Berita Buruk

426 59 0
                                    

13 Juni 2021

Kabar buruk tenggelamnya keempat gadis telah menyebar dan menjadi perbincangan. Kabar itu juga sudah sampai ketelinga keluarga keempat gadis. Keempat keluarga itu sekarang sedang berkumpul dipinggir pantai, berharap anak mereka segera kembali.

"Seharusnya Taehyung larang Sana berangkat kemarin," ucap Taehyung sambil menghela napas. Air matanya terasa sudah kering sekarang. Taehyung memeluk Jihyun untuk menenangkannya.

"Ini takdir. Percaya aja Sana bakal segera ditemukan," ucap Soohyun papa dari Sana.

Sementara keluarga Park terlihat murung sangat murung. Keluarga Park yang biasanya dipenuhi dengan senyum sekarang hanya kesedihan yang nampak.

Bogum selaku kepala keluarga sedang memeluk Hyeri istrinya yang tidak berhenti menangis.

"Momo," lirih Hyeri.

Bogum mengelus punggung istrinya. "Dia bakal pulang, Momo bakal pulang Yer."

"Mo, ayo pulang. Abang kasih makanan yang banyak dan semua kesukaan lo, asal lo cepet pulang Mo," ucap Jimin.

Keluarga Lee pun sama. Mereka tampak murung. Minho memeluk istrinya Suzy. Mereka berdua menangis bersama. Menunggu kabar dari putri semata wayangnya.

"Harusnya aku gak izinin Nayeon kemarin," sesal Minho.

Keluarga Jung juga sama terpukulnya. Apalagi Kyung Ho, dia mengantar keempat gadis itu langsung kemarin.

"Bun, harusnya Daddy ikut kemarin hiks," ucapnya sambil menangis. Kyung Ho berjongkok sambil menatap kosong kearah pantai.

Sooyoung memeluk suaminya itu. "Mina dan anak-anak yang lain pasti bakal pulang Dad."

***

Sementara disebuah tempat Nayeon, Momo, Mina, dan Sana tengah terbaring. Mereka masih belum sadar ada dimana sekarang ini.

Seorang gadis berperawakan tinggi menyipitkan matanya. "Hey! Kak Dahyun! Bukankah itu orang hidup?"

Dahyun yang sedang memetik buah segera menoleh. "Itu orang hidup Tzuyu. Sebaiknya kita bawa ke kastil!"

Tzuyu menahan tangan Dahyun. "Raja? Dia pasti akan marah besar."

Dahyun terdiam. "Kalau begitu."

"Evanescet."

Dahyun mengucapkan mantra. Keempat gadis itu lebih tepatnya pepohonan cokelat disekitar mereka menghilang bersamaan dengan keempat gadis itu.

"Kau menghilangkan mereka Kak?" Tzuyu menatap tidak percaya kepada Dahyun.

Dahyun menggeleng. "Tidak bodoh. Aku menyembunyikan mereka. Kita sebaiknya memanggil Kak Jeongyeon, Kak Jihyo, dan Chaeyoung."

Tzuyu mengangguk. "Sebaiknya kita teleportasi saja."

"Apparate."

Tzuyu dan Dahyun berpindah tepat didepan Jeongyeon yang sedang memakan buah. Jeongyeon terkejut bukan main. Matanya menatap tajam dua adiknya itu.

"Kalau mau teleportasi kasih sinyal dulu! Hishhh kalau begini bikin kaget!"

"Salahin Tzuyu Kak. Bukan aku yang mengucapkan mantra nya," ucap Dahyun.

Jeongyeon mendengus. Kemampuan sihir Tzuyu memang masih tak terkendali, jadi Jeongyeon memakluminya.

"Ada apa?"

"Kami berdua menemukan empat orang hidup yang sepertinya tidak berasal dari Negeri Andresea ini," jelas Tzuyu.

"Berita buruk jika Raja sampai mengetahuinya," ucap Jeongyeon.

"Kak Dahyun sudah menyembunyikan mereka dengan mantra Evanescet. Jadi seharusnya aman Kan Ka?"

Jeongyeon mengangguk. "Kalian menemukan nya dimana?"

"Hutan Cokelat. Kami menemukan mereka ketika sedang memetik Buah Bliple," ucap Dahyun.

"Lalu mana buah nya?"

"Kami tinggal. Ish Kak, bukan itu yang penting sekarang. Kita apakan keempat orang itu," kesal Dahyun.

Jeongyeon terkekeh. "Aku akan memanggil Jihyo dan Chaeyoung untuk segera ke Hutan Cokelat."

Jeongyeon memejamkan matanya.

"Braishare."

Jeongyeon mengirimkan pesan kepada Jihyo dan Chaeyoung melalui telepati.

"Kalau begitu ayo teleportasi ke Hutan Cokelat."

Jeongyeon memegang tangan Dahyun dan Tzuyu.

"Apparate."

Ketiganya sekarang berada di Hutan Cokelat. Disusul oleh Jihyo dan Chaeyoung. Mereka berdua langsung terburu-buru mendekati tiga sudaranya.

"Dimana orang itu?!" Chaeyoung panik sambil melihat sekitar.

"Tenang Chae. Kak Dahyun sudah menggunakan mantra nya untuk menyembunyikan keempat orang itu," ucap Tzuyu.

"EMPAT?!" Kaget Jihyo dan Chaeyoung.

"Stttttsssss. Kalian berdua mau pengawal Raja kesini?" Peringat Jeongyeon.

Jihyo dan Chaeyoung lalu menutup mulutnya dengan rapat.

Dahyun menatap ke hamparan tanah cokelat yang kosong.

"Apparent."

Hamparan kosong tadi berubah menjadi pepohonan dan keempat gadis yang masih tidak sadarkan diri.

"Aku tidak menyangka ini terjadi lagi. Terakhir kali ada orang asing masuk adalah beribu-ribu tahun yang lalu," ucap Chaeyoung.

"Jangan membahasnya soal hal itu," peringat Jihyo ketika melihat si Bungsu merasa tidak nyaman.

Kelima bersaudari itu berjalan mendekati keempat gadis yang masih tidak sadarkan diri.

"Wake up."

Jeongyeon mengucapkan mantra untuk membangunkan keempat gadis. Keempat gadis itu terbangun sambil terbatuk-batuk.

Tzuyu terdiam ditempatnya ketika melihat seseorang yang mengingatkannya akan masa lalu. Begitupun dengan saudari Tzuyu lainnya.

"Minatozaki?" Lirih Tzuyu menatap Sana yang sedang mengatur napasnya.

****

Mantra diatas ada yang aku ambil dari Harry Potter ya gengs

Dan maaf kalo gaje ceritanya

Love and Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang