Bagaimana bisa??
Dia seharusnya sudah mati
Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati.
Lalu kenapa ia kembali?
Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_______
"Ma, Pa, ada yang pengen ketemu sama kalian."
Cassiopeia dan Effendi mengernyitkan keningnya heran. Siapa juga yang ingin menemui mereka di hari libur seperti ini?
Ya, Meda sudah diizinkan pulang dua hari yang lalu, dan mereka saat ini sedang berkumpul diruang keluarga. Lengkap bersama Ares, dan juga Eros.
"Siapa, sayang?" Tanya Cassy kepada putrinya itu.
Meda melirik ponselnya dan melirik pada pintu yang mengeluarkan suara bel.
"Itu orangnya, tunggu sebentar."
Gadis itupun melenggang menuju pintu dan membukakannya. Disana, sudah berdiri pria tua yang biasa ia panggil kakek dengan pakaian santainya.
"Kakek!!"
Sambut Meda yang langsung memeluk pria itu.
"I miss you too, sayang."
"Meda gak bilang kalo rindu kakek"
"Tapi aku tau kau merindukanku, buktinya kau langsung memelukku begitu aku datang." Ujar Kristoff menggoda cucunya.
"Yah, terserah kakek saja!"
Dan gadis itupun melenggang meninggalkan pria tua itu dan menuntunnya menuju ruang keluarga yang sudah ada semua orang yang menunggu.
"Tch, gadis itu. Mirip sekali dengan Cassandra." Kekeh Kristoff sembari mengikuti langkah gadis yang lebih mirip pada Affandi daripada putrinya, Cassandra. Tetapi sifatnya benar-benar putrinya sekali.
"Siapa yang ditemui Meda, Pa?"
Effendi menggelengkan kepalanya karena tidak tau. Apalagi Meda selama ini jarang keluar selain bersama teman-temannya, jadi siapa juga yang gadis itu kenali baru-baru ini.
Ares mengepalkan tangannya, dari ruang keluarga memang terlihat pintu berada. Apalagi jelas didepan mata Meda, adiknya, memeluk seseorang dengan antusias. Seperti bertemu dengan orang yang istimewa.
"Papa tau dia siapa?"
Lagi-lagi Effendi menggeleng, dari posisinya tak terlihat siapa yang datang. Jadi, ia tidak berani menebak-nebak siapa yang akan menemuinya.
Hap!!
"Jangan merajuk"
"Siapa?"
"Kau"
"Aku tidak merajuk"
"Baiklah, baiklah terserah kau saja"
Sweet banget gak sih, sepasang cucu dan kakek ini?
Mereka sampai diruang keluarga, menghadap Cassiopeia dan Effendi yang sontak berdiri melongo.
