078

9.1K 308 0
                                    

╔═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╗
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓐𝓵𝓵
╚═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╝

Sudah satu bulan lamanya laki-laki itu masih terbaring lemah di atas brankar. Tak bosan Zara selalu datang menjenguk, kadang sampai bermalam di sana.

Zara mengelus puncak kepala Farhan, "Sejauh ini belum juga ada perkembangan. Kamu nggak kasihan sama bayi di kandungan aku, Han?"

"Tolong, Han. Maafin kesalahan aku, bangun ya? Kata Dokter ini hari terakhir, kalo kamu nggak bangun maka mereka menyatakan kamu udah nggak ada." Tangis Zara seketika pecah.

"Aku belum siap hidup tanpa kamu, Han. Setelah ini aku janji akan jadi istri yang lebih baik." Lirih Zara.

Tiba-tiba sebuah tangan meraih bahunya, "Zara, kamu pulang aja dulu. Biar Mama yang jagain Farhan. Kasihan Chey nangis terus, kayaknya dia sakit."

Zara mengangguk lemah, walau terpaksa ia tetap menuruti. Dia tak mau karenanya anaknya menjadi sakit.

◈ ━━━━━━━ ⸙ - ⸙ ━━━━━━━ ◈

"Kenapa nggak bisa diam?" Tanya Zara pada Aila.

Aila menggeleng, "Nggak tau, Kak. Chey dari tadi nangis mulu."

Zara segera mengambil tubuh Chey, "Sayang, badan kamu panas banget, nak."

Perempuan itu mendekap tubuh Chey, ia segera memberikan asi namun Chey tetap menangis.

Tiba-tiba Zara terfikir akan tentang Zafran, apa Chey merindukan Ayahnya?

"Ai, tunggu rumah, ya? Gue mau bawa Chey sebentar." Ucap Zara lalu pergi begitu saja.

◈ ━━━━━━━ ⸙ - ⸙ ━━━━━━━ ◈

Zara datang ke sebuah Rumah Sakit Jiwa, ia segera masuk dan mencari pasien atas nama Zafran.

"Kondisi Pak Zafran mulai membaik, kemungkinan beberapa bulan lagi dia bisa pulang jika sembuh." Ucap seorang Dokter membuat Zara tersenyum.

"Apa bisa saya bertemu dengan Zafran, Dok? Kasihan anaknya menangis terus, sepertinya dia rindu Ayahnya." Jelas Zara.

Dokter itu tersenyum, "Silahkan, masuk saja tidak apa-apa, dia tak akan menyakiti lagi."

Klek!

Knop pintu terbuka membuat Zafran yang sedang memejamkan mata terbangun.

Zara tersenyum lalu mendekati Zafran, "Hay!"

"Za-zara..." Zafran mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia tak menyangka perempuan yang ia rindukan kini datang menjenguknya.

Pandangan Zafran beralih pada bayi di gendongan Zara, "It-itu, anak kita?" Tanya Zafran.

"Iya, Zafran. Itu anak kita, darah daging kita."

Zara langsung memberikan Archeline pada Zafran, dengan gugup ia menggendong Archeline, "G-gue boleh gendong?"

"Tentunya."

FARHAN [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang