BAB 12

131 7 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote and komen!

Happy Reading 🥳



Setelah pulang dari acara pemakaman sahabatnya, Nayla langsung pulang kerumahnya. Dia masih tidak menyangka bahwa Galih akan pergi secepat itu. Meninggalkan semua kenangan yang masih membekas di ingatannya.

Sekarang dia merasa kesepian di rumahnya. Tidak ada yang menguatkan dirinya saat ini. Kehilangan Galih adalah sebuah hal yang tidak di sangka-sangka.

Kini dirinya mengunci diri didalam kamar. Suara dering handphone mengalihkan perhatian dari lamunannya, ia bergerak mengambil handphonenya yang berada di atas nakas.

Tertera nomor Cakra dilayar handphonenya, ia lalu memencet tombol hijau pada layar untuk mengangkat panggilan dari Cakra.

"Hallo? Nay, lo ada dimana sekarang?"

"Gue di rumah,"

"Gue ke sana sekarang,"

"Hm,"

Tut.

Panggilan berakhir, sepertinya Nayla tidak sendiri sekarang. Gadis itu bersiap-siap untuk menunggu Cakra sampai di rumahnya.

Berapa menit kemudian, Cakra sudah tiba di kediaman Nayla. Laki-laki itu melihat Nayla yang tak baik-baik saja, ia datang ke sini untuk menguatkan gadis itu yang telah ditinggal pergi oleh sahabatnya untuk selamanya.

Nayla menatap kosong ke depan, matanya sembab karena sepulang dari pemakaman Galih, gadis itu menangis sejadi-jadinya karena kehilangan sahabat yang selama ini selalu ada untuknya.

"Udah Nay, lo harus bisa ikhlasin Galih. Dengan lo nangis kayak gini itu buat dia gak tenang disana. Lo harus ikhlas." Cakra mengelus pundak gadis itu untuk menenangkan.

Entah mengapa saat melihat Nayla menangis Cakra menjadi ikut sedih. Dia ingin melihat gadis itu seperti biasanya, gadis yang kuat dan galak, menurutnya.

"Lo butuh pelukan, kan? Sini peluk gue aja," kata Cakra yang membuat Nayla langsung menghambur ke pelukan cowok itu.

"Gue mencoba buat ikhlas untuk kepergian Galih tapi, gue gak sanggup hari-hari nanti tanpa adanya dia," ungkap Nayla kembali menangis dipelukan cowok itu.

"Tenang aja, kan, masih ada gue. Gue akan selalu ada buat lo, Nay. Kapanpun lo butuhin gue, gue siap ada untuk lo," tutur Cakra tulus.

Tangannya mengelus rambut Nayla yang membuat gadis itu merasa nyaman. Cakra mencintai Nayla, dia akan melakukan apa saja untuk gadis yang dia cintai.

Tapi Nayla?

Cakra belum tahu gadis itu akan membalas cintanya atau tidak. Sesuai yang sudah ia katakan hari itu, ia akan mencoba membuat Nayla mencintainya.

Nayla mengangkat wajahnya menatap wajah tampan cowok itu. Ia tersenyum yang membuat Cakra ikut tersenyum.

Andai, Cakra tahu siapa gadis yang berada di pelukannya saat ini. Mungkin, ia akan menerima kenyataan yang membuatnya menyesal karena telah mengenal Nayla.

"Terima kasih, Cakra."

###

Hari ini Nayla sudah kembali bersekolah seperti biasanya. Dia berusaha membiasakan hari-hari yang dia lewati tanpa satu sahabatnya itu, yang sudah tenang dialam barunya.

Pelajaran pertama baru saja selesai, dan ini saat yang di tunggu-tunggu oleh para murid untuk mengisi perut mereka di kantin.

"Ke kantin, yuk?" ajak Manda kepada Nayla dan Mona.

My Psychopath GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang