"Halo...Kita bertemu lagi Eve,"
"Adikku...dimana adikku? Kau apakan dia!?" nada keras serta cukup tinggi terdengar dari suara Eva. Nada yang disertai dengan amarah tidak luput dari pendengaran Beelzebub.
pemuda dengan topi yang menutupi separuh wajahnya itu memasang senyum miring, membiarkan rasa amarah mengusai Eva sedemikian rupa. Karna amarah yang berasal dari manusia membuat energinya semakin kuat.
"Hohoho, kau tau Eve. Aku bisa saja memberitahu dimana adikmu, tapi kurasa akan lebih baik jika kita hanya bicara berdua saja," sahut Beelzebub masih dengan senyum evil di wajahnya.
Mendengar jawaban tersebut Orias yakin bahwa Beelzebub bukanlah orang biasa, bisa dipastikan pemuda dengan topi yang menutupi separuh wajahnya itu berasal dari Underworld dimana para Demon tidak seharusnya menjejakkan kakinya di dunia manusia.
Orias dan Mars secara bersamaan memajukan diri mereka, melindungi Eva dari orang berbahaya ini. Karna Mars tahu kalau Orias juga bukan manusia seperti dirinya.
"Sebenarnya apa tujuanmu disini? Untuk apa kau menemui Eva?" dengan tegas Orias memandang Beelzebub, tatapan menyalang hanya dia tunjukkan pada pemuda itu.
"untuk ukuran seorang Demon lemah sepertimu, tampaknya kau terlalu banyak ingin tahu urusanku dan Eve. Kalian tidak berhak tahu hal ini," balas Beelzebub, kini pandangannya berubah dingin.
Astaga bahkan Eva tidak mengerti apa yang dibicarakan mereka ini. Ia ingin segera menjauh dari Beelzebub dan Orias karna aura yang dikeluarkan kedua pemuda itu membuatnya merasa sesak dan tidak bisa bernapas dengan benar.
"Nona Eva, masuk ke dalam kuil sekarang!" perintah Mars menyadari Afmosfer disekitar mereka semakin mencekam.
Awalnya Eva merasa takut dan tidak tahu harus melakukan apa. Mendengar perintah Marc, ia segera barlari memasuki kuil tadi, tapi entah dari mana beberapa sulur tanaman menahan kakinya sehingga Eva terjatuh menghantam tanah.
BUM!
Suara benda keras beradu dengan batang pohon terdengar, Eva berusaha berdiri dan menyingkirkan sulur-sulur tanaman yang mengikat kakinya. Beberapa kali matanya melirik ke arah Beelzebub yang sedang menahan Orias dengan kekuatannya, punggung Orias beberapa kali membentur batang pohon tapi pemuda itu tidak menyerah.
Mars menyerang Beelzebub dengan pedang api yang entah sejak kapan sudah berada di tangannya. Beberapa kali pedang itu mengenai Beelzebub tapi pedang itu seakan tidak berpengaruh sama sekali.
Beelzebub hanya tertawa dan dia merentangkan tangannya seolah-olah terus membiarkan pedang api Marc melukainya, beberapa kali terdengar suara pedang beradu dengan besi.
Marc merasa kewalahan terus-menerus menyerang Beelzebub tapi pemuda Demon itu tetap tenang dan tidak terlihat bekas luka di tubuhnya sama sekali.
"sial...dia terlalu kuat sekarang," berlahan kekuatan Marc mulai terkuras, dan akhirnya ia berhenti, kewalahan terus-menerus menyerang.
Beelzebub kembali tertawa, kali ini lebih keras dari yang tadi. matanya memandang Marc dengan pandangan merendahkan. "hanya itu kemampuanmu? Kau masih perlu belajar lebih giat lagi beberapa tahun untuk bisa melampauiku Hellhound kecil,"
"Sekarang giliranku," mendapati Marc tak punya tenaga lagi untuk melawan, tanpa membuang waktu Beelzebub mengepalkan tangannya mengambil ancang-ancang dan dengan gesit memukul Marc tepat di ulu hati Hellhound itu.
menyebabkan Marc terpental beberapa meter dari tempatnya berdiri, punggungnya menabrak batang pohon sebelum jatuh ke tanah. Darah segar mengalir dari bibir sang pemuda, dia terbatuk-batuk kecil beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Deadly Sins
FantasiaSejak kecil Eva Scarlett selalu diajarkan untuk tidak percaya dengan yang namanya takhayul atau hal-hal yang supernatural seperti dengan keradaan vampir, werewolf, penyihir, maupun demon. Tapi sejak adiknya menemukan seekor Hellhound di sekitar ruma...