba-tiba muncul dari belakang Jisung dan menatap dingin ke arah Chanyeol.

"Janji harus ditepati. Anak semata wayang mu ini akan menjadi milikku, Park Chanyeol. Menjadi pendamping dari siluman black mamba"

"TIDAKKKK!!!"

Chanyeol terbangun dari mimpi buruknya. Keringat dingin membasahi dahi dan tubuhnya. Baekhyun yang berada disampingnya ikut terbangun saat mendengar teriakan Chanyeol.

"Ada apa, sayang? Mimpi buruk kah?"

"Iya. Baek, aku merasa khawatir pada Jisung. Apakah dia baik-baik saja? Apakah keputusan ku untuk membiarkan nya kembali ke desa itu adalah hal yang benar? Aku bingung"

"Percayalah, Chan. Jisung pasti pulang dengan selamat bersama sahabat-sahabatnya. Selama black mamba itu masih ada, kita tidak bisa lari dari janji kita. Janji harus ditepati"

"Kira-kira apakah mereka sudah bertemu sekarang?"

"Entahlah, tetapi orang tuamu mengatakan Jisung baik-baik saja disana dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan" Baekhyun mengusap lembut pundak Chanyeol untuk meyakinkannya.

"Entah kemanakah takdir membawa Jisung? Kenapa harus anak semata wayang ku yang berurusan dengan siluman ular itu?"

"Semua sudah terjadi, Chan. Jangan sesali apa yang sudah terjadi. Naluri ku mengatakan Jisung akan baik-baik saja, percayalah"

"Aku juga berharap begitu, Baek. Aku berharap semua akan baik-baik saja"

'Dan apa yang ku lihat di mimpi tadi hanyalah bunga tidur semata'










"Hei Jie, apa yang kau pikirkan? Apa ada duda yang menarik perhatian mu di desa ini?" tanya Ningning saat dilihatnya Jisung yang melamun.

Jisung menggeleng cepat sebagai jawaban. Chenle dan Shotaro memutar malas bola mata mereka. Pertanyaan Ningning seringkali mengada-ada, membuat Chenle penasaran entah apa isi otak sepupunya itu.

"Untuk apa mencari yang duda kalau perjaka masih banyak" Chenle berucap.

"Beuh, duda lebih mantap. Lebih berpengalaman juga, dijamin puas malam pertamanya" Ningning tersenyum.

"Kebanyakan nonton bokep beginilah jadinya" ucap Shotaro pelan, tidak ingin kakek dan nenek Jisung mendengar pembicaraan mereka.

"Aku tidak suka nonton bokep"

"Tapi..."

"Suka nonton hentai"

"Sama saja Dugong. Isinya sama-sama desahan dan tusuk menusuk"

"Beda, monyet. Beda dimensi"

"Hei kalian berdua tenang lah, nanti jika kakek dan nenek Jisung dengar bisa-bisa ditendang keluar kita" lerai Shotaro dan itu berhasil menghentikan pertengkaran Chenle dan Ningning.

"Oh ya, Ning. Apa kau masih ingat cerita siluman black mamba yang kau temukan di internet itu?" Jisung menatap Ningning serius.

"Kenapa kau menanyakan itu? Bukannya kata kalian itu hanya mitos semata?"

"Masalahnya.......aku baru saja bertemu dengannya"

"HAH?!"







TBC........................................................

:)

See you next chap 👋

Salam hangat dari Semenya Jisung

- Ria

Black Mamba 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang